Hari ini, Haechan tidak ada jadwal sama sekali atau anak itu libur, bersama Mark, Haechan menginap di dorm ilichil. Kalau Mark memang masih tinggal di sana, Haechan datang karena Doyoung menelfon nya untuk menginap di dorm, rindu katanya. Sekarang ini Haechan berbaring dengan paha Taeyong sebagai bantal nya, elusan di kepala nya membuat Haechan memejamkan mata nyaman, Mark duduk di sebelah kaki Haechan dengan ponsel di tangan si Canada. "Besok, jadi liburan nya??" Haechan mendongak menatap Hyung nya lalu mengangguk. "Anak-anak udah bikin list nya, kalau batal bisa di cincang aku Hyung." Taeyong terkekeh. "Mereka kan sama seperti mu, meskipun kecil!! Semua nya menyeramkan" Doyoung yang ikut bergabung menimpali. "Teman Haechan kan memang menakutkan, Yong." Haechan mendelik ke arah Hyung nya itu, enak saja begitu-begitu mereka itu pengertian kok."Apa!! Jangan melotot, aku sudah sering jadi korban kalian, apalagi kau." Sembur Doyoung santai. Haechan mendecak, tapi apa yang dikatakan Doyoung tidak salah, bahkan bagi mereka sendiri terkadang juga menyeramkan. "Hyung, aku tiba-tiba pengen makan bibimbap bikinan Jaehyun Hyung!!" Seru Haechan sembari memainkan jari Taeyong yang tadi mengelus rambut nya. "Tunggu sebentar, Hyung telfon dia dulu!! Agar nanti pas pulang Jaehyun belanja sekalian." Haechan mengangguk, dia tidak merasa merepotkan Hyung nya, karena tau kalau Jaehyun amat menyayangi nya, jadi Haechan pun tanpa sungkan meminta Hyung nya itu memasak kalau dia ingin makanan masakan dari nya. "Jaehyun sudah di jalan, sabar ya aegi~." Tidak ada jawaban, karena anaknya asik sendiri.
Jaehyun benar masak apa yang di inginkan Haechan, di bantu Doyoung, sedangkan Haechan duduk diam di counter sembari mengamati mereka dari situ, dan menyuruh Doyoung ini itu sampai membuat Hyung nya itu kesal, senang saja sih melihat Hyung nya marah marah, tapi kalau Taeyong beda lagi cerita nya, karena Haechan enggan menjahili leader nya itu. "Aku adukan Taeyong nanti, kalau tidak bantu!! Sebaiknya diam." Tuh kan, lagi lagi di semprot Haechan nya. "Kan aku cuma kasih tau, kok Hyung nyolot" Doyoung sudah menggulung lengan kemeja nya, tinggal menerjang Haechan saja, ehh anaknya di culik Yuta sebelum perang dunia terjadi.
"Kau itu, suka sekali membuat Doyoung teriak teriak" Haechan tertawa mendengar teguran Yuta. "Lucu tau Hyung, Doy Hyung itu ngk bisa marah beneran kalau sama aku" Yuta menghela nafas jengah, memang sih seberapa jahil nya mangne satu ini mereka tidak akan pernah marah, karena di balik sifat jahil nya Yuta tau kalau Haechan begitu mencintai para member nya, cinta seorang adik kepada kakak kakak nya. "Terserah saja, tapi jangan saat dia pegang pisau, kalau salah timing bisa saja kau jadi masakan juga." Haechan merinding seketika, ya walaupun tidak mungkin di lakukan juga oleh Doyoung. "Mending ke kamar ku saja, aku ada komik baru untuk mu" mata Haechan langsung berbinar, dia mengikuti langkah Yuta kekamar Hyung jepang nya itu, lalu masuk kedalam duduk diam di kasur Hyung nya menunggu Yuta mengambil kan apa yang tadi di katakan. "Nih" Haechan menerima nya dengan senang hati. Yuta mengusak surai si kecil gemas, dia baru pulang dari negara nya, dan tau betul kalau adiknya itu begitu menyukai komik yang selalu ia hadiah kan. "Dasar wibu" Haechan bodo amat, orang anaknya udah buka plastik yang membungkus komik itu dengan antusias.
Yuta membiarkan Haechan, dia duduk di meja nya dengan laptop menyala, taulah sembari menunggu dua member nya selesai masak Yuta melihat beberapa video jaman dulu ketika Haechan masih kecil, senyum nya tercipta saat mengingat bagaimana anak itu mengejar anjing kecil di depan dorm mereka meminta agar di pelihara, sayang nya mereka menolak, bukan tidak mau tapi kesibukan mereka yang membuat Hyung nya menolak, siapa yang akan merawat anak anjing itu apalagi setelah beberapa saat pemilik nya datang, hingga menyebabkan Haechan merajuk seminggu penuh pada mereka. "Dasar anak kecil" Haechan tidak mendengar nya karena memang Yuta hanya bergumam pelan.
"Makanan siap,,," teriakan Doyoung, menandakan kalau mereka harus keluar, Yuta bangkit dan mengajak Haechan yang seperti nya tidak mendengar teriakkan pemuda Kim itu. "Ayo, Doyoung sudah manggil" Haechan meletakkan komiknya dengan halaman masih terbuka, Yuta tau pasti setelah makan anak itu akan kembali ke kamar nya, biarlah Yuta juga tidak mempermasalahkan yang penting Haechan nyaman saja.
"Lama sekali, kau jalan dari Myeongdong ya!!" Haechan mengangguk saja, lelah dia tuh. Padahal tidak melakukan apapun.
"Aneh," cibir Doyoung, tapi langsung di tatap Taeyong jadi nya dia duduk diam dan mulai makan bersama.
"Hyung" semua menoleh, Haechan meringis melihat mereka semua menatap nya. "Hehe, lupa"
"Kau itu kebiasaan, Hyung mu banyak!! Panggil dengan nama nya sekalian." Haechan lagi lagi hanya tertawa kering. "Maksud ku, Jaehyun Hyung, nanti temani aku ya?? Mau keluar sebentar" Jaehyun mengangguk. "Habiskan makananmu"
Hanya bunyi dentingan sendok, sumpit dan garpu, setelah yang bertugas membereskan meja adalah Jungwoo. "Aku bantu Hyung" Jungwoo menggeleng. "Tidak usah, kau kan mau pergi, mumpung belum malam sekali!! Bergegas lah" Haechan mengiyakan, Jungwoo yang terbaik memang.
"Ayo"
Jaehyun membawa mobil sendiri, lebih suka pergi berdua saja dengan mangne nya itu. "Hyung, nanti mampir ke dream sebentar ya"
"Kau mau menginap di ilichil lagi??"
"Eum, aku cuma ambil barang kok."
"Nanti anak dream menahan mu"
"Tidak, mereka tau kok kalau aku akan datang dengan Hyung."
"Baiklah."
Jaehyun mengantar Haechan ke dorm anak dream, ternyata disana lengkap minus Mark, karena leader dream itu berada di ilichil dengan Haechan tadi. "Kau datang??"
"Eoh, hanya mengambil sesuatu!" Disini Haechan punya kamar sendiri, tapi lebih sering tidur di kamar Jeno, atau Renjun. Dia juga sering mendusel pada Ji-Sung meskipun tidak sesering seperti ke Jeno.
Renjun mengangguk, mempersilahkan Jaehyun duduk dan mengambil minum untuk Hyung nya. "Kalian mau kemana??" Tanya Jeno, dia baru saja sampai tidak lama kemudian Haechan juga masuk. "Haechan mau beli sesuatu katanya"
"Kau mau beli apa?" Haechan yang baru saja keluar dari kamar, langsung di tanya begitu ya jelas bingung. "Kata Jaehyun hyung, kau mau beli sesuatu" oke Haechan paham. "Aku butuh benang, dan aku juga ingin jalan-jalan dengan Jaehyun Hyung." Jeno mengangguk, dia tidak bertanya lagi.
"Minum dulu Hyung," Renjun duduk di depan Jaehyun dan Jeno, Haechan mendempet Renjun lalu memeluk nya. "Injun,,,," Renjun membiarkan, dia hanya menoleh. "Kenapa??" Haechan semakin menenggelamkan wajahnya. "Besok saja, hari ini aku sedang buru-buru, ayo Hyung!!" Jaehyun yang baru saja meneguk teh buatan Renjun pun beranjak lalu pamit pada mereka. "Dahhh injun,,, jangan rindu ya,,," teriak nya lantang. "Anak itu" gumam Renjun dan Jeno bersama, mereka tertawa setelah mobil Jaehyun tidak terlihat.
Tipis dulu momen nya, lagi mikir aing,,,,
Pengen nya ngk masuk konflik, tapi?? Apa ngk terlalu flat.
Ahhh--- mwolla 🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️
Randomsi bocil kematian yang di sayangi hyungdeul nya.. si bayi yang mau menjadi dewasa tapi selalu di manjakan oleh orang sekitarnya. Haechan mang-ne brother ship ilichil Hyung manajer hyung staff dan lain-lain