Jejak Rasa (1)

27.1K 1.8K 295
                                    


.

.

.

.

.

"Dan..."

"Hmm" sahut pria itu malas, sebab ia tengah sibuk mengunyah potongan buah dihadapannya.

"Danu, ih!!!" pekik Kamila- sang ibu gemas dengan tingkah anaknya.

"apa sih, mama?" akhirnya pria itu menyahut heran, dari tadi sang ibu terus saja memanggilnya.

Wanita paruh baya dengan paras menawan itu kemudian tersenyum mencurigakan dan mendekatkan diri pada Danu.

"Arini... gimana menurut kamu?" tanya wanita itu antusias, matanya menyorot penuh ingin tahu pada sang anak.

Danu yang tiba-tiba ditanyai seperti itu mengernyit heran.

"maksudnya?" Danu masih belum menangkap maksud dari sang ibu menanyakan hal itu.

"Arini manis kan? Dia juga anaknya ulet, baik, sopan"

"dan kelihatannya nih ya, dia naksir banget sama kamu" lanjut wanita itu berbisik genit pada sang anak.

Danu yang akhirnya paham kemudian memutar bola matanya malas. Ibunya ini... selalu saja ingin ikut andil dalam kehidupan asmaranya dan sepertinya sekarang paling jauh. Wanita yang amat disayanginya ini mulai menyodorkan seseorang padanya.

"Kamu kan lagi single nih, boleh tuh dicoba sama Arini"

Nah kan.

Arini yang dibicarakan wanita itu masih terhitung kerabat dekat mereka. Ayah Danu dan ibu gadis itu bersepupu. Arini dan keluarganya juga terlampau sering datang kerumah ini sehingga membuat ibunya cukup akrab dengan mereka.

Mengenai gadis itu yang menyukainya memang benar adanya, hal itu sangat terlihat dan terkadang membuat Danu risih.

Arini seringkali berusaha menarik perhatiannya. Danu bisa melihatnya dengan jelas, namun ia tak menggubrisnya sama sekali. Baginya tingkah Arini hanya sekedar angin lalu yang tak patut menyita waktu berharganya.

Lagipula ini Arini, gadis ingusan yang bahkan masih menginjak bangku SMA. Kemana pikiran ibunya sampai menyodorkan gadis kemarin sore seperti itu untuk dekat dengan pria dewasa sepertinya?.

Danu sungguh tak habis pikir, terkadang sang ibu memang bertingkah diluar perkiraan hingga membuat ia dan ayahnya kelimpungan menghadapi wanita cantik ini.

"Aku gak suka sama dia"

"ya makanya dicoba dulu" bujuk Kamila penuh harap.

"Ma, dia itu masih SMA, aku 27. Udah ah, mama jangan ngaco gini"

"Danu... apa salahnya sih? sebentar lagi juga Arini lulus" wanita itu masih gigih dengan keinginannya.

"yang bener aja" ujar Danu tak percaya.

"Lagian, emang mama mau seumur hidup disusahkan terus sama keluarga mereka?"

"Danu! Mulutnya ya!" tegur ibunya dengan mata melotot, tak percaya putranya itu akan menyinggung hal tersebut.

Danu yang ditegur hanya mendengus malas, baginya Kamila terlalu baik atau bahkan cenderung polos.

Satu hal yang membuat Danu tidak begitu menyukai keberadaan Arini. Keluarga gadis itu kerap kali membawa masalah hingga membuat orang tuanya turut menanggung akibatnya, dan itu terjadi berulang kali.

Lalu beraninya gadis itu bersikap tak tahu malu dengan menyukainya? Bahkan kini berhasil mempengaruhi ibunya hingga melakukan bujukan seperti ini.

Rubah kecil yang licik, batin Danu kian tak suka.

My Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang