"Guys gila! Gue baru aja papasan sama the most-nya sekolah kita!" ujar Lili bangga membuat teman-temannya yang lain ikut histeris, kecuali Maudy tentunya. Dia hanya memutar mata jengah lalu kembali melanjutkan kegiatannya yang sedang menonton music vidio dari boygroup Kpop yang digilainya.
Bukan! Maudy bukannya benci dengan gerombolan the most yang ada di sekolahannya. Maudy tidak buta, mereka memang tampan dan tajir, Maudy mewajarkan kenapa mereka digilai oleh para murid perempuan yang ada disekolah ini.
Hanya saja disini Maudy mencoba untuk realistis, rasanya cowok-cowok seperti mereka terlalu dekat untuk diidolakan juga terlalu jauh untuk digapai, emm paham kan?.
Jadi dirinya memutuskan untuk abai agar tidak menghabiskan waktunya untuk mengaharapkan perhatian balik dari cowok-cowok yang katanya populer itu.
Lagi pula yang paling penting adalah ia tahu diri, cowok-cowok seperti mereka tentu punya dunia yang berbeda apalagi dengan dirinya dan juga lingkungannya. Jadi berharaap pada mereka hanya akan membuatnya makan hati.
Bukannya Maudy juga berharap untuk hal seperti itu, ia hanya ingin teman-temannya juga ikut sadar diri bahwa apa yang mereka lakukan adalah sia-sia, jangankan untuk mendekat, dilirik oleh mereka saja sudah mustahil.
Tidak salah kan jika dirinya berpikir bahwa teman-temannya mengharapkan perhatian dari cowok-cowok the most itu?. Kalo hanya sekedar kagum dan mengidolakan, kenapa tidak yang lebih dari mereka saja?, seperti dirinya yang mengidolakan oppa-oppa Korea. Ia benar-benar bingung dengan teman-temannya.
"kita itu udah hampir dua tahun disini, tapi hebohnya kalian tuh kayak baru pertama ngeliat mereka, tau gak?" Maudy tidak tahan untuk berkomentar saat yang lain terus mengeluh-eluhkan para cowok itu.
Maudy tidak tahu apakah orang-orang itu punya nama geng ala-ala seperti F4 di drama korea yang pernah ditontonnya. Kalaupun ada dirinya tidak mau tau dan tidak peduli.
Ia hanya akan menyebut mereka dengan the most, seperti yang sering ia dengar dari teman-temannya. The most ganteng lah, the most damage lah, the most keren lah, the most pretttt.
Dan sepertinya mereka memang tidak punya nama geng atau semacamnya karena ia tidak pernah mendengarnya sama sekali, syukurlah kalau begitu, karena jika ada akan tampak norak baginya.
"Maudy lo tuh emang gak bisa liat kita seneng ih, resek!" Ujar Lila kesal, yang langsung saja diangguki oleh dua temannya yang lain, Caca dan Gita.
"gue tuh Cuma gak mau kalian terus terjerumus dalam kehaluan" ujar Maudy lagi.
"sadarrrr, elu sendiri tuh halunya kejauhan sama oppa-oppa gak jelas" jawab Caca tidak mau kalah.
"justru itu, better sama oppa-oppa korea lah, bebas dihaluin, lah ini kalian... gak cepek apa berharap, dilirik aja enggak"
"Maudy!!!" seru ketiga temannya secara bersamaan dengan nada kesal dan akhirnya Maudy melarikan diri menuju kelasnya sebelum ia dikeroyok oleh ketiga temannya.
@@@@@@
"kamu istirahat aja, biar ibu lanjutin sendiri" ujar sang ibu pada Maudy yang tentu saja ditolak keras oleh gadis itu.
"mana mungkin aku biarin ibu kerjain sendiri" Maudy langsung saja mengambil alih penggorengan dari ibunya.
Kini Maudy memang sudah berada dirumahnya. Sepulang sekolah, ia jarang pergi keluar dengan teman-temannya kecuali jika ada kerja kelompok atau semacamnya.
Ia akan langsung pulang dan membantu ibunya untuk menyiapkan makan siang setelah berganti pakaian juga sedikit berbenah.
Maudy sudah terbiasa membantu sang ibu mengerjakan beberapa pekerjaan rumah termasuk memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Short Story
Genç Kız EdebiyatıBerisi Kumpulan Cerita-cerita pendek yang aku buat.