25

80 4 0
                                    

5 bulan kemudian, terlihat perut shanaya sudah terlihat membesar

Semakin hari shanaya sangat manja terhadap raja, sampai terkadang raja kelimpungan untuk menanganinya, namun disisi lain ia bersyukur bahwa selama beberapa bulan ini shanaya tidak mengalami masalah

" Paman, coba sentuh perutku " Shanaya mengarahkan tangan raja keperutnya

Raja mendekatkan diri ke perut shanaya, dan dapat merasakan bayi mereka sangat aktif, dia dapat merasakan tendangannya

Raja tersenyum gembira, ia memeluk shanaya dari belakang dan sesekali mengecup lehernya

" Bayinya sangat aktif disana, dan terkadang tendangannya itu membuat perutku terasa nyeri " Ucapnya

Raja mengelus perut shanaya dari belakang dan ia berkata " Bayi nakal, ia mengganggu ibunya rupanya, selama aku bertugas "

Ya benar, setelah malam itu, Raja ditugaskan untuk menjaga perbatasan Pakistan dan India karena terjadi kontroversi antar keduanya. Yang membuatnya dengan berat hati ia meninggalkan shanaya seorang diri dalam keadaan hamil.

" Aku merindukanmu " Bisiknya ketelinga shanaya

" Aku juga sangat merindukan paman, aku rindu pelukan paman, omelan dari paman, dan wajah tampanmu " Shanaya membuat Raja seperti kepiting rebus sekarang

Shanaya berbalik menghadap Raja, Ia menangis!

Raja khawatir, dan segera memeluknya " Paman, Aku merindukan Ayah " Ucapnya dengan lirih

Lagi-lagi Raja dibuat semakin sedih, gadisnya benar-benar sangat menyayangi ayahnya walaupun dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, ayahnya ingin membunuhnya.

" Paman, jika suatu hari aku bertemu Ayah, Aku hanya ingin mengatakan aku sangat menyayanginya, bahkan lebih dari diriku sendiri " Ucapnya dengan air mata yang begitu deras

Raja mengangguk dan mengelus punggung shanaya untuk menenangkan

" Tenanglah shanaya, nanti bayi kita sedih melihat ibunya menangis seperti ini " Ucapnya dan mengecup pipi shanaya

Lalu shanaya mengusap air matanya, ia memandang raja dengan intens

" Paman bolehkah aku mengatakan sesuatu? " Ucapnya yang membuat raja bingung

" Apa? " Balasnya dengan bingung

" Tapi jangan marah? Aku takut paman marah " Ia menatap raja penuh harap

Raja mengangguk

" A-aku mencintaimu paman " Ucapnya dengan menunduk, shanaya tidak berani menatap wajah pria itu

Raja terdiam, ia tidak menyangka shanaya akan mengatakan itu

" Katakan lagi " Ucap raja

" Tatap aku shanaya " Lanjutnya

Dengan ragu shanaya menatap raja, dan mengatakan " Aku mencintaimu paman , Maaf aku tidak tau sejak kapan, jangan marah paman, Aku- " Ucapannya terpotong ketika raja mencium dan melumat bibirnya secara spontan

Shanaya mengalungkan kedua tangannya dileher raja, ia benar-benar menikmati lumatan dari pria itu.

Selang beberapa menit, raja melepaskan ciuman mereka,lalu ia mengatakan " Aku juga mencintaimu shanaya "

Shanaya terdiam, ia benar-benar terkejut, ia pikir pria ini tidak mencintai dirinya..namun pemikirannya salah, justru mereka saling mencintai

" Aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu " Terus terang raja mengatakannya kepada shanaya

Shanaya tersenyum bahagia, lalu memeluk raja dengan erat lalu dibalas oleh pria itu.

Mereka benar-benar berlarut dalam pelukan yang nyaman itu.

Tiba-tiba telepon raja berdering yang menyadarkan mereka berdua, ia melihat nama rohan tertera. Lalu segera mengangkatnya.

" Ada apa? " Ucap raja

" Cepatlah kemari, ini genting. Rajesh benar-benar mengacak markas kita karena merasa shanaya disembunyikan olehmu " Ia berkata dengan sedikit kencang karena tembakan yang terdengar keras

Raja kaget dan marah, " Baiklah aku akan kesana segera " Lalu ia menutup telponnya

Raja menatap shanaya dengan penuh arti, lalu ia berkata " Tetap disini, jangan keluar rumah sebelum aku datang, oke? " Ia mencium kening shanaya

Shanaya mengangguk patuh, lalu raja bergegas mengambil senapan dan pergi ke markas

Shanaya mengelus perutnya dengan khawatir, Ia takut raja dan para pamannya itu terluka.

" Aku harap semuanya baik-baik saja, dan aku akan segera mengakhiri ini" Gumamnya dan tatapannya berubah menjadi tajam

__________________________________

Sesampainya di markas, raja menembaki satu persatu penyerang yang ada disana

" DORR "

" DOR "

bunyi senapan yang dilayangkannya secara bertubi-tubi yang membuat satu persatu penyerang menjadi tumbang.

Dia segera masuk ke dalam markas, Ia melihat para sahabat nya dan Meera disekap disana.

Meera dan para sahabatnya menyuruh raja untuk segera melepaskan mereka, namun tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan yang berasal dari kegelapan

" Ternyata kau sudah datang Major raja Vernandhra " Ucap Rajesh dengan menekankan kalimat terakhirnya

" Lepaskan mereka, kau memiliki urusan denganku " Ucapnya dengan dingin dan menahan amarah

" Ckckc sayangnya aku tidak akan melepas mereka, sebelum kau memberikan shanaya " Ucap Rajesh

Raja semakin marah mendengarnya, " Pria biadab, kau ingin membunuh putrimu sendiri, kenapa?!!! "

" Karena dia melakukan sesuatu seperti jalang, dan itu bersama denganmu " Rajesh menatap dendam kearah raja, raja yang mendengarnya menggeram marah

" Sekarang pilihanmu hanyalah 2 , kau memberikan shanaya dan aku akan melepaskan mereka, atau mereka akan kubunuh " Rajesh benar-benar membuat raja marah, lalu raja menghajar Rajesh dengan sekali pukulan

Pria itu justru tertawa saat menerima pukulan dari raja, " Sayangnya pukulan itu tidak berarti apa-apa bagiku "

Lalu Rajesh memanggil anak buahnya untuk menghajar Raja

Dengan keadaan marah, Raja membantai habis satu persatu dari mereka seorang diri.

Namun ketika ia lengah, tiba-tiba sebuah balok menghantamnya dari belakang dan membuat Raja sedikit tersungkur, yang membuat Meera dan para sahabatnya terkejut , mereka semakin memberontak, mereka tidak tega melihat Raja bertarung seorang diri.

" Menyerah atau mati? " Rajesh memandang remeh kearah raja yang benar-benar mengenaskan

" Lebih baik aku mati, daripada harus menyerah " Raja menatap tajam kearah Rajesh

 A FIGHTER [ HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang