Haechan duduk di pinggir ruangan dengan nafas tersengal nya, hari ini dirinya latihan bersama dreamis, beberapa hari lagi mereka akan melakukan fansign dan ini jadwal terakhir Haechan sebelum terbang bersama para sahabat nya itu, Renjun tersenyum lalu melangkah mendekati nya, Chenle ikutan dan tiba-tiba kaki Haechan di julurkan untuk menjadi bantalan tidur nya. Haechan sontak terkekeh melihat wajah Chenle yang kelelahan, ia usap wajah anak itu sembari menoleh pada Renjun yang juga mengusap kepala nya. "Tumben??" Renjun hanya tersenyum tipis, ini tidak seperti biasanya tapi Haechan juga tidak menolak. "Aku tidak suka saat kau menjauh," Haechan cengo. "Kan kau yang menyuruh ku supaya tidak dekat dekat dengan mu." Tangan Renjun terdiam, ia menatap Haechan dalam. Bukan maksud nya seperti itu, awalnya Renjun hanya ingin beranda saja, tapi setelah melihat reaksi Haechan di beberapa kesempatan waktu mereka melakukan ending Renjun menjadi merasa bersalah karena berkata kepada Haechan begitu. "Maaf, aku tidak bermaksud menyakiti hati mu" Haechan hanya mengangguk, lantas tangan Renjun ia bawa ke dada nya untuk mendengarkan detak jantung nya yang belum mereda karena kelelahan. "Kau sakit lagi??" Haechan menggeleng. "Tidak" Renjun bernafas lega.
Mark menghampiri ketiga member nya. "Kau sedikit pucat?? Benar tidak apa??" Haechan mengangguk meyakinkan mereka, memang rasanya sedikit tidak nyaman, tapi dia tidak mau membuat yang lain khawatir. "Aku baik kok Hyung". Mark mengangguk, tangan nya membuka minuman isotonik untuk Haechan yang langsung di terima baik oleh nya, Chenle bangkit dan memperhatikan raut Hyung kesayangan nya itu. "Haechan Hyung, kau benar tidak sakit kan??"
"Tidak Chenle-ya," Chenle hanya menatap lurus ke arah nya, "jangan di tahan kalau memang sakit" ujar nya khawatir, jujur di tinggal Haechan sakit beberapa waktu lalu apalagi sampai absen dari fanmeet mereka membuat Chenle sedikit merasa sepi, apalagi sekarang mereka suka sekali menempel satu sama lain. Haechan tersenyum menenangkan, lalu mengusak surai yang lebih muda, dirinya memang mangne di ilichil tapi dia juga tidak lupa bahwa dia Hyung di dreamis.
Interaksi mereka ternyata di rekam oleh Jaemin menggunakan kamera nya, namja tampan itu mengulas senyum tulus saat sahabat nya saling perhatian, Jaemin bersyukur karena bisa mengenal mereka semua dan Haechan orang yang sering membuat nya merasa kesal pun adalah orang yang begitu berarti untuk nya, anak itu meskipun banyak membuat orang tersenyum tanpa tau kalau dirinya sendiri juga butuh senyum untuk hidup nya sendiri. "Bahagia terus Haechan-ie." Gumam Jaemin sendu, di balik sifat mereka yang hampir sama. Susah di tebak, gampang naik turun mood nya, suka ngereog, tapi Haechan adalah sahabat yang bisa mengerti temannya dengan baik.
Jeno merangkul Jaemin lalu menghampiri member yang duduk melingkar di dekat kaca, dengan bergabung nya Ji-Sung yang kini menjadi sandaran Haechan. "Kalau Ji-Sung _i lelah bilang ya, Hyung akan pindah." Ji-Sung hanya tersenyum sembari mengusap pelan pipi Hyung nya, dia tidak keberatan dengan kepala Haechan yang menyender di bahu nya. "Hyung ngantuk ya??" Haechan tidak menjawab tapi tubuhnya di nyaman kan agar tidak terlalu menekan Ji-Sung, Chenle menggenggam tangan mungil Haechan, ia elus dan usap dengan senyum tipis nya, tatapan nya tiba-tiba berkaca kaca. "Hey," tegur Jeno, Chenle langsung menggeleng dan mengusap setetes air mata yang hampir jatuh.
Hati Chenle terlalu paham bagaimana lelahnya Haechan, dia tau betapa Hyung nya ini menahan semua nya sendiri. "Aku harap Hyung selalu sehat," dan gumaman Chenle di dengar semua member, kecupan Chenle di punggung tangan kokoh itu juga menjadi sorotan, nyatanya Hyung nya ini tidak sekuat itu. Renjun berganti mengusap kepala Chenle sayang, mereka semua berharga untuk nya, sebagian hidup nya di habiskan bersama mereka.
____
setelah drama mellow anak dreamis, Haechan dan Mark pulang, kali ini Haechan meminta di antar ke rumah nya sendiri, ntah kenapa?? Tapi manager juga Mark tidak bertanya lebih lanjut tentang nya, mereka hanya mengantar seperti apa yang di inginkan anak itu lalu meninggalkan Haechan setelah melihat siluet nya masuk kedalam rumah.
"Hyung, yakin kita ninggalin Haechan sendiri." Tanya Mark ragu, jujur dia sedikit emosional setelah kejadian di ruang latihan tadi, memang anak dreamis paling bisa membuat nya patah hati. "Percaya sama Haechan, dia pasti baik baik saja!! Lebih dari itu, mungkin dia juga butuh me time." Benar juga sih, tapi Mark hanya takut kalau Haechan melakukan hal yang negatif jika sendirian apalagi anak itu mudah kalut. Mark menghela nafas pasrah, meninggalkan area perumahan Haechan dan menuju dorm ilichil.
Sesampainya di dorm Mark langsung di brondong pertanyaan dari para Hyung nya. "Mark, Haechan mana??"
"Mark, kok sendirian??"
"Mark, Haechan nginep di dream lagi.??" Betapa pusing nya Mark, hanya dia yang tau rasanya. "Hyung, Haechan pulang ke rumah nya, jadi dia di rumah nya oke." Mark berjalan ke kamar nya, dia merasa gerah makanya mau buru-buru membersihkan diri dan istirahat, schedule nya hari ini cukup padat dan melelahkan, dia jadi membayangkan omongan Chenle tadi kan. Ah- kenapa Haechan selalu sukses membuat nya berpikir sih?? Kenapa Mark gampang sekali terpancing kalau itu berurusan dengan mangne ilichil itu, ntahlah atau memang Mark sudah terlalu biasa bersama Haechan atau memang benar kata Taeyong kalau mereka tidak bisa di pisahkan??. "Ah-,,, mwolla,,," teriak nya frustasi.
Nah loh?? Bingung?? Hihihi.
![](https://img.wattpad.com/cover/338908466-288-k892878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️
Acaksi bocil kematian yang di sayangi hyungdeul nya.. si bayi yang mau menjadi dewasa tapi selalu di manjakan oleh orang sekitarnya. Haechan mang-ne brother ship ilichil Hyung manajer hyung staff dan lain-lain