Felix menggeliat di atas ranjang. Malam pertamanya di rumah Changbin tak seburuk yang ia kira. Mungkin karena mereka belum banyak berinteraksi membuatnya tak terganggu dengan lelaki itu, terlebih jarak kamar mereka yang cukup jauh sehingga Felix bisa lumayan bebas untuk menelpon temannya ketika suntuk.Kebiasaan Felix tiap bangun tidur adalah kencing jadi pemuda manis itu segera turun dari ranjang untuk pergi ke toilet yang ada di luar kamarnya. Hanya dengan mengenakan boxer super pendek Felix keluar dari kamar hingga ia dibuat terkejut ketika Changbin berada tepat di depan pintu dengan tangan yang menggantung di udara.
"Selamat pagi," ucap Changbin menyadarkan Felix dari keterkejutannya.
Refleks Felix kembali menutup pintu dengan membantingnya. Wajahnya pucat dan ekspresinya seperti tak bernyawa. Bagaimana bisa ia mengabaikan kemungkinan bahwa Changbin bisa saja berada disana? Menatapnya dengan penampilan mengerikan di pagi hari. Bukan hanya karena boxer pendeknya, tapi juga kenyataan bahwa boxer itu bergambar boneka berwarna-warni yang sangat menggelikan.
Tok tok
"Felix."
Tidak! Jangan memanggilnya! Mau ditaruh mana wajahnya sekarang?
"Felix, buka pintunya."
Felix buru-buru memakai hoodie yang cukup besar sampai menutupi setengah pahanya setelah itu barulah ia membuka pintu untuk menghadapi Changbin. Lelaki itu masih memakai pakaian santainya tapi dari aromanya Felix tau bahwa gurunya itu sudah mandi.
"Hari ini kau berangkat sekolah bersama saya, jadi saya harap kau bisa siap lebih pagi."
"Hari ini kan saya akan membuat SIM pak."
"Siang nanti guru-guru ada rapat sehingga siswa dipulangkan lebih awal. Kau bisa membuat SIM setelah pulang sekolah nanti," ucap Changbin menjelaskan dan diangguki oleh Felix.
"Sendiri pak?"
"Kau mau saya temani?"
Dengan cepat Felix menggeleng. Ia punya banyak teman yang lebih seru, jadi Changbin adalah pilihan terakhir dalam daftarnya atau bahkan lelaki itu sama sekali tak masuk ke dalam daftar.
"Saya akan mengajak salah satu teman saya saja."
"Siapa?"
"Ya teman."
"Namanya."
"Belum tau."
"Kenapa belum tau?"
"Kan belum bertanya siapa yang bisa."
"Cari tau sekarang, setelah itu beritau saya," ucap Changbin memaksa membuat Felix harus bersabar menghadapinya.
"Saya mau buang air dulu pak."
"Mandi sekalian."
"Iya."
"Saya tunggu di bawah."
"Iya pak."
"Berikan jawaban dengan siapa kau pergi nanti."
Kali ini Felix tak menjawab dan membiarkan Changbin pergi dari hadapannya. Ternyata penderitaan yang sesungguhnya belum dimulai. Kini Felix mulai mempertanyakan nasibnya satu bulan ke depan.
Felix turun dengan penampilan yang sudah rapi. Kakinya melangkah menuju meja makan yang berbatasan langsung dengan dapur dan juga ruang tengah. Di meja sudah ada dua piring nasi goreng dan juga telur mata sapi yang menjadi pemanisnya. Sang koki berada disana, duduk menikmati kopinya sembari bermain ponsel hingga ia menyadari keberadaan calon pasangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 7 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : August 3rd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearry10. Saya hanya meminja...