20

109 4 0
                                    

Shanaya merenung dikamar Raja, Ia masih teringat bagaimana ayahnya memperlakukannya dengan buas, tanpa Ia sadari air mata mengalir deras dipipinya

" Ayah bagaimanapun kau memperlakukanku, sampai kapanpun aku akan tetap menyayangimu...walau nanti aku harus mati ditanganmu " Gumamnya dengan pelan, Ia sungguh menyayangi ayahnya terlepas dari sikap ayahnya yang berubah terhadap dirinya

Shanaya menghela nafas dengan berat, dan memutar sebuah lagu.

Mungkin kalian bertanya bagaimana shanaya bisa mendapatkan handphone? Darimana Ia menemukannya? Raja meninggalkan handphone keduanya dikamarnya, ya benar. Raja memiliki 2 handphone, satu untuk Ia berkerja, satunya adalah untuk pribadi.

Ia mendengarkan lagu itu sambil melamun, tak terasa Ia tertidur dengan keadaan yang masih menetaskan air matanya.

__________________________________

Dimalam Hari, Raja bergegas untuk pulang...karena ia khawatir shanaya menunggunya.
Namun Meera memanggilnya

" Raja, kau mau kemana? " Ucap Meera yang berada di belakang Raja

Raja menoleh dan berkata " Aku akan kembali kerumahku "

" Bolehkah aku ikut? Aku sudah lama tidak berkunjung kerumahmu " Ucap Meera

Raja merenung sebentar, ia bingung harus menjawab apa, karena shanaya berada dirumahnya...ia tidak siap jika harus diberi pertanyaan kenapa shanaya bisa berada dirumahnya.

" E-eum, maaf aku tidak bisa Meera, kerabat jauhku menginap dirumahku selama beberapa hari " Ucapnya dengan berbohong, lalu Meera mengangguk lesu

Lalu Raja pergi meninggalkan Meera, dan bergegas melaju menaiki motor sport nya.

Meera hanya menatap Raja dengan tatapan penuh arti.

_________________________________

Sesampainya dirumah ia segera memasuki kamarnya dan melihat shanaya tertidur pulas, namun ada yang salah, ia melihat shanaya seperti habis menangis, karena matanya begitu sembab.

Ia khawatir, dan mengecup kening shanaya, yang membuat sang empu mengerjapkan matanya melihat siapa yang mengecup keningnya.

" Paman sudah pulang? Sejak kapan?" Ucap shanaya dengan pelan

" Baru saja, kenapa kau menangis hm? " Raja mengelus surai rambut shanaya

Shanaya menggeleng dan berkata " Aku hanya merindukan ayahku " Perkataan shanaya membuat Raja terdiam, shanaya benar-benar gadis yang murni..bahkan dia tidak memiliki dendam dengan ayahnya, setelah apa yang ayahnya lakukan padanya.

" Sstt, sudah-sudah....kau ingin apa hm? " Raja mengalihkan pembicaraan

" Paman, Aku ingin paman Rao kemari, aku ingin menagih janjinya untuk membelikanku boneka beruang " Setelah mendengar perkataan shanaya, ia merasa cemburu.

" Aku saja yang belikan ya? " Raja membujuk shanaya

" Tidak mau, Aku ingin Paman Rao yang membelikannya " Ia menatap Raja dengan sendu, lalu Raja menghela nafas dan mengiyakan.

Raja menelpon Rao lalu menyuruhnya kerumahnya dan membawakan boneka beruang sesuai keinginan shanaya.

" Oke dia akan kesini, apa kau senang? " Lalu dibalas anggukan dari shanaya

Suasana hening sejenak

" Sejak kapan shanaya? " Tiba-tiba Raja membuka suaranya, shanaya menatap bingung kearah Raja

" Maksudnya? "

" Sejak kapan kau menyembunyikan kehamilanmu? " Shanaya menegang ketika Raja menanyakan hal tersebut

" Hahaha, apa yang kau maksud paman " Shanaya berusaha mengalihkan pembicaraan

"Serius shanaya, sejak kapan? " Raja mengubah suaranya menjadi serius

Shanaya terdiam, dan menghela nafas " 2 hari setelah kita melakukan itu, A-aku mengalami mual dan muntah...aku kira aku hanya masuk angin, lalu Aku pergi kerumah sakit untuk mengecek keadaanku, aku berfikir mungkin akan terkena demam, namun dokter mengatakan bahwa aku sedang mengandung " Dia menjelaskan dengan terus terang

Raja terdiam, ia tidak percaya bahwa secepat itu shanaya mengandung darah dagingnya, padahal ia hanya mengeluarkannya 2 kali dalam semalam. Ia memijat pelipisnya

" Kenapa kau tidak memberitahuku shanaya? " Raja menatap sendu kearah shanaya

Sementara shanaya hanya menunduk tidak berani menatap matanya.

" Aku tidak ingin menyusahkanmu paman " Setelah shanaya mengatakan itu, Rasa bersalah semakin menyerangnya, ia memeluk shanaya secara spontan lalu dibalas oleh shanaya.

" Kau tidak pernah menyusahkan ku, mengerti? " Shanaya mengangguk mendengar penuturan Raja.

Lalu tiba-tiba sebuah deheman menyadarkan mereka berdua

" Sepertinya aku salah momen " Ucap Rao yang sudah berada di depan pintu kamar Raja yang terbuka

" Tcih pria ini selalu mengganggu " Gumam Raja menatap Rao dengan kesal

" PAMAANNN! " Shanaya menghampiri Rao dan berlari kecil, ia segera menatap Rao dengan antusias dan menyodorkan tangannya

" Apa? " Rao menatap bingung kearah shanaya

" Mana bonekanya? " Balas shanaya

Rao tersadar dan segera mengeluarkan sebuah boneka beruang besar yang lucu, dengan cepat shanaya meraih boneka beruang tersebut dan memeluknya dengan erat

" Terimakasih paman! " Shanaya tersenyum senang kearah Rao

" Iya manis " Rao mengacak rambut shanaya dengan gemas

Raja yang melihat itu merasakan api cemburu, ia berdehem dengan keras.

Shanaya menghampiri Raja dan memperlihatkan boneka beruang yang terlihat menggemaskan itu.

" Boneka ini mirip dengan teddy kesayanganku " Ucap shanaya yang masih melihat boneka beruang barunya itu

_________________________________

" Paman kemarilah, aku ingin bercerita sesuatu denganmu " Shanaya mengajak Rao masuk ke kamar Raja

" Kalian tau tidak? Kalau kemarin lusa saat aku tidak bertemu kalian, Aku dan Melisa mencuri mangga " Ia tertawa kecil menceritakannya

Raja dan Rao hanya mendengarkan shanaya yang menggemaskan

" Melisa sangat payah, Ia tidak bisa memanjat pohon, lalu akhirnya aku yang menggantikannya memanjat pohon, untungnya aku bisa...aku mencuri 12 mangga, Mmm sangat enak " Raja dan Rao melongo dibuatnya, Ia tidak percaya gadis yang tengah mengandung ini dengan beraninya memanjat pohon tanpa takut terjatuh

" Apa kau terjatuh" Ucap Raja dengan khawatir

" Tenang saja paman, aku sangat handal dalam memanjat pohon " Ia tersenyum bangga

Raja dan Rao menghela nafas mendengar cerita shanaya, benar-benar gadis super....ia tau bahwa ia tengah hamil tapi bisa-bisanya melakukan hal ekstrim.

" Apakah tidak ketahuan? " Ucap Rao penasaran dengan kelanjutan cerita shanaya

" Hehe ketahuan, dan kami berdua berlari secepat mungkin untuk menghindari kejaran pemilik pohon mangga itu " Ucapnya dengan polos

Raja dan Rao memijat pelipis mereka bersamaan dan saling melirik satu sama lain

" Dengar shanaya, kau tengah hamil...jadi jangan terlalu banyak berlari, kau akan cepat kelelahan jika seperti itu " Raja menjelaskan dengan lembut

" Eummm oke, tapi saat itu memang aku sedang ingin mangga...aku malas beli, jadi aku dan melisa mengambil dari pohon mangga orang lain " Shanaya menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal

Akhirnya Raja dan Rao berasumsi bahwa, shanaya sedang mengidam.

" Gadis pintar, tapi jangan lakukan itu lagi oke? Itu berbahaya untuk kesehatan mu " Ucap Rao, shanaya pun mengangguk patuh

 A FIGHTER [ HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang