Oh! My Baby III

938 126 66
                                    


Hari-hari berjalan normal. Tak terasa kehamilan Felix telah memasuki usia 4 bulan. Meski ngidamnya sudah tak separah sebelumnya namun tampaknya kadar keanehan Felix belum juga berkurang. Sepertinya untuk masalah itu memang sudah bawaan lahir dan bukan bawaan hamil.

Seperti hari ini, Changbin tengah bekerja di kantornya seperti biasa. Bergelut dengan desain dan sebagainya, pemuda itu terlihat sangat fokus hingga sebuah panggilan mengalihkan perhatiannya.

"Halo?"

"Kakak dimana?"

"Di kantor, ada apa?"

"Aku ada kerjaan di dekat kantor kakak, aku mampir ya?"

Changbin lumayan bimbang, pasalnya beberapa orang di kantornya belum tau kalau ia sudah menikah dan bahkan akan segera menjadi ayah, kecuali orang-orang yang menjadi saksi ketika Felix datang meminta pertanggung jawaban beberapa bulan lalu. Bukan maksudnya menyembunyikan pernikahan, hanya saja ia tak siap mendengar tanggapan orang lain tentang pasangannya yang seorang laki-laki. Wajar kan jika seorang straight seumur hidupnya merasa demikian?

"Kak."

Changbin tinggal memilih. Antara membuat Felix marah dan harinya sendiri menderita atau mempertahankan egonya.

"Iya mampir saja," jawab Changbin yang akhirnya memilih satu yang menjadi prioritasnya sekarang. Terserah apa kata orang, yang penting anak istri bahagia. Lebih tepatnya ia ingin mempertahankan keberlangsungan hidupnya.

"Oke."

Felix mematikan panggilan dan Changbin kembali sibuk dengan kegiatannya hingga beberapa saat kemudian seorang satpam datang mengatakan bahwa seseorang mencarinya. Dengan segera Changbin merapikan mejanya sebelum kemudian keluar untuk menemui Felix yang menunggunya di dalam mobil.

"Pergi sendiri?" Tanya Changbin sembari duduk di kursi penumpang.

"Iya, hanya meeting dengan salah satu brand jadi aku tidak mengajak asistenku."

"Menurutmu bagaimana jika kita merekrut seorang sopir untuk mengantarmu?" Tanya Changbin setelah melihat perut Felix yang semakin membuncit tertutup kemeja oversize-nya.

"Untuk apa?"

"Agar kau tidak perlu menyetir. Sampai mama tau pasti aku dimarahi karena membiarkanmu pergi-pergi sendiri."

"Ya jangan beritau mama."

Akan sulit membujuk Felix. Changbin harus mempersiapkan sebuah alasan dulu sebelum kembali membujuk pemuda manis itu.

"Tadi aku mampir ke kedai kopi sebelum kesini. Ice americano kan?" Ucap Felix sembari memberikan segelas kopi pada Changbin.

"Terima kasih."

"Nanti pulang tepat waktu atau lembur?"

"Sepertinya aku akan pulang agak terlambat karena harus mengunjungi rumah klien yang sedang dibangun. Aku sekalian makan di luar saja, kau tidak perlu memasak," ucap Changbin yang diangguki oleh Felix.

"Nanti malam aku izin pergi ya?"

"Kemana?"

"Bertemu teman-teman di cafe dekat rumah. Tidak jauh kok."

Felix menatap penuh harap. Changbin adalah anak yang sangat patuh pada perintah orangtua jadi pemuda itu selalu melaksakan setiap larangan dari mamanya dan mama Felix. Termasuk tidak membiarkan Felix pergi sendiri terutama saat malam hari.

"Apa tidak bisa meminta salah seorang temanmu untuk menjemput ke rumah?"

"Tidak enak ah."

"Aku antar."

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang