53).

4.2K 341 17
                                    


Dentuman musik yang menggema mengiringi lekuk tubuh yang bergerilya, memekakkan telinga sang pendengar dan membuat beberapa orang yang mendengar nya mengerut karena suara keras di seluruh bangunan, ada delapan namja yang duduk dengan santai dan menikmati cocktail pesanan mereka masing-masing, tapi ada satu orang yang nampak tidak begitu bersemangat. "Tahun depan, aku akan menitipkan mu pada Johnny dan Doyoung sepenuhnya" Haechan praktis menoleh pada leader nya itu, "wae?? Memang Hyung mau kemana" pertanyaan dari Haechan, begitu sulit di jawab bagi Taeyong, dia teramat berat jika harus meninggalkan grup nya walaupun sementara.

"Hyung harus menjalani kewajiban sebagai warga negara ini Hyeok, kau pun kelak juga akan melakukan nya" kini Haechan tau, tapi menurut nya ini pembicaraan yang begitu sensitif, mengingat mereka tengah merayakan kesenangan karena sukses di Nct nation dan juga telah menyelesaikan SMCU, "kenapa harus di bahas sekarang sih Hyung" wajah Haechan langsung murung seketika, Taeyong tidak suka melihat wajah tertekuk mangnae manis nya, "apa sebelum kau berangkat ke London, Hyung bisa meminta waktu mu untuk ku saja" tanpa menoleh Haechan mengangguk kan kepalanya, "aku juga butuh Hyung" saut nya pelan, ia menengok ke sisi lain dimana para member tengah minum dengan hikmat nya, mereka mengobrol kan apa saja yang sekiranya membuat pikiran mereka lebih tenang, tapi topik yang di bawa Taeyong padanya membuat Haechan juga merasa berat.

"Aku boleh menangis" bisik Haechan seraya menyenderkan kepalanya di bahu Taeyong, belum sempat Taeyong menjawab, tapi isakan mangnae nya sudah mulai terdengar, meskipun suara riuh di bawah sana sangat menggangu, tapi Taeyong bisa merasakan kalau Haechan benar-benar menangis, ntah karena Haechan lelah, atau karena ucapan nya yang membicarakan tentang wamil, sudah tugas Taeyong dan Haechan pun akan melakukan hal yang sama suatu saat nanti, "aku mencintaimu Hyung" Taeyong tersenyum lembut, mungkin jika di hadapan kamera mereka terlihat biasa saja, tapi bagi Taeyong, Haechan benar-benar orang yang begitu besar bagi perjalanan nya, dia membalas dengan memeluk mangnae kesayangan nya itu, "nado, Haechan-ie"

Johnny melirik kearah kedua nya, dia mendengar obrolan berat mereka, Taeyong juga sudah meminta nya secara pribadi untuk menjaga Haechan selama dirinya berada jauh dari mereka, "aku tau kasih sayang mu begitu besar untuk nya, jangan khawatir!! Aku akan menjaga nya seperti kau menjaga mangnae mu Taeyong" batin Johnny menatap mereka yang masih berpelukan, mata Johnny dan Taeyong bertemu, memberikan senyuman untuk satu sama lain.

"Ugh,," Johnny merebahkan tubuh Haechan di ranjang setelah menggendong anak itu dari mobil, mereka semua memang mabuk tapi masih bisa berjalan meskipun tidak seperti orang sehat pada umumnya, tapi Haechan. Anak itu benar-benar tepar dan Johnny langsung menggendong bayi besar kesayangan mereka itu, "tidur yang nyenyak aegi~" bisik Johnny sembari mengecup kening Haechan, setelah nya lelaki Chicago itu masuk ke kamar mandi dan menyusul teman sekamar nya itu untuk tidur.

"Ssshh,,, akh, kepala ku" lirih Haechan, saat merasakan sakit di kepala nya, Haechan menggeleng geleng bermaksud agar sakit yang mendera kepala nya mereda, namun percuma. Rasa pening itu tak kunjung menghilang, "berapa banyak aku minum" bisik nya lagi, dia meraba nakas di sebelah ranjang nya mencari benda pipih yang menjadi patner kerja dan juga mainan nya selama ini, "jam sepuluh" gumamnya, menurunkan kaki nya ke lantai dingin yang membalut kamar nya dan beranjak ke kamar mandi, setelah membasuh muka. Haechan bercermin, "bagaimana caraku pulang, atau mungkin hyungdeul menggendong ku?? Apa menyeret ku?? Tapi mereka tidak sekejam itu??" Pikiran pikiran random nya mulai bermunculan, "ah- mwolla, aku mual,,," rengek nya ntah pada siapa.

Keluar dari kamar, Haechan berniat menyambangi dapur, tapi melihat Mark duduk di ruang tengah bersama Yuta membuat langkah nya berbelok, "masih pusing??" Tanya Yuta, Haechan mengangguk dengan bibir nya yang mengerucut, "mual juga" keluh nya, Yuta dan Mark terkekeh, "kau itu keras kepala sekali ya, padahal semalam Taeyong Hyung sudah berusaha menghentikan mu" ucap Mark, Haechan mencoba mengingat kejadian semalam, tapi nihil otaknya terlalu penuh untuk mengingat semalam apa saja yang di perbuat nya.

"Kau benar-benar menakutkan Haechan-ah, bahkan kau tidak sadar saat Johnny menggendong mu, tapi kau bersikeras untuk pulang sendiri" lanjut Yuta, yang membuat Haechan menghela nafas, kejadian seperti ini bukan yang pertama kali, saat bersama dreamis Haechan juga pernah seperti itu sampai tidak tau siapa yang sudah ia repotkan, "maaf" Yuta mendongak hanya untuk melihat wajah lesu mangnae nya, "you okay" Haechan menggeleng, "im not oke, Hyung" tunduk nya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Mark yang duduk di samping nya langsung bersila menghadap mangnae yang menjadi soulmate nya itu, "kenapa?? Ada yang kau pikirkan"

"Banyak, Markeu" ucap nya dengan senyum luka yang belum pernah ia tunjukkan pada siapapun, Yuta sampai tertegun melihat mata Haechan yang di penuhi lelehan bening itu, "hei, apa kata-kata ku tadi menyingung mu" Yuta takut, karena Haechan cukup perasa orang nya, "tidak, hanya saja,, hanya,, hiks" Mark langsung memeluk Haechan yang sudah tidak bisa lagi membendung perasaan nya, "apa itu salah satu penyebab nya dia minum sampai lupa seperti semalam" pikir Yuta.

"Gwenchana, kalau sudah membaik katakan padaku, kau bisa mempercayai ku kan Haechan" Mark mengusap punggung bergetar milik sahabat nya itu, dulu sekali dia mengenal Haechan sebagai anak nakal dan super jahil, tapi dengan berjalan nya waktu, sejahil apapun anak yang ada di dekapan nya ini, Mark selalu menyayangi nya dan selalu mencari dirinya jika tidak ada, Yuta terdiam melihat bagaimana kedua mangnae ilichil itu saling melengkapi, "aku akan buatkan air hangat" Yuta meninggalkan mereka di ruang tengah, berjalan ke dapur dengan ponsel menempel di telinga, lalu terdengar jawaban dari sana.

"Hallo,"

"Tae, bayi mu menangis"

"Waeyo" terdengar suara Taeyong yang begitu khawatir.

"Aku kurang tau, tapi sepertinya anak itu memendam sesuatu"

"Aku akan segera pulang" Taeyong menutup telfonnya, lalu Yuta kembali dengan aktivitas untuk membuat kan Haechan minuman.

Taeyong sedang pergi belanja dengan Doyoung dan Jaehyun, kalau Johnny pagi-pagi sudah pergi, Jungwoo masih betah di dalam kamar nya.

"Doy, Jae, cepat, Haechan sedang tidak baik-baik saja" hanya ucapan seperti itu, tapi kedua member yang lain langsung paham, mereka bergegas menyelesaikan urusan belanja dan langsung pulang untuk menemui mangnae mereka dan menanyakan ada apa dengan si bocah kesayangan hyungdeul itu.




























Berat ngk??
















Berat ngk??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inimah Donghyeok ya, bukan Haechan 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inimah Donghyeok ya, bukan Haechan 😁

Vibe nya pacareble banget, pengen gue culik hikss.

Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang