AR 22

1.7K 142 37
                                    

•Happy Reading love•

°°°°°°

"Ayah, Bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah, Bunda...!" teriak Killa bersemangat sambil menuruni anak tangga secara tergesa-gesa.

"Aduh Nda! Pelan-pelan nanti jatuh nangis lagi," tegur Bunda Maudy.

Killa menyambut kedatangan kedua orang tuanya setelah sehari pergi keluar kota. "Kangen," ucapnya sambil memeluk kedua orangtuanya.

"Baru sehari ditinggal udah kangen," ujar Ayah Dion.

"Iya dong, aku pengen cerita sesuatu ke kalian," tutur Killa bersemangat.

"Cerita apa tuh," sahut Bunda penasaran.

Ayah Dion hanya menggelengkan kepalanya melihat istri dan anaknya sangat sefrekuensi. "Nanti aja Bund, kita bersih-bersih dulu."

"Ih Ayah, sekarang aja!" balas Killa tak sabaran.

"Udah-udah nanti aja, Ayuk Yah," ajak Bunda Maudy menarik tangan suaminya.

"Ish, dasar!" cibir Killa.

Sebelum melenggang pergi, Ayah Dion membalikkan badannya ke arah putrinya. "Killa, nanti kalau punya adik gak apa-apa ya?"

Killa membeku ditempat. "Aaaaa... Ayah, Bunda aku gak mau!" teriak Killa.

Kedua orangtuanya tertawa sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya berada, sungguh lucu sekali menggoda anaknya itu.

Killa yang masih mencerna semuanya masih tak bergeming dari tempat berdirinya. "Gak mau punya adik!" lirih Killa.

Ia mau sedikit egois, cuman dirinya yang boleh mendapatkan kasih sayang kedua orangtuanya tidak boleh ada orang lain. Ia mau tetap jadi anak tunggal di rumah ini.

Bi Rumi yang mendengar percakapan tuan dan nyonya dengan anaknya itu terkekeh geli, mereka memang sangat suka sekali menggoda putrinya.

"Non, gak berangkat sekolah?" tanya Bi Rumi yang sudah melihat Killa rapi dengan seragam sekolahnya.

Killa melihat jam berwarna pink dipergelangan tangannya, ia tersentak kaget mengetahui ia sudah telat. "Killa bego banget sih!" ia bergegas menuju keluar dengan terburu-buru tanpa berpamitan dengan kedua orangtuanya.

"MANG DIDIN!"

"Ada apa non?" tanya mang Didin kaget.

"Ayuk buruan anterin ke sekolah!" Killa langsung berlari menuju mobilnya dan diikuti mang Didin.

Selama diperjalanan ia terus mengoceh kesal. "Mampus! Udah telat banget."

Mang Didin juga sama ketar-ketir seperti Killa karena jalanan yang lumayan macet. "Non kenapa bisa telat?"

"Ssst, diem mang aku lagi kesel."

Ia sungguh sangat tidak mood hari ini, tadi pagi sempat meminta Arson untuk menjemputnya tetapi lelaki itu bilang tidak bisa karena ada urusan mendadak. Ditambah lagi kedua orangtuanya mengatakan seorang adik, hatinya makin kacau jadinya.

ARSON RAZENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang