Play Hard, Fall Hard IV

1.2K 122 46
                                    

Warn! Sex scene





Suara kecipak bibir yang beradu mengisi pagi. Seorang putra miliarder tengah asik bercumbu dengan asistennya di ruang tengah paviliun si pemuda kaya raya. Tangannya mengalung nyaman di leher asistennya dan pinggulnya terus bergoyang mencari kenikmatan pada tubuhnya yang tak berbusana.

Si asisten memimpin permainan. Melumat penuh nafsu menunjukkan keahliannya dalam hal itu. Lidahnya bergerilya. Menjajah mulut sang tuan untuk menandai daerah kekuasaannya.

Berjalan menuju kamar tanpa melepas pagutan, keduanya sesekali menabrak barang-barang di sekeliling hingga berjatuhan. Mungkin orang akan melihat tempat itu seperti lokasi bekas perampokan, namun kenyataannya hal itu timbul akibat dua orang yang tengah dikuasai nafsu.

Tugas utama Changbin adalah melayani segala kebutuhan Felix dan kini artian itu semakin luas ketika lelaki itu turut melayani tuannya di ranjang. Keduanya telah saling himpit. Saling tindih dengan bibir yang tak pernah lepas satu sama lain.

"Mhhh."

Sang tuan melenguh pelan ketika sebuah benda tumpul menembus satu-satunya lubang di bawah tubuhnya. Pinggulnya terangkat memberi akses pada jemari asistennya untuk semakin berkuasa. Pelukan di leher lelaki itu tak terlepas, pun dengan bibir yang saling mencumbu tanpa tau rasa kelu.

"Nghh Changbin," lenguhnya ketika sedetik ciuman mereka terlepas.

Nafas sang asisten makin memburu dikuasai nafsu. Keduanya dalam keadaan sadar. Tanpa alkohol. Tanpa obat perangsang. Mereka melakukannya atas dasar kemauan juga nafsu yang membumbung tinggi di pagi hari yang cerah ini.

"Ingin pelan atau langsung ke inti?" Tanya Changbin dengan nada lembut yang menggetarkan hati.

Felix menatap Changbin yang mengukung tubuhnya. Tangannya mengusap pipi sang asisten sebelum kemudian kembali menyatukan bibir mereka secara singkat.

"Pelan," jawab Felix dengan mata yang lekat menatap Changbin yang tengah menanggalkan pakaiannya sendiri.

Sebuah jas yang membalut tubuhnya telah tanggal diikuti kemeja putihnya hingga kini hanya tersisa celana kainnya. Tak langsung melepas seluruhnya lelaki itu kembali memagut bibir sang tuan. Seolah ada magnet keduanya kembali berpagut nikmat seperti sepasang kekasih yang tengah melepas kerinduan.

Mereka bergerak secara naluri. Seakan mereka pernah merasakan sentuhan yang sama keduanya menikmati permainan dengan begitu menghayati. Puas dengan bibir, Changbin turun mengecupi pipi hingga dagu sang tuan yang hanya mendongak membiarkan asistennya melakukan apapun padanya. Leher putih itu tak luput menjadi sasaran kecupannya. Pun dengan dada sang tuan yang kini bergerak naik turun menyesuaikan nafsunya.

"Ahh.."

Felix mendesah lembut ketika benda tak bertulang yang basah membelai dadanya dimana dua tonjolannya telah menegang terbawa nafsu. Jemarinya bergerak bebas meremas-remas rambut asistennya hingga berantakan dan pinggulnya tak hentinya bergerak menyesuaikan gerakan tangan Changbin yang sedari tadi tak terlepas dari sarangnya.

"Kenapa tiba-tiba pasrah begini?" Tanya Changbin sembari menyentuh kejantanan Felix yang sudah menegang menyebabkan sang empunya kembali mendesah.

"Aku anak yang baik kan?" Tanya Felix dengan mata sayu memandangi asistennya yang tengah memuaskan dua hal di bawah sana.

Kocokannya dipercepat, pun dengan gerakan tangannya yang membuat Felix mendongak penuh nikmat. Perlahan tubuh mulus itu kian menegang hingga nafasnya makin cepat diikuti suara desahan panjang yang mengakhiri sesi awal permainan mereka.

"Anda benar-benar anak yang baik ketika begini," puji Changbin yang kemudian memberikan kecupan di bibir Felix yang terbuka untuk mengais oksigen sebanyak-banyaknya.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang