Bukan Pemeran Utama (1)

30.5K 1.7K 173
                                    

ada yg masih mantengin???


'

'

'

'


Pernahkah kalian merasa jika kalian bukanlah siapa-siapa bagi orang-orang disekitar kalian?. Seolah-oleh kehadiranmu tidak penting dan berpengaruh apa-apa pada kehidupan mereka.

Kania merasakannya. Ia selalu merasa jika didunia ini dirinya hanyalah seorang figuran, pendamping pemeran utama yang keberadaannya hanya sekedar pelengkap kehidupan orang-orang disekitarnya.

Kania menyadarinya dari lama. Ia bukan sosok menawan dan rupawan yang akan menarik minat banyak orang. Kania juga bukan sosok yang aktif dan supel hingga punya teman dimana-mana seperti kehidupan orang pada umumnya. Dan Kania juga bukan sosok yang suka akan perhatian, ia hanya... yah biasa-biasa saja.

Parasnya biasa saja, kadar kepintarannya juga biasa saja, hidupnya lurus dan datar, ia juga bergaul sewajarnya. Yang jelas hidup Kania normal-normal saja dan ia sudah cukup dengan itu.

Akan tetapi suatu ketika Kania mulai mendambakan menjadi seorang pemeran utama. Ia ingin menjadi seorang gadis yang mampu memikat, bukan untuk banyak lelaki ataupun orang-orang disekitarnya, melainkan untuk seorang pria yang entah sejak kapan membuatnya merasakan perasaan berdebar, untuk pertama kalinya.

Kania, 25 Tahun dan baru merasakan perasaan berdebar ketika seorang lelaki ada didekatnya. Bahkan hanya dengan memikirkannya Kania merasa jantungnya berdetak tak wajar dan seolah ada bunga yang mekar didalam sana.

Arjuna, sosok lelaki yang sangat menarik dimatanya. Bukan hanya karena parasnya yang tampan, tapi sikap pria itu begitu manis dan . . . ugh Kania merasa sulit mendeskripsikannya.

Sosok Arjuna begitu berbeda dimatanya, disaat beberapa lelaki mendekatinya hanya untuk mendapatkan perhatian Nilam- sobat karibnya yang memang cukup populer dan selalu menjadi incaran para pria, namun Arjuna malah tampak mendekati dirinya tanpa sedikitpun menyinggung Nilam. Bahkan ketika ada Nilam diantara mereka, Arjuna tampak biasa saja, bahkan terkesan tak peduli.

Awalnya Kania menaruh curiga pada pria itu. Bisa dibilang ia cukup sering mengalami hal ini. Beberapa pria seringkali mendekati Nilam melalui dirinya. Entah apa hubungannya, karena meski ia dan Nilam cukup dekat dan sering terlihat bersama, akan tetapi tidak bisa juga dikatakan "sahabat" yang sudah saling mengerti satu sama lain.

Kania dan Nilam hanya diakrabkan oleh masalah pekerjaan dan tempat tinggal yang dekat, mereka tinggal digedung kost yang sama.

Selebihnya Kania tidak tahu apa-apa, ia juga tidak berniat mengorek lebih dalam terkait informasi kehidupan pribadi Nilam.

Para pria yang menyanyakan Nilam padanya sudah pasti salah paham. Ia sudah lelah menjelaskan, jadilah sekarang setiap ada yang menanyakan Nilam ia akan langsung mengirimkan nomor gadis itu, tak peduli keesokan harinya ia akan diomeli Nilan.

Kania sejujurnya lelah, bukan karena ia iri pada Nilam. Ia hanya risih, waktunya seringkali diganggu oleh pesan-pesan tak penting. Bahkan sekarang ia sudah tidak lagi menanggapi hal seperti itu, biarlah mereka mengatainya sombong atau apapun itu. Nilam dan para lelaki itu bukanlah urusannya.

Dan sekarang Arjuna... ini sudah hampir 3 bulan Kania mengenal pria itu, tak sedikitpun Arjuna bertanya tentang Nilam.

Kania yang kala itu cukup risih dan penasaran akan Arjuna yang seringkali merecokinya akhirnya tak kuasa berdiam diri dan menanyakannya langsung pada pria itu.

My Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang