15

121 4 0
                                    

4 hari kemudian, shanaya sudah berada dirumah dia dan ayahnya, ia mondar-mandir menunggu bel berbunyi, ia tidak sabar menunggu kedatangan sang ayah

Lalu terdengar bel berbunyi, lalu dengan sedikit berlari ia membuka pintu, dan menemukan ayahnya memasang wajah raut marah, bukan wajah yang biasanya terlihat akrab dengannya.

" A-ada apa ayah? " Shanaya terlihat bingung melihat raut wajah ayahnya yang menahan marah

Lalu tanpa aba-aba sang ayah menyeret shanaya dan dibawa keruangannya

" APA INI!? " ucap rajesh dengan kasar dan menyeramkan yang membuat shanaya ketakutan

Shanaya melihat sebuah foto menampakkan dirinya dan raja dikamarnya, ia tidak berani menatap mata sang ayah

" Pintar sekali sekarang, kau menjadi jalang kecil ya? " Rajesh tersenyum miring yang membuat shanaya mundur ketakutan

" Ternyata dibalik muka polosmu terdapat pikiran jalang? " Rajesh tertawa remeh

" Kau BUKAN PUTRIKU LAGI! " kali ini rajesh membentak shanaya dengan keras sehingga suaranya menggema di seluruh ruangan, shanaya sudah menangis sesegukan

Shanaya menggeleng dan memohon kepada sang ayah, lalu tiba-tiba ia ditarik oleh bodyguard ayahnya, Ia dibekap dan dibawa entah kemana, ia berusaha memberontak namun ia hanyalah gadis remaja 16 tahun.

Karena ia memberontak, akhirnya dia disuntik bius agar pingsan untuk beberapa jam kedepan.

Lama kelamaan pandangan shanaya mengkabur dan menggelap, ya benar, ia pingsan.

_________________________________
5 hari kemudian

Disisi lain, raja dan rekan-rekannya berkumpul di markas, disana terdapat meera yang sudah menunggu.

" aku telah mendapatkan informasi " Meera mengatakan dengan nada serius

" Apa? " Raja bertanya dengan heran

" Rajesh mengubah permainannya " Meera membalas

Lalu 7 perwira itu memandang Meera dengan tatapan terkejut, bagaimana rajesh bisa mengubah permainannya?

" Dia mengubah rencananya, dan mempergunakan putrinya sebagai awal permainan " Ucap Meera yang membuat 7 perwira itu semakin terkejut terutama raja, ia mengepalkan tangannya menahan marah saat mendengar shanaya akan dipergunakan sebagai alat

" Dan mata-mataku mengatakan, seminggu yang lalu putrinya yang bernama shanaya malhotra disekap, dan diperlakukan buruk di ruang penyiksaan rajesh " Dia kembali menerangkan, Meera tidak mengetahui hubungan antara shanaya dan Raja.

Raja yang mendengarkannya memejamkan mata, dan terlihat urat lehernya dan ototnya karena menahan amarah.

Sementara 6 perwira tersebut melirik raja dengan khawatir, ia tahu sahabatnya itu menahan marah. Mereka khawatir sahabatnya akan melakukan sesuatu dengan gegabah

" Tenangkan dirimu " Rohan berbisik ketelinga Raja

" Bagaimana aku bisa tenang, nyawanya diujung tanduk, aku tidak bisa membiarkan ini " Ia berbisik dengan menggeram marah

Meera melihat mereka berdua berbisik lantas bingung dan bertanya
" Ada apa dengan kalian berdua? " Rohan langsung menggeleng sebagai pertanda tidak ada apa-apa, sementara Raja hanya terdiam

" Lalu apa rencananya? " Ucap rao

" Kita harus menyelamatkan shanaya, karena mata-mataku memantau shanaya melewati GPS yang sengaja ia pasang saat shanaya sedang tidur. Mata-mataku bilang, shanaya dibawah pengaruh obat bius " Ucapnya berterus terang

" Dan dia disekap diruangan gelap, ruangan tersebut minim ventilasi...yang membuat siapapun yang berada didalamnya tidak akan bertahan lama, maximal 12 jam dia bisa bertahan...karena dia sudah terlalu lama didalam ruangan tersebut " Meera menghadap kepapan dan menjelaskan.

Raja semakin gusar, dia tau shanaya pasti sangat ketakutan, dia berharap shanaya bisa bertahan untuknya.

" Dan, sepertinya kemungkinan besar rajesh dengan tega akan membunuh shanaya dalam 48 jam kedepan. " Ia menghela nafas dan merasa kasihan dengan shanaya

6 sahabat raja ikut khawatir, ia tahu itu pasti menyakitkan bagi anak 16 tahun yang mengetahui bahwa ayahnya akan membunuhnya.

Raja diam" Menetaskan air matanya, lalu dengan cepat ia mengusap kasar, namun itu dapat dilihat oleh ke 6 sahabatnya, mereka baru melihat selama 11 tahun bersahabat...seorang Major raja menangis.

Mereka menyadari bahwa raja sangat mencintai shanaya, terlepas dari fakta bahwa shanaya masih anak dibawah umur. namun bagi raja, ia adalah gadisnya.

" Sekarang kita harus cepat bergerak untuk menyelamatkan shanaya " Meera keluar dari ruangan itu dan menyisakan 7 perwira yang tegang.

" Raja tenanglah " Ucap yash mengusap bahu raja untuk menenangkan

" Aku tidak bisa menunggu ini, dia akan mati "ucapnya dengan suara bergetar lalu Raja berlari mengambil senapan tentara, dan beberapa pistol..ia tidak bisa membiarkan gadisnya terlalu lama sendirian dengan ketakutan.

" RAJA! " teriak ke 6 sahabatnya yang melihat raja pergi untuk menyelamatkan shanaya.

Mereka hanya bisa mengusap wajah dengan kasar, karena mereka tau Raja  akan benar-benar akan menghabisi siapapun yang mengancam hidupnya, yaitu shanaya.

 A FIGHTER [ HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang