Gimana sih?? Rasanya punya something!! Tapi ngk bisa ngungkapin nya, apalagi ngerasa ngk berguna juga karena kelemahan kita?? Itu juga yang lagi jadi pikiran Haechan, dia dan Yuta sampai dua jam lalu, saat hari sudah mulai beranjak sore karena mereka singgah di beberapa rest area juga agar Yuta bisa istirahat sejenak.Saat sampai, ibunya menyambut dengan pelukan rindu yang amat Haechan nantikan, sekarang Haechan ada di kamar nya yang sangat sudah lama tidak di huni oleh pemiliknya, "kenapa melamun??" Yuta masuk lalu merebahkan tubuhnya di kasur Haechan, awalnya Yuta di suruh menempati kamar tamu. Tapi dia menolak dan meminta agar di ijinkan untuk sekamar dengan Haechan saja. "Tidak kok" Yuta mendekati mangnae nya, lalu mengusap kepala nya pelan, menyalurkan kasih sayang yang ia punya, "kau tau kan!! Kalau sebagian dari hidup Hyung, Hyung habiskan bersama mu." Haechan mengangguk, "Hyung tau perasaan mu sedang tidak baik, tapi apa Hyung setidak bisa kau percaya sampai tidak mau bilang padaku apa yang kau rasakan??" Haechan terdiam, wajahnya kembali murung, Yuta terus mengusap kepala yang lebih muda, setelah sekian detik terdiam malah Yuta mendengar isakan anak itu, "hei, kenapa malah nangis??" Yuta langsung mendekap Haechan dari samping, Haechan duduk menghadap jendela dan Yuta berdiri di sisinya.
"Aku nyusahin ya Hyung?" Yuta menggeleng, "kata siapa" Haechan menenggelamkan wajahnya di perut keras milik Yuta, "aku merasa, kehadiran ku hanya membuat kalian kesulitan" Yuta semakin mengeratkan pelukannya, tidak tau Haechan memiliki perasaan seperti itu karena apa?? Tapi Yuta menjadi takut akan setiap pernyataan yang akan Haechan ucapkan. "Hei, dengar Hyung!!" Yuta menangkup pipi Haechan yang sudah basah dan matanya yang sembab, "kau tau kan kalau Hyung juga punya adik di Jepang" Haechan mengangguk, "meskipun begitu, Hyung bersyukur karena memiliki adik seperti mu. Hyung bangga punya adik yang hebat seperti Donghyeok, Hyung malah terkadang iri kenapa Donghyeok ini bisa begitu sempurna di mata Hyung!!" Haechan masih sesegukan, "kau itu tidak pernah merepotkan, jangan merasa seperti itu. Kalau ini karena kau mendengar kata orang lain atau karena tiba-tiba Hyung minta menemani mu kemari, jangan berpikir seperti itu, karena ini semua Hyung memang mau." Yuta beralih menggenggam tangan Haechan, "aku bersyukur karena mengenal mu, dan menjadi Hyung mu!! Meskipun aku tidak pandai mengungkapkan sayang Hyung seperti yang lain, tapi Hyung sangat menyayangi mu seperti mereka yang juga selalu menunggu dan mendukung mu, aku dan yang lain selalu berusaha untuk membuat Haechan-ie si keras kepala merasa nyaman dan aman saat bersama kami, mungkin kau sudah tau, tapi Hyung juga akan mewakili Hyung mu yang lain untuk mengatakan ini, Lee Donghyeok, kami mencintai mu" (cinta yang bermakna antara seorang adik dan kakak nya).
Haechan memeluk Yuta lagi, kali ini lebih erat, meskipun dia masih tidak bisa mengatakan apa something nya, setidaknya Yuta merasa lega kalau Haechan tidak berpikir yang macam-macam.
______
"Ini beneran si gembull ngk pamit sama kita" gerutu Jaemin, Mark hanya menoleh sebentar sebelum duduk untuk di rias, "kan berangkat nya pagi Na" saut Renjun, jujur Renjun juga merasa kesal dengan sahabat nya itu, pergi tapi ngk bilang-bilang. "Ya kan bisa ngechat atau telfon kek" sambar Jaemin kesal juga, Renjun merotasi matanya, "sudah sih, biarin anaknya tenang dulu" kata Jeno, Mark mengangguk. "Nanti kalau sudah mendingan, dia juga bakal kasih kabar kok" tenang Mark, tapi Jaemin tetap saja menggerutu tidak jelas.
"Sepi banget, ngk ada Haechan Hyung" sendu Chenle, dia membuka galeri ponsel nya, dimana terdapat beberapa foto Haechan bersama dirinya, "kau merindukan Haechan Hyung" duduk Ji-Sung di samping Chenle, yang membuat kepala bocah China itu terjatuh di bahu nya, "eung, aku tidak akan bisa melihat nya bersedih terlalu lama Ji" Ji-Sung mengangguk, dia juga tidak mau melihat Hyung kesayangan nya bersedih tapi apa yang bisa diperbuat oleh nya.
"Sudah, jangan mellow!! Setelah jadwal ini berakhir kalian kan bisa nyusul" Chenle tersenyum senang sebelum senyum nya luntur ketika ingat kalau jadwalnya selesai seminggu lagi, dan itu berarti Haechan sudah akan kembali ke Seoul. "Ishh, kan Haechan Hyung cuma tiga hari disana nya".
_______
Kembali ke Jeju lagi.
"Beneran mau tidur sama Hyeok, nak!!" Tanya ibu Haechan kurang yakin, ya dia masih ingat benar kalau Haechan paling anti kalau kamar nya di masuki orang lain termasuk adiknya, kecuali sang ibu karena butuh membersihkan kamar anak sulungnya itu, "iya eommanim" jawab Yuta sopan, mereka sedang makan malam, dan ibu Haechan masih terus menanyakan hal yang sama pada Hyung anaknya itu, "Hyung, Haechan Hyung kalau tidur serem tau, mending sama aku saja" Haechan langsung mendelik ke arah adiknya, yang mana membuat Donghyun (adik Haechan) mengkeret takut, "gapapa, Hyun-i!! Hyung sudah biasa kok" ucap Yuta setelah terkekeh sebelum nya karena ulah adik Haechan yang sama-sama menggemaskan nya seperti Haechan, kenapa adiknya tidak bisa menggemaskan seperti Haechan sih. Kan Yuta kurang greget gitu kalau ketemu.
Setelah drama sekamar dengan mangnae nya, Yuta merebahkan diri di ranjang milik Haechan, menunggu anak itu yang masih mencuci muka. "Hyung belum tidur" tanya Haechan setelah keluar dari kamar mandi, "nunggu kamu" Haechan menoleh cepat, dia sebenarnya tidak apa kalau sekamar dengan Yuta, apalagi sudah lama juga dia tidak tidur bersama dengan Hyung jepang nya itu, "kalau ngantuk ya tinggal tidur saja, kenapa menunggu ku" Haechan mulai menaiki ranjang nya dan merangkak sampai berada di posisi nyaman, bersebelahan dengan Yuta yang suka toples kalau tidur, "Hyung mau meluk kamu dulu, sambil deeptalk sebelum tidur" Haechan tersenyum, dia tidak akan menolak keinginan Hyung nya, dia tidak pernah menolak setiap afeksi yang di tunjukkan untuk nya, malah anaknya seneng kalau ada yang memeluk nya saat tidur, menghela nafas setelah masuk kedalam dekapan Yuta, dan merasakan kulit Yuta dan juga perut sixpack nya, "jangan iri sama otot Hyung, aku bukan mau pamer, tapi suka olahraga karena kesehatan saja" Haechan mendengus, tapi mendusel pada ketiak Yuta, dia paling suka tidur sambil sembunyi di sela lengan hyungdeul nya. "Siapa juga yang iri, orang aku ngk mikirin itu" jawab nya tidak santai, yang membuat Yuta terbahak lalu mengusak surai pemuda yang ada di pelukan nya, "tetap jadi Haechan ya, jadi Haechan kesayangan hyungdeul ilichil, jadi mangnae usil kami, jadi anak bandel nya Taeyong yang nakal" Haechan mengangguk, senyum nya semakin mengembang lalu tangan nya melingkar di perut kotak-kotak yang di gilai zjeuni, "uhh, pasti mereka (sijeuni) iri sama aku sekarang" Yuta mengkerut lalu bertanya, "iri kenapa" Haechan mendongak menatap Yuta, "kan mereka ngk bisa manja sama Hyung kayak aku sekarang" ucapnya tengil, yang membuat Yuta kembali terbahak, "kau ini, sudah tidur!! Besok ajak Hyung jalan-jalan ketempat yang biasa nya kau kunjungi" Haechan mengangguk.
Kayak nya chap depan masih full sama momen Yuta Hyung, Haechan nya??
Suka ngk??

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️
De Todosi bocil kematian yang di sayangi hyungdeul nya.. si bayi yang mau menjadi dewasa tapi selalu di manjakan oleh orang sekitarnya. Haechan mang-ne brother ship ilichil Hyung manajer hyung staff dan lain-lain