.
.
.
"apa???" Citra menjawab galak saat Bayu menelponnya.
"woyy kampret, ngomong lah" kesal gadis itu saat Bayu tak juga bersuara.
"halo? Tes, tes" coba gadis itu lagi. Dilihatnya layar ponsel yang masih menunjukkan jika panggilan tersebut belum terputus
"si Bayu apaan sih!"
"hal-"
"ini gue, Cit"
Gadis itu terdiam mendengar suara yang tentu tak asing lagi. Citra menipiskan bibirnya saat menyadari Bayu ternyata bersekongkol dengan pria ini.
"Citra, gue-"
Masih tak sudi mendengar suara Ares, Citra langsung mematikan panggilan tersebut.
Sudah tiga hari ini Citra memang tidak masuk kantor. Bukan sengaja untuk menghindari Ares, kemarahannya pada pria itu tidak akan mempengaruhi kegiatannya yang lain apalagi pekerjaan.
Hanya saja beberapa hari ini, sang ibu yang begitu disayanginya tengah sakit sampai harus dirawat dirumah sakit.
Yakin dirinya tak mungkin mampu membagi waktu antara menjaga sang ibu dengan pekerjaan. Citra akhirnya mengambil cuti. Untung saja ia belum menggunakan cutinya untuk tahun ini.
Mengenai musibah yang kini menimpa sang ibu, Citra memang belum memberitahukan kepada siapa-siapa, termasuk keluarganya yang lain.
Awalnya gadis itu merasa jika sang ibu hanya sakit seperti biasa karena kelelahan. Namun sudah tiga hari berlalu, kondisi ibunya tak juga membaik hingga terkadang membuat Citra dirundung rasa khawatir berlebihan.
Meski begitu, Citra bertahan menangani semuanya sendiri. Sebagai anak pertama dan sudah lama ditinggal sang ayah, Citra berubah menjadi sosok yang ingin diandalkan oleh ibu dan adik-adiknya.
Lagipula gadis itu terlampau malas mendengar ocehan keluarganya yang terkadang justru memberikannya energi negatif dibanding positif.
"Citra" panggil sang ibu lemah yang dengan cepat dihampiri gadis itu.
"mama butuh sesuatu?"
Irna tersenyum lemah dengan warna pucat yang masih menghiasi wajahnya.
"kamu istirahat dulu" ucapnya. Wanita paruh baya itu sadar jika anaknya terlalu sering terjaga hanya karena menungguinya.
Citra menggeleng pelan yang kemudian dibalas dengusan lemah sang ibu.
"mama tau kamu semalam gak tidur, jangan sampai kamu juga sakit"
"belum bisa tidur, ma" jawab Citra lemah.
"Makanya kamu jangan main HP aja, taro dulu terus rebahan disofa sana"
"tapi-"
"mama gak papa, sudah makan juga. Suster juga selang beberapa jam selalu ngecek mama"
"Sana tidur, bentar lagi juga adikmu datang" ucapnya memaksa.
Citra menghela napas pelan kemudian berjalan menuju sofa. Sejujurnya ia memang cukup lelah, hanya saja ia khawatir jika ibunya butuh sesuatu.
"Mama harus bangunin aku ya kalo butuh apa-apa" ucap gadis itu lagi sebelum merebahkan dirinya. Dan tak lama kemudian, Citra benar-benar terlelap dalam tidurnya.
@@@