Chaotic VII

426 67 25
                                    

Felix bangun karena merasa terganggu dengan cahaya yang masuk melewati jendela. Pemuda manis itu meregangkan tubuhnya hingga ia menyadari bahwa orang yang semalam memeluknya sudah tak ada di sampingnya. Bisa dibilang semalam merupakan salah satu malam dimana Felix bisa tidur sangat nyenyak dan ia cukup berterima kasih pada Changbin soal itu.

"Ah segar sekali udara disini," gumam Felix sembari mengambil ponselnya yang diletakkan di nakas.

Seketika Felix bangun dan dengan tergesa masuk ke kamar mandi setelah melihat waktu yang tertera di layar ponselnya. Ia terlambat mengikuti acara pagi!

Sekitar 20 menit kemudian Felix sampai di tempat acara diadakan. Kegiatan hari itu masih ada perlombaan dan nantinya akan ditutup dengan pertunjukan seni. Orang-orang telah berkumpul di aula bertembok kaca yang menghadap langsung ke arah pemandangan pebukitan. Felix menyelinap masuk dan duduk di samping Hyunjin yang sedang berteriak heboh memberi semangat pada peserta hingga matanya menangkap Changbin yang duduk tenang di salah satu sudut sembari menatap menyebalkan ke arahnya. Pasti lelaki itu sengaja tidak membangunkannya kan? Menyebalkan sekali.

"Berapa banyak lomba yang sudah aku lewatkan?" Tanya Felix sembari menyenggol lengan Hyunjin.

"Banyak, kau darimana?"

"Baru bangun."

"Melihatnya sudah ada disini sejak pagi artinya kau berkata jujur."

"Apa maksudmu?"

"Kau sungguhan baru bangun dan bukan terlambat karena bermain papa mama lagi," ucap Hyunjin dengan entengnya membuat Felix refleks memukul pelan lengan pemuda itu.

"Jaga bicaramu, Hwang."

"Haruskah ku beri hansip di sekitar bibir seksiku?"

Felix mengerinyit geli dan pemuda manis itu memilih tak menanggapi Hyunjin sebelum rekannya itu membongkar kehidupan pribadinya lebih banyak.

"Felix, kau melewatkan kejadian seru tadi pagi," ucap Hyunjin yang menarik perhatian Felix.

"Kejadian apa?"

"Tadi pagi Pak Changbin mengumumkan akan menikah," bisik Hyunjin seolah tak ingin ada orang lain yang mendengar ucapannya.

"HAH?!"

Felix berteriak heboh. Suaranya yang berat tentu menarik perhatian seluruh orang. Pemuda manis itu membungkuk meminta maaf sebelum kemudian menarik Hyunjin mundur dan agak menjauh dari keramaian.

"Apa maksud ucapanmu itu?" Tanya Felix yang sudah berdebar menunggu penjelasan Hyunjin.

"Bohong."

"Apa?"

"Aku bohong."

"Apa maksudmu bohong?"

"Ingin lihat saja siapa yang menyukai siapa," ucap Hyunjin dengan senyum mencurigakannya yang membuat Felix sangat ingin menjambak pemuda itu.

"Menyebalkan, kau sudah mempermalukanku di depan umum."

"Tenang, aku tak akan bertindak terlalu jauh. Takut pada pawangmu."

Hyunjin meringis tanpa dosa sebelum kemudian kembali mendekati keramaian meninggalkan Felix yang hanya bisa menggerutu seorang diri.











Jam makan siang tiba. Para karyawan berbondong-bondong menuju restoran penginapan untuk mengisi perut mereka yang mulai keroncongan. Tak terkecuali Felix yang merasa sangat lapar karena ia melewatkan sarapan.

Selesai makan siang mereka dipersilahkan untuk beristirahat hingga sore nanti akan diadakan pertunjukan seni. Felix memutuskan untuk kembali ke kamar. Ia ingin berbaring sebentar dan rencananya ketika matahari sudah tak terlalu terik ia ingin berjalan-jalan di sekitar penginapan.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang