13

234 5 0
                                    

Keesokan harinya, sinar matahari mulai memasuki jendela kamar shanaya yang transparan itu, namun kedua nya tetap tidak terganggu oleh sinar tersebut.

Beberapa menit kemudian shanaya terbangun, dan mendapati Raja tertidur memeluknya layaknya seorang bayi memeluk ibunya, ia teringat kejadian malam tadi, ia tidak mengerti apa yang mereka sedang lakukan...namun itu hal yang paling nikmat. Dia tersipu mengingatnya.

Shanaya memandangi wajah raja dengan intens, menurutnya pria berkepala 3 ini sangat tampan, bahkan menawan. Shanaya mengelus surai rambut Raja perlahan, sang empu justru semakin pulas tertidur dan semakin mempererat pelukannya.

" Paman bangunlah " Shanaya menepuk pelan pipi raja

" Enggg " Ia melenguh merasa terganggu

" Paman,ini sudah pagi " Sekali lagi shanaya berusaha membangunkannya

" Sebentar shanaya, aku masih mengantuk " Gumamnya dengan mata masih terpejam, shanaya hanya bisa menghela nafas dan membiarkan Raja tertidur selama beberapa menit di pelukannya.

Jujur saja badan shanaya sangat remuk karena pergulatan mereka tadi malam, dan ditambah dengan Raja yang menindihnya dan tertidur diatasnya.

20 menit kemudian, shanaya menepuk kembali pipi Raja

" Ayolah paman bangunlah, 20 menit sudah berlalu" Rengeknya

Raja mulai mengerjapkan matanya, dan mulai terbangun, ia melihat dirinya berada diatas tubuh shanaya.
Lalu ia teringat pergulatan panas mereka tadi malam, ia tersipu sekaligus merasa bersalah.

" Akhirnya paman bangun, ugghb paman sangat berat " Ucapnya dengan kesal

" Maafkan aku, perkara tadi malam..." Perkataannya terhenti karena shanaya menyelanya

" Tadi malam kita melakukan apa paman? Kenapa aku merasa perutku sangat penuh dan hangat ya? " Ucapnya dengan polos yang membuat raja semakin malu dan merona, raja menenggelamkan wajahnya dileher shanaya.

" Iihh paman geli, ayolah bangun " Shanaya merengek kegelian

" Ishh badanku sangat lengket, aku harus mandi " Ia mendorong tubuh raja kesamping, dan berusaha untuk bangun, namun Ia merasakan sakit dibagian kewanitaannya

" Awshh " Ia meringis dan mulai menangis

" paman, ini sakit " Ia menangis mengeluh

" Maaf, ayo kugendong kekamar mandi " Raja berucap dengan nada bersalah

Shanaya mengangguk dan masih menangis, dengan hati-hati Raja menggendong shanaya kekamar mandi,  lalu ia menurunkannya di bath up, dan menyalakan air hangat untuk meredakan nyeri dibagian kewanitaannya.

" Aku akan menunggu diluar, kau mandilah " Raja mengucapkannya dengan canggung dan hendak pergi, namun dicekal oleh shanaya

" Paman....A-aku menyukaimu, maaf aku lancang " Shanaya berucap dan menunduk ia takut dimarahi oleh pria dihadapannya itu.

Sementara Raja yang mendengarkannya langsung terkejut dan bahagia didalam hatinya.

" Tidak apa-apa, aku mengerti" Ucap raja lalu ia segera meninggalkan shanaya dikamar mandi

Sementara shanaya hanya menatap sendu kearah pintu, ia ber ansumsi bahwa raja tidak menyukainya, ia menahan tangisnya.

" Ishh aku bodoh, pasti paman mempunyai seorang wanita dewasa seusianya...kenapa aku malah menyukainya " Ia memukul kepalanya sendiri dan mengusap kasar pipinya yang sudah berlinang air mata

Lalu ia melanjutkan kegiatan mandi nya

10 menit kemudian ia memanggil Raja

" Paman bisakah kau datang kesini dan membawakanku handuk " Teriak nya berharap Raja bisa mendengarnya

Tidak lama kemudian terbukalah pintu kamar mandi, menampakkan Raja yang sudah rapi dan terlihat segar kembali, ternyata ia sudah mandi di kamar nya sendiri.

Tanpa bertanya, Raja langsung melilitkan handuk kebadan shanaya, dan menggendongnya ala bridal style.

Shanaya hanya menatap wajah raja yang menatap lurus untuk sampai ke kasur shanaya.

Lalu shanaya diturunkan dikasurnya.

" Eum paman.. Bisakah kau mengambil pakaian dilemariku " Ucap shanaya dengan pelan, ia ragu raja akan mengiyakan, namun ternyata dugaannya salah, raja segera membuka lemari shanaya.

Ia mengambil pakaian shanaya tanpa ragu, mulai dari br*, celana dalam, dan pakaian beserta celana panjangnya.

" T-terimakasih paman, kau bisa keluar...aku bisa berganti pakaian sendiri " Ucap shanaya dengan canggung, lalu dibalas anggukan oleh raja.

Setelah raja keluar dari kamarnya, Ia segera berganti pakaian dengan hati-hati karena area kewanitaannya masih terasa sakit.

______________________________

Shanaya dengan hati-hati berdiri dan berjalan namun masih sempoyongan.
Ia keluar kamar dan mendapati raja yang melamun, shanaya berdehem dan membuat sang empu tersadar..

" Kau bisa? " Raja berdiri dan menghampiri shanaya, ia memapahnya dan menuju sofa.

Shanaya duduk dan dibarengi raja yang duduk disebelahnya, suasana menjadi canggung

" Aku minta maaf, Aku sungguh menyesal " Raja mengucapkannya dengan lirik dan tidak berani menatap shanaya

Shanaya tidak mengerti apa yang dibicarakan Raja, ia hanya mengangguk...dan berbicara

" Paman tidak perlu khawatir, aku tidak akan memberitahukan pasangan paman " Shanaya mengucapkannya dengan santai, namun didalam hatinya ia merasakan sakit yang menjalar

Raja terkejut mendengar perkataan shanaya, sejak kapan dirinya memiliki pasangan? Dia bahkan tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita

" Maksudnya? " Raja bertanya meminta penjelasan, namun sebelum shanaya menjawab, telpon Raja berdering

Lalu Raja mengangkat telponnya dan sedikit menjauh dari shanaya

" Halo? " Ucap raja

" Hei kau kemana saja, dari kemarin kuhubungi nomormu tidak aktif " Ucap sang penelpon

" Kau? Meera?! " Raja terkejut mendengar suaranya, ia tersenyum antusias

Shanaya yang mendengar nama itu, lantas bingung dan bertanya-tanya, apakah itu kekasih paman Raja?

" Yes, 100℅ aku Meera, kemana saja kau culun?!!" Ucap Meera dengan nada kesal

" Maaf, aku sedang tidak berada dirumah...eumm aku sedang menginap dirumah temanku " Ia mengucapkannya dan berbisik saat mengucapkan kalimat dibagian akhir

" Baiklah, cepat kesini...kau lupa banyak pekerjaan yang menunggumu " Setelah mengucapkan itu Meera menutup teleponnya

Raja menghela nafas, dan berbalik menatap shanaya

" Maaf kan aku, aku ada keperluan " Raja mengucapkannya dengan nada tidak enak hati

'' tidak apa-apa paman, terimakasih sudah mau menemaniku " Ia tersenyum canggung

" Kau berhati-hati lah, aku pergi dulu...kau tidak perlu mengantarku, aku tau itu masih sakit '' Raja mengatakannya lalu segera pergi menjauh dari pandangan shanaya.

Shanaya menatap nanar punggung Raja yang menghilang dari pandangannya, ia menangis

" Hemm...ternyata dugaanku benar, aku tidak boleh menyukai paman itu, ia memiliki wanita cantik seusianya...dan aku masih di bawah umur " Dia memukul-mukul dadanya yang sesak, dan bertatih-tatih berjalan menuju kamarnya

 A FIGHTER [ HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang