17

101 5 0
                                    

Lalu secara tiba-tiba raja mendapatkan HP nya berdering, lalu Ia mengangkat nya

" Halo raja kau dimana? Kau baik-baik saja? " Ucap chintu secara tiba-tiba

" Iya aku baik-baik saja " Raja menjawabnya dengan suara pelan dan mengatur nafasnya karena habis menangis

" Syukurlah, kami mengkhawatirkan mu, lalu kau berada dimana? " Ucap shakti

" Rumah sakit " Jawabnya dengan singkat

" Apa? Katanya kau baik-baik saja, lalu kenapa kau berada di rumah sakit? " Ucap Rao dengan kesal

" Shanaya, aku membawanya kerumah sakit " Dia mengucapkan dengan pelan hampir tidak terdengar

Mereka terdiam, raja benar-benar nekat menyelamatkan shanaya. Tapi mereka bersyukur raja baik-baik saja, tapi sekarang mereka khawatir dengan kondisi shanaya.

" Baiklah, kami akan kesana " Ucap Rao segera menutup teleponnya.

Setelah itu, raja kembali memandang wajah shanaya, Ia mengecup pelan kening shanaya. Ia tidak percaya bahwa ia akan menjadi seorang ayah

" Terimakasih, dan maaf " Ucap raja dengan pelan sembari mengelus surai rambut shanaya

30 menit kemudian, terlihat sahabat raja memasuki ruangan shanaya.

" Raja bagaimana keadaan shanaya? " Ucap Rohan secara tiba-tiba

" Kondisinya berangsur membaik " Balas raja dengan pelan

Mereka ber 6 bernafas lega, namun beberapa detik kemudian raja mengucapkan sesuatu yang membuat mereka terdiam dan tidak percaya

" Shanaya hamil " Ucapnya dengan pelan, raja tidak berani menatap sahabatnya karena ia tau pasti mereka sangat syok

" H-hamil? T-tunggu, kau bercanda bukan? " Yash terkekeh tidak percaya

Raja hanya bisa diam tanpa menjawab, lalu mereka semua terdiam...

" Dia mengandung janin siapa? " Tanya mereka ber 6 secara bersamaan

" Darah dagingku " Ia sekali lagi mengucapkan dengan nada pelan dan suara yang mengecil

Sekali lagi, dan lagi, mereka dibuat syok akan perkataan sahabatnya...mereka tidak percaya raja bisa melakukan itu pada anak yang masih berusia 16 tahun? Oh god.

" Kau benar-benar gila " Teriak mereka secara berbarengan, namun tiba-tiba shanaya menggerakkan tangannya, dan mengigau ketakutan

" T-tolong aku takut " Ia bergumam dengan gusar, terlihat shanaya sangat ketakutan

Raja segera menenangkannya, dan menepuk pelan pipi shanaya

" Hei jangan takut, aku sudah berada disini " Raja mendekatkan dirinya ke ranjang shanaya, ia mengelus surai rambutnya

Tiba-tiba shanaya mengerjapkan matanya, ia melihat Raja tepat dihadapannya..tanpa aba-aba shanaya memeluk Raja sangat erat, hingga sang empu yang dipeluknya terkejut. Shanaya menangis histeris, ia benar-benar ketakutan.

" Ssstt tenanglah, Kau sudah aman " Raja mengelus punggung shanaya untuk menenangkan

Para Sahabat Raja hanya bisa memandang iri kearah mereka, seakan dunia hanya milik mereka berdua

" A-aku takut, sangat g-gelap " Ia berucap dengan suara bergetar

" Tenang, kau bersamaku oke? Tenanglah shanaya " Raja berulang kali berusaha menenangkan shanaya yang gemetar ketakutan

Selang beberapa menit tangisan shanaya mereda, dan digantikan dengan suara yang masih sesegukan.

Raja melepaskan pelukan mereka, dan mengusap air mata shanaya, ia tahu gadisnya masih trauma.

Shanaya memandang sendu kearah Raja, lalu berucap " Maaf " Namun disangkal oleh Raja.

" Tidak, justru aku yang minta maaf...karena aku, kau menjadi seperti ini " Raja menggeleng dan kembali memeluk shanaya dengan erat, seakan ia takut kehilangan gadis itu

Lalu pandangan shanaya mengarah ke 6 sahabat Raja, ia memandang mereka dengan bingung namun masih sesegukan

" K-kenapa paman bisa tau keberadaanku? " Ia melepas pelukannya dan bertanya kepada raja

" Tidak perlu tau, yang penting kau sudah aman bersamaku " Raja tersenyum kearah shanaya.

" Ehem " Chintu berdehem keras untuk menyadarkan mereka berdua

" Paman chintu? " Ucap shanaya

" Iya, ini paman chintu, kami ber 6 khawatir denganmu " Ucap chintu berterus terang

" Terimakasih paman, mungkin jika paman Raja terlambat menolong ku...aku tidak bisa melihat kalian lagi " Dia berucap dan menunduk sedih

" Jangan bicara seperti itu, kau sudah aman sekarang" Ucap Rohan

Shanaya mengangguk kan kepalanya dan tersenyum tipis

" Kau istirahatlah shanaya " Ucap Raja

" Tidak mau, aku ingin pul- " Ucapannya terhenti ketika ia mengingat perbuatan sang ayah kepadanya

Raja yang mendengar itu lantas mengalihkan pembicaraan

" Kau mau manisan? "

Shanaya menatap Raja dengan anggukan antusias

" Baiklah, tapi kau janji harus segera sembuh oke? " Ucap Raja sambil mengelus pipi shanaya

Lalu dibalas anggukan oleh shanaya, ia melihat kearah 6 sahabat Raja dan berkata

" Paman, kemarilah " Shanaya melambaikan tangannya

" Ada apa shanaya? Kau ingin sesuatu? " Ucap Rao yang mendekat kearah ranjang shanaya

" Eum, bisakah paman membelikanku boneka beruang? Aku merindukan teddyku " Iya menatap Rao dengan penuh harap

" Teddy? Siapa teddy? " Ucap Rao yang bingung

" Dia itu boneka beruang kesayanganku, setiap malam aku selalu tidur sambil memeluknya, tapi boneka ku tertinggal dirumah ayah " Ucapnya berterus terang

7 perwira itu seketika menghangat, bagaimana seorang putri telah disakiti ayahnya bahkan hampir dibunuh, namun ia masih menyebutnya sebagai seorang ayah? Mereka kagum dengan kepolosannya.

" Hallo paman apa kalian mendengarkanku? " Shanaya memandang mereka dengan bingung

Seketika Rao tersadar dan mengiyakan sambil tersenyum

" Terimakasih paman " Dia tersenyum kearah Rao, namun tidak ia sadari bahwa sedari tadi Raja cemburu karenanya.

" Baiklah, sekarang kau harus istirahat oke? " Raja mengalihkan pembicaraan lalu shanaya mengangguk patuh

Ia berbaring dengan hati-hati dan perlahan-lahan tertidur.

 A FIGHTER [ HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang