57

49 1 0
                                    

" Sekarang tujuanmu bertahan hidup hanyalah abryan... Abryan membutuhkan ibunya, Kau pasti bisa " Rao berusaha menyadarkan shanaya, ia tau pasti sangat berat menjadi single parent diusianya yang masih 16 tahun

Shanaya memandang Rao dengan sendu, Ia hanya bisa terdiam tanpa membalas

FLASHBACK OFF
___________________________________

Seluruh orang diruangan tersebut
Memandang shanaya dengan terkejut

" Maaf " Shanaya benar-benar tidak tau harus mengatakan apa, dirinya telah kehabisan kalimat

" Tetapi setelah kejadian itu, Ia selalu memiliki keyakinan bahwa kau masih hidup, Ketika kami membantah hal tersebut...ia tetap pada pendiriannya, Ia bahkan tidak perduli dengan perkataan orang, Ia selalu berkata ' raja masih hidup, detak jantungku masih merasakan kehadirannya' " Rao benar-benar terharu mengingat kegigihan shanaya, Dia benar-benar gadis yang hebat...ia selalu melihat harapan itu dimata shanaya

Raja benar-benar syok, dia tidak bisa berkata apapun lagi...Shanaya nya benar-benar sangat mencintai dirinya, Shanaya membuatnya terenyuh...bagaimana gadisnya bisa memiliki keyakinan yang begitu kuat? Ketika ia tau bahwa selama setahun dirinya tidak memiliki tanda-tanda keberadaan raja

Raja ingin memeluk erat gadisnya, Anya benar...shanaya benar-benar tulus mencintainya, shanaya rela melakukan apapun hanya untuk dirinya

" Dan sekarang keyakinannya telah terbukti, kau benar-benar masih hidup...cintanya membuatmu masih hidup sampai sekarang, Aku baru melihat cinta yang murni untuk pertama kalinya dalam hidupku " Ucap rao yang membuat seluruh isi ruangan setuju dengan perkataannya

_______________________________

Skip Malam hari

Shanaya yang sedang berkutat di dapur untuk memasak, ia dikejutkan dengan sebuah tangan melingkar di pinggangnya

Namun ia tau bahwa itu raja

" J-jangan seperti itu, Aku sedang memasak " Shanaya berusaha fokus dengan masakannya, walaupun ia merasa terangsang ketika raja mencium lehernya berulang kali

Namun raja tetaplah raja, Ia tidak menggubris ucapan shanaya...Ia malah membalikkan badan shanaya

Shanaya terkejut, Ia langsung mematikan kompornya...lalu menatap manik mata raja, tubuhnya merinding karena tubuh mereka hanya berjarak seinci

" A-ada apa? " Dia berusaha menahan kegugupannya karena raja menatapnya dengan intens

Namun raja tetap tidak menjawab pertanyaan shanaya, tanpa aba-aba raja melumat bibir shanaya dengan nafsu

Shanaya terkejut, namun ia tidak bisa memberontak karena badannya terkunci oleh kukungan dari lengan raja, matanya terpejam menikmati sensasi lumatannya.

Namun sesi ciuman tersebut harus terpaksa berhenti saat mendengar suara abryan menangis

" Aku akan mengecek Abryan " Shanaya beruntung anaknya menangis di waktu yang tepat, kalau tidak ia tidak akan bisa berjalan dengan normal jika terus berada di dekat raja

Shanaya sedikit berlari menuju kamar, sementara raja sepertinya harus menahan nafsunya lagi
___________________

Sesampainya dikamar Shanaya langsung menggendong Abryan, Ia lupa bahwa balita itu waktunya memberikan Asi

Dengan segera ia membuka kancing bajunya, Dan terlihat satu payudara menyembul keluar, shanaya langsung mengarahkan putingnya ke mulut Abryan tanpa mengetahui bahwa raja melihat dirinya menyusui Abryan didepan pintu

Shanaya langsung terkaget saat terdengar suara deheman dari arah depan pintu kamar, ia ingin sekali mengumpat..karena ia belum menutup pintu itu, Ia kepalang malu sekarang

Pipi shanaya memerah, ia malu ketika payudaranya ditatap intens oleh raja, dengan cepat ia mengambil selimut dan menutupi tubuhnya sambil tetap menyusui abryan

" K-kapan kau berada disitu " Shanaya tidak berani menatap raja

" Baru saja saat kau membuka kancingmu " Godanya

Pipi shanaya semakin terasa panas

" Apakah hanya putraku yang mendapatkannya, Dan aku tidak? " Sambungnya lagi

" K-kau sudah dewasa, Maksudku abryan memang membutuhkan asi ku, Kau tidak " Dengan gugup shanaya  menjawabnya

" Apakah kau lupa dengan ucapanku dulu shanaya? " Sekali lagi raja menggoda shanaya, Ia menyukai gadis itu saat malu

Seketika shanaya memejamkan matanya karena Ia benar-benar malu mengingat perkataan raja dahulu

" Sekarang kau ingat hm? " Ia mengucapkannya dengan suara berat

" E-eum, L-lalu " Shanaya semakin gugup dibuatnya

" Kapan aku mendapatkan giliranku " Raja mendekati shanaya, Ia duduk disebelah shanaya

Shanaya menegang Ia menoleh kearah raja, Ia melihat hasrat dimata pria itu

" Setelah abryan tertidur " Ucapnya dengan spontan, lalu Ia membulatkan matanya ketika menyadari ucapannya

Raja tersenyum puas, Ia mengecup pipi gadis itu

Sekarang shanaya ingin sekali menghilang dari bumi, oh Tuhan Ia benar-benar malu

 A FIGHTER [ HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang