4

162 7 0
                                    

Keesokan harinya

Raja sedang berada disebuah cafe dekat SMA yang berada ditengah kota,  dia sengaja memesan meja di dekat kasir dan pintu masuk agar memudahkan dirinya melihat shanaya.

Lalu beberapa menit kemudian, ia melihat shanaya yang sendirian hendak memesan yoghurt dan kue coklat, lalu ia duduk di samping meja Raja.

Shanaya masih belum menyadari bahwa yang ada di samping meja nya adalah Raja, ia masih sibuk dengan dunianya, lalu menoleh kearah sebuah deheman, ia terkejut melihat Raja yang berada disebelahnya secara tiba-tiba.

" K-kau? " Ucapnya dengan tidak percaya

Raja menaikkan satu alisnya

" K-kenapa kau disini? Kau mengikutiku?!! " Shanaya berucap dengan sarkas sekaligus terbata-bata

" Untuk apa aku mengikutimu? " Raja berucap dengan santai

" Dasar paman cabul, jangan mengelak lagi!! Sejak kemarin aku bertemu denganmu, hariku menjadi sial...." Shanaya berterus terang dan tetap menghardik Raja

" Kau masih kecil tapi tidak tau sopan santun " Gumam Raja menatap shanaya yang mengumpatinya

" Hey paman!! Kenapa kau menatapku seperti itu??!! Mau ku congkel matamu hah?! " Shanaya mendekati wajah Raja , mereka bertatap-tatapan

Namun mereka segera tersadar karena suara seorang pelayan yang mengantar pesanan shanaya.

" Tcihh lebih baik aku makan ini, daripada mengurusi paman cabul " Ucap shanaya sambil memakan kue coklat pesanannya

Raja tanpa sadar tersenyum tipis, ia tersadar bahwa gadis di depannya ini hanya terlihat dewasa namun kebiasaannya masih tetap seperti anak dibawah umur.

Shanaya tetap memakan kue coklat dan yoghurt dengan lahap tanpa memperdulikan orang disekitarnya, dengan mulut yang penuh kue, dia meminum yoghurt lalu tersedak.

" Dimakan dulu baru boleh minum " Ucap Raja yang reflek menepuk-nepuk pundak shanaya

Shanaya masih tidak memperdulikan ucapan Raja dan tetap meminum yoghurt itu sampai habis dan bersendawa.

" Kenyang sekali " Shanaya mengucapkannya lalu menepuk perutnya

Namun tanpa ia sadari sepasang mata melihatnya dengan gemas

Shanaya melirik Raja yang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa ia artikan

" Kenapa kau menatapku seperti itu paman? Kau memiliki pemikiran cabul ya!? " Shanaya mengucapkannya dengan ketus

" Pemikiranmu terlalu negatif padaku, memang aku terlihat seperti pria cabul?.. Aku sangat tampan begini  " Raja mengucapkannya dengan penuh percaya diri

" Ya memang sih, tapi tingkat kepercayaan dirinya terlalu tinggi " Gumam shanaya melirik Raja sekilas, lalu ia berdiri dari kursi dan segera keluar dari kafe

Namun sebelum itu ia terpeleset sebuah tumpahan air kecil, ia memejamkan mata seolah-olah kematian sudah mendekatinya, namun ia tidak merasakan sakit apapun Malah justru ia merasa ada sebuah tangan melingkari pinggang kecilnya, lalu ia memberanikan diri membuka kedua matanya, ia terdiam melihat kedua mata Raja yang menatapnya dengan intens.

Ia merasa paman satu ini memiliki kharisma yang tidak bisa ia hindari. Ia merasa nyaman dengan kedua tangan itu yang melingkari pinggangnya. Namun ia segera tersadar dan menjauh dari Raja.

Setelah shanaya pergi, raja tersenyum miring dan mengingat rencana yang telah ia susun, ternyata ia telah membuat skenario ini dari awal. Ia merasa puas karena dihari kedua ia berhasil menjalankan misinya

Namun apakah ia akan berhasil dihari berikut-berikutnya? Akankah itu akan menjadi boomerang untuknya?

 A FIGHTER [ HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang