19

95 4 0
                                    

Keesokan harinya sinar matahari memasuki kamar Raja, terlihat mereka masih berpelukan dan tertidur pulas.

Lalu tiba-tiba nada dering telepon mengganggu sesi tidur nya mereka berdua.

Raja mencari ponselnya dinakas dan segera mengangkatnya dengan mata yang masih terpejam

" Halo " Raja berkata dengan pelan karena masih dialam bawah sadarnya

" HEI KAU, DIMANA? KAU TIDAK LIHAT INI JAM BERAPA?! " teriaknya yang ternyata ia adalah Meera, Raja langsung terbelalak dan melihat jam menunjukkan jam 9 pagi

" KAU LUPA? KITA ADA PERTEMUAN DENGAN DEWAN KOMISARIS DEPARTEMENT " Meera terus saja memarahi Raja

" Oke-oke fine, aku akan segera kesana  " Sebelum Meera mengatakan hal lain ia langsung mematikan ponselnya.

Ia melihat kesamping, terdapat shanaya yang tertidur pulas dipelukannya, ia tersenyum hangat..dan mencium kening shanaya, dengan perlahan ia melepaskan tangan shanaya dari perut sixpacknya.

Ia dengan cepat berlari ke kamar mandi untuk bersiap-siap

5 menit kemudian Raja keluar dari kamar mandi memakai handuk yang diikatnya dipinggang, namun ia tidak melihat shanaya dikamarnya, ia malah menemukan beberapa pasang baju yang telah shanaya siapkan untuknya. Dia tersenyum dan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

Ia segera memakai pakaian yang telah disiapkan shanaya, dan mengecek keluar kamar, ternyata shanaya mencari bahan makanan

" Sedang apa shanaya? " Ucapnya yang membuat shanaya terkejut

" Eum, aku mencari bahan makanan...apakah paman tidak pernah berbelanja bahan makanan, kenapa kulkas ini terlihat kosong, hanya ada minuman saja " Shanaya berkacak pinggang

" Hehe, aku tidak pernah memasak...biasanya aku makan diluar " Raja menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Shanaya menghela nafas dan, melihat kearah Raja yang tidak tertata rapi

Shanaya mendekat, dan memperbaiki kerah kemejanya Raja. Posisi mereka sangat intim, shanaya mendongak menatap Raja sebentar dan segera sedikit menjauh darinya.

" Nah paman terlihat tampan " Ia mengedipkan mata kearah Raja, yang membuat Raja terkekeh gemas.

" Baiklah aku pergi dulu, jika kau butuh apa-apa segera hubungi aku lewat telepon rumah, oke? " Raja memberinya pengertian lalu dibalas anggukan oleh shanaya

Raja bergegas pergi meninggalkan shanaya, karena ia benar-benar terlambat menghadiri pertemuan penting.

Lantas shanaya menutup pintu rumahnya, dan memasuki kamar Raja, dan menatanya agar rapi seperti semula...lalu ia pergi mandi.

__________________________________

Disisi lain Raja dengan tergesa-gesa memasuki ruang pertemuan dan melihat Meera dan para sahabatnya sudah berada diruang itu bersama pak Komisaris.

" Maaf aku terlambat " Raja mengucapkannya dengan tidak enak hati

" Tidak apa-apa, silahkan duduk " Ucap pak komisaris

Sementara Meera menatap sinis kearah Raja, dan para sahabatnya hanya bisa menghela nafas lihat tingkah raja

" Jadi, aku mengumpulkan kalian disini ingin membahas mengenai korupsi yang dilakukan oleh aditya malhotra, ia adalah adik dari Rajesh malhotra...sepertinya mereka bekerja sama untuk melakukan korupsi itu " Ucap pak komisaris memijat pangkal hidungnya

" Ia korupsi di departement keuangan, namun tidak ada yang berani memecatnya...karena ia adalah adik dari konglomerat sekaligus donatur terbesar yang ada di India " Lanjutnya

Mereka memandang serius kearah pak komisaris

" Aku tidak tau lagi harus berbuat bagaimana, semakin hari perbuatan Rajesh dan aditya tidak bisa terkendali...namun kami tidak bisa berbuat apa-apa " Lanjutnya

Raja semakin gusar mendengar Rajesh yang mulai permainannya.

" Harapan satu-satunya kami adalah kalian, aku benar-benar berharap kalian bisa mengatasi masalah sebesar ini " Ucap pak komisaris berharap mereka bisa memberantas Rajesh dan adiknya.

Mereka mengangguk dan berucap akan melakukan usaha untuk menangkap keduanya semaksimal mungkin

Tak berselang lama pertemuan pun ditutup.

Setelah pak komisaris keluar ruangan, mereka berbincang-bincang mengenai pembahasan tadi.

" Kita harus mendapatkan informasi tentang Rajesh melewati putrinya " Ucap Meera menatap 7 perwira tersebut

Raja merasa gundah, ia takut nyawa shanaya terancam, apalagi mengingat ia mengandung bayi mereka berdua.

" Tidak adakah cara lain? " Ucap Raja yang berharap ada cara selain membahayakan nyawa shanaya

" Menurutmu? " Meera mengangkat satu alisnya, lalu raja menghela nafas berat.

Meera benar, tidak ada cara lain selain mendapat informasi dari shanaya.

 A FIGHTER [ HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang