"Argh,,," Haechan semakin meremas dada nya kala sakit itu kembali menyerang, nafas nya semakin tercekat, pandangan nya memburam. Haechan pasrah jika tubuh nya akan ambruk, tapi dengan sisa tenaga nya dia mencoba meraih ponsel dengan lemas, mendial nomor seseorang tapi tidak juga kunjung di jawab, tangan nya semakin menekan dada kiri nya, dia sedikit lagi sampai di dorm dream, tapi kenapa harus di saat yang tidak tepat sakit nya harus kambuh.Jaemin keluar dari dorm dengan menenteng topi milik nya, dia berpamitan dengan member yang ada, akan membeli sesuatu sebentar, tapi matanya terbelak saat melihat soso Haechan terduduk lemah di lorong gedung yang sepi. "Haechan" teriaknya sambil berlari, menghiraukan topi nya yang terlempar ntah kemana Jaemin segera menghampiri Haechan yang terlihat meremas dada nya. Sebelum tubuh sahabat nya itu membentur lantai marmer Jaemin lebih dulu menghalau dengan lengan nya, "Haechan-ah" Jaemin memanggilnya berulang kali tapi tubuh Haechan semakin melemah, tanpa pikir panjang lagi Jaemin yang tidak kuat mengangkat Haechan yang sudah tidak sadar menelfon Jeno, tapi tidak di angkat, mengingat siapa yang tadi memegang ponsel Jaemin langsung menelfon Ji-Sung terangkat. "Ji-Sung, keluar sekarang" pekik nya panik. Ji-Sung menoleh ke arah Jeno, yang sedang bersantai mengamati ikan yang di pelihara Jaemin. "Ada apa??"
"Jaemin Hyung menyuruh ku keluar" Jeno yang mendengar nya langsung melompat di barengi Renjun yang menyusul berlari, Ji-Sung yang tidak mengerti ikut saja.
"Haechan" pekik Renjun dan Jeno bersama, mereka langsung berlari mendekati Jaemin yang memangku kepala Haechan, Ji-Sung diam mematung dengan menutup mulutnya kaget. Di seberang telfon milik Haechan yang tersambung ikut merasakan khawatir akibat teriakan dua member dream dan juga terdengar keributan setelah nya. "Jen, yakin kuat" tanya Jaemin yang membantu Jeno mengangkat tubuh Haechan dengan brydal untuk di gendong oleh Jeno. "Yak- inhh" geram Jeno mengeluarkan semua tenaga nya agar Haechan terangkat, memang tidak terlalu berat tapi saat tubuh seseorang pingsan akan menjadi berkali lipat beratnya karena lemas, berbeda saat orang yang di gendong dalam keadaan sadar karena masih bisa membantu menumpu berat tubuh nya sendiri.
"Hyung," Chenle berlari saat tau salah satu dari mereka tidak baik baik saja, Chenle bahkan menabrak Renjun karena saking khawatir nya. "Haechan Hyung," panggil Chenle. "Kita masuk, ayo" Renjun menggiring mereka agar masuk dorm sebelum ada orang yang mengetahui keadaan salah satu member nya. Ji-Sung yang mendengar suara dari arah lantai, mengambil ponsel yang ia tau itu milik Haechan, dia melihat nama Taeyong masih tersambung. "Ha- hallo Hyung,"
"Ji-Sung, Haechan kenapa??"
"Haechan Hyung, pingsan di depan dorm" Taeyong langsung mematikan telfon dan berlari keluar dari minimarket yang ia datangi bersama Doyoung untuk belanja keperluan mereka di dorm, bahkan dia melupakan sosok Doyoung yang bingung melihat nya berlari dan langsung meninggalkan nya di tempat perbelanjaan. "Taeyong-ah" panggilan keras itu tidak di gubris, tau kalau terjadi sesuatu Doyoung segera membayar belanjaan nya dan menyusul menggunakan taxi.
Taeyong meremt stir nya, tadi saat Haechan berpamitan dengan wajah ceria anak itu, Taeyong mengusak nya seperti biasa, tapi belum ada dua jam Haechan pergi anak itu sudah membuat jantung nya serasa ingin copot karena khawatir. "Jangan lagi Tuhan,,," lirih Taeyong dengan fokus pada stir nya. Sekalut apapun dia, tetap saja tidak boleh gegabah apalagi di jalan raya banyak nyawa manusia yang tentu saja tidak ingin celaka, Hyung nya saja belum kembali Taeyong tidak ingin membuat yang lain semakin khawatir kalau dia sampai terluka juga.
Chenle langsung menghubungi dokter pribadi keluarga nya, dia ingin memastikan sesuatu, dia sempat melihat Haechan beberapa kali meringis dan memegang dada kiri nya saat jadwal mereka, tidak mau berburuk sangka Chenle hanya ingin memastikan kalau Hyung nya baik baik saja.
Taeyong sampai dalam waktu lima belas menit, cukup gila dalam waktu secepat itu yang harus nya ia tempuh lebih dari dua puluh menit. Wajah Taeyong pias menatap Haechan yang tertidur dengan wajah pucat nya. "Haechan-ah" panggil nya lirih, Renjun membawa segelas air putih untuk diberikan pada Hyung nya itu. "Hyung, minum lah" langsung di tenggak habis oleh Taeyong, selang beberapa saat Doyoung tiba dengan wajah khawatir, tak kalah dari Taeyong. "Kenapa??"
"Jantung nya" jawab Jeno pelan.
"Lagi" lirih kedua Hyung ilichil mereka, Jaemin menatap kedua Hyung nya lalu memejamkan matanya, dia juga tidak menyangka jika Haechan masih menyimpan sakit nya, setau mereka Haechan sudah baik baik saja, apalagi setelah istirahat dan juga meminum obat herbal yang ibunya selalu kirim.
Taeyong terduduk lemas di sofa kamar Jeno, Haechan tidur di kasur pemuda sipit itu karena memang biasa nya jika menginap di dream, Haechan lebih suka mendusel pada nya. "Yong-ah," Taeyong mendongak melihat Doyoung yang nampak berkaca kaca. Taeyong tersenyum sendu, adiknya masih nyaman menutup mata. "Aku tidak tau, anak itu masih saja bandel menyembunyikan nya Doy" isakan Taeyong lebih dulu terdengar, Doyoung yang tidak tega pun memeluk nya dengan air mata yang terjatuh juga.
"Eungh,," Haechan bergerak pelan, kedua nya bangun dan langsung menghampiri Haechan. "Hey,, kau sudah bangun" Haechan mengangguk lemah, "hyungdeul, kenapa disini" Taeyong memeluk maknae nakal nya itu, saat pamit ingin mengunjungi dream tadi, Haechan bilang akan menginap tapi kalau keadaan nya begini mana Taeyong tega membiarkan Haechan tidur jauh dari nya. "Anak nakal, kenapa tidak bilang" tanya Doyoung dengan mengusap kepala nya.
"Aku baik baik saja tadi" jawab Haechan pelan, jujur masih sedikit nyeri dada nya.
"Kita pulang ya" Haechan mengangguk pasrah saat Taeyong membawa nya keluar kamar, di ruang tengah dia melihat semua member dream yang saling terdiam. "Hyung, Gwenchana??" Chenle yang menyadari Haechan sudah dalam keadaan di bopong Taeyong pun bertanya lebih dulu. "Gwenchana, mungkin terlalu lelah saja" Chenle memeluk Hyung nya itu, di ikuti Ji-Sung yang memeluk mereka berdua jadi nya.
Haechan terkekeh, di sambut pelukan Renjun setelah nya. "Jangan begini lagi," lirih Renjun dengan suara sedikit bergetar. "Jangan menangis, aku tidak apa" Jeno tersenyum lalu memeluk Haechan juga, setelah nya Jaemin memeluk erat tubuh mungil Haechan dengan perasaan takut nya, dia masih terngiang tangan nya yang bergetar menepuk pipi Haechan pelan berulang kali, namun tidak di sauti oleh Haechan. "Aku akut cochoball" Taeyong dan Doyoung hanya memperhatikan, "jangan takut, aku tau kau hebat, aku pulang sama hyungdeul dulu ya" Jaemin mengangguk patah di dalam pelukan mereka, kepala menyender di bahu Haechan, bahu yang tadi sempat luruh karena tubuh nya terjatuh, Jaemin tidak siap jika Haechan harus absen lagi, apalagi sekarang mereka masih di sibukkan dengan album ketiga mereka. "Cepat sembuh" ucap Jeno menatap Haechan yang di balas anggukan dan senyum tulus yang sangat Ji-Sung Kagumi.
Anak dreamis memandang kepergian Haechan dengan dua Hyung ilichil mereka, hingga punggung Haechan tidak terlihat barulah Jaemin menumpahkan air matanya, ia menangis sambil berjongkok menyembunyikan wajah nya di kedua kaki nya. "Hey,,, dia tidak apa, tenang lah"
"Hiks,,, tapi,, Jen,," Jeno membawa Jaemin kedalam pelukannya, dan membawa Jaemin kedalam dorm mereka menenangkan sosok sahabat yang kini menangisi sahabat nya yang lain.
Bibir Renjun kembali bergetar, dia juga tidak menyangka hal ini akan terjadi lagi, apalagi dia melihat sendiri bagaimana Haechan tidak sadarkan diri, menyakitkan, Renjun pergi ke kamar nya untuk menangis lagi, Chenle dan Ji-Sung juga sama meskipun mereka tidak terlalu parah karena saling menguatkan, ini Mark belum tau, ntah apa yang akan leader dream itu rasakan, saat soulmate nya jatuh sakit kembali.
Ada yang nanya di DM,
Kenapa kakak lebih sering buat di offcam ketimbang di oncam nya.
Bagusan di oncam kali kak!!.
Maaf ya, kalau ngk suka ngk usah di baca aja!!, Kenapa aku lebih suka buat di balik layar nya, karena otakku lebih suka ngebayangin keseharian mereka saat di dorm atau lagi me time sesama member, jadi buat kamu👉, kalau kurang suka di tinggalin aja, timbang neken aku.
Ngk papa ngasih ide asalkan jangan maksa, nanti yang ada aku ngk dapet feel nya kalau kurang yakin sama bayangan aku.
Sorry, kesan nya kayak kasar gitu negur nya, kalau kalian ngerasa tulisan aku tidak sesuai sama yang kalian mau juga maaf banget, karena aku juga author amatiran, tidak seperti yang kamu bandingin sama yang lebih baik.
Udah denger rekaman mama Lee, gue nangis gegara kata kata mama Lee

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️
Losowesi bocil kematian yang di sayangi hyungdeul nya.. si bayi yang mau menjadi dewasa tapi selalu di manjakan oleh orang sekitarnya. Haechan mang-ne brother ship ilichil Hyung manajer hyung staff dan lain-lain