PLUTO 06 : Pluto

3.1K 311 31
                                    

Aku dan Ara terus berciuman, sekarang tubuhnya dan juga tubuhku saling menempel.

Ciuman Ara yang tadi berada di bibirku menjalar dan berpindah ke leherku, aku tidak pernah berciuman sebelumnya tapi naluriku menuntun tubuhku untuk mendongak memberi Ara ruang yang cukup memainkan leherku.

"Ahhhh..."

Aku mengeluarkan suara-suara yang tidak dapat ku mengerti saat lidah dan bibir Ara bergantian memainkan leherku.

"Raaahhhh..."

Aku meremas puncak kepala Ara.

Semakin dalam ciuman Ara di leherku maka semakin sering juga aku bersuara. Ara tampaknya takut jika apa yang kita berdua lakukan di ketahui oleh mama, jadi dia memasukkan ibu jarinya ke mulutku yang membuatku mengigit atau menghisapnya saat akan mendesah.

Perasaan hangat dan gatal dari bagian bawah perutku membuat seluruh tubuhku memanas. Aku mulai berkeringat...

Ara menyadari itu, dia menarik wajahnya dari ceruk leherku. Nafasnya memburu sambil menatapku.

"Chika..."

Suara Ara bergetar, aku menatapnya sayu.

"Yaa?"

"Ayo pacaran..."

"Hah? Apa?"

"Aku nganggep itu sebagai jawaban iya..."

Aku masih linglung dengan ajakan Ara, tetapi dia...tangannya sudah bergerak meraih kancing baju seragamku dan membukanya satu persatu.

Dengan tubuh menegang aku menghentikan aktifitasnya saat jari Ara bergerak ke kancing terakhir, hampir mengekspos tubuh bagian dalamku yang hanya tertutupi bra hitam saja.

"Araaa..." Sama seperti Ara, suaraku juga bergetar.

Ara menghela nafas panjang, dia kembali memasang kancing bajuku dan setelah selesai tubuhnya semakin menempel memelukku.

15 menit berlalu...

Aku dan Ara tetap diam di tengah-tengah pelukan kami. Tubuh Ara yang tadinya hangat membara kini menurun dan biasa-biasa saja.

"Yang tadi aku serius" Ara bersuara.

"Hah?"

"Hah hah mulu..."

Ara melepas pelukannya dan menatapku lekat-lekat, hal ini membuatku gugup. Jadi aku memalingkan wajahku, tidak ingin membalas tatapan Ara.

"Ini masih hari pertama kita pacaran, tapi kamu udah nyuekin aku..."

Kali ini aku melotot ke arah Ara.

Pacar apa? Aku bahkan belum memberinya jawaban.

"Tapi aku belum ngasih jawaban" Kedua tanganku memeluk tubuhku sendiri, berusaha menyembunyikan rasa gugupku.

Mendengar itu Ara memajukan bibirnya tidak suka.

"Kalo gitu kasih sekarang" Tangan kanan Ara menengadah, seolah jawaban yang akan kuberi berbentuk benda mati.

Aku menepuk telapak tangannya.

"Udah sore kamu mending pulang" Usirku, yang semakin membuat Ara memajukan bibirnya.

"Jawaban dulu" Dia tetep kekeh meminta jawabanku.

"Kasih aku waktu seminggu, sekarang kamu balik"

"Kamu kayak satpol pp, suka ngusir-ngusir" Gerutu Ara, tetapi karena ini adalah perintahku dia dengan patuh menerimanya.

Ara meraih barang-barangnya di kasur dan berjalan ke arah pintu, sebelum memutar knop dia sekali lagi mendaratkan ciuman yang ringan ke bibirku.

"Kamu nembak aku karena ini kan?" Tanyaku memastikan sebelum dia melangkah keluar kamar.

PLUTO (Chika×Ara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang