"Bukannya ke arah sini ya?""Bukan, aku yakin arahnya kesini."
"Oh.."
Mobil hitam melaju membelah jalanan yang sepi. Si pengendara mencoba berhati-hati dengan tak melaju dalam kecepatan tinggi, namun musibah tak bisa dicegah. Sebuah truk bermuatan berat melaju kencang dari arah berlawanan membuat pengemudi mobil panik dan ketakutan.
"CHANGBIN AWAS!"
BRAAKK
"Hah.. Hah.."
Changbin bangun dalam keadaan berkeringat. Nafasnya memburu dan matanya mengedar ketakutan hingga perlahan ia tenang ketika mendapati dirinya berada di dalam kamar. Mimpi buruk itu terasa begitu nyata tapi ia tak mengingat apapun tentang segala hal yang muncul di mimpinya. Apakah ini ada hubungannya dengan kecelakaan yang pernah ia alami?
Tok tok
Suara ketukan di pintu menyadarkan Changbin dari lamunannya. Lelaki itu bangun dan segera membuka pintu hingga gumaman dari orang di baliknya membuatnya kembali menutup pintu. Dengan cepat lelaki itu memakai baju seadanya untuk menutupi tubuh bagian atasnya sebelum kemudian kembali membuka pintu dimana Felix masih berdiri disana.
"Ada apa? Kenapa tuan datang kesini?"
"Kita hanya berdua kan?"
"Kenapa kau datang kesini?" Tanya Changbin meralat ucapannya.
"Asistenku belum muncul jadi aku datangi saja ke kamar."
Changbin menoleh ke arah jam dinding hingga ia terkejut mengetahui bahwa jam sudah menunjukkan pukul 9 dan ia baru saja bangun. Benar-benar bukan kebiasaannya.
"Maaf."
"Jika kau baru bangun kenapa tubuhmu berkeringat?" Tanya Felix sembari menyeka keringat di kening Changbin.
"Tidak apa-apa."
"Apa kau mimpi bercinta denganku?"
"Apa kau minum obat perangsang lagi?"
"Memangnya hanya obat perangsang yang bisa membuat seseorang berbicara kotor? Kalau aku mau juga aku bisa bicara seperti itu sepanjang hari."
Changbin menggeleng, ia tak mau kembali pada masa buruk itu lagi.
"Sana mandi, setelah itu temani aku berbelanja."
"Belanja?"
"Apa? Kau tidak mau mendukung kegiatan positifku? Aku mau belajar memasak. Kau dengar? Aku. Belajar. Memasak," ucap Felix sembari menerobos masuk ke kamar Changbin dan mendudukkan dirinya di ranjang sang asisten.
"Kau yakin mau memasak?"
"Jadi kau mau aku hanya mengangkang menggodamu? Boleh juga. Ayo."
Felix mengangkat kedua kakinya membuat Changbin segera menariknya turun sebelum Felix makin gila.
"Aku siap-siap dulu. Apa kau mau menunggu disini?"
"Iya."
Changbin mengambil pakaian kerjanya untuk dibawa ke kamar mandi. Ia tak mau ganti baju di kamarnya karena malas meladeni Felix yang sepertinya sedang kumat gilanya.
"Jangan pakai itu, aku tidak mau terlihat mencolok. Pakai saja pakaian santaimu."
"Itu menyalahi aturan."
"Siapa peduli? Kau kan asistenku, yang berani protes biar ku sumpal mulut mereka dengan rumput."
Changbin menghela nafas. Memilih mengambil pakaiannya yang lain daripada harus banyak berdebat dengan tuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 7 [ChangLix]
FanficKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : August 3rd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearry10. Saya hanya meminja...