Hari-hari berlalu dengan cepat, ulangan semester akhirnya selesai dan sekarang sekolah libur selama dua minggu.
Sesuai rencana Ashel, setelah libur tiba kita berdua meminta ijin untuk berlibur di villa. Om Zayn dan mama yang sedang sibuk dengan cepat setuju, mereka hanya mengingatkan agar aku dan Ashel berhati-hati di sana.
"Mama seneng liat kamu lebih bahagia"
Dimalam hari setelah membantu Ashel packing, mama ke kamarku dan membantuku juga.
Ucapannya yang tiba-tiba membuatku tersenyum lebar.
Aku kemudian memeluk mama erat.
"Ashel gak pernah nyusahin kamu kan?"
Aku menggeleng.
"Syukur deh, pas awal-awal nikah mama takut kamu gak nyaman karena harus punya saudara tiri yang seusia tapi kayaknya mama terlalu khawatir"
"Iya mama kelewat khawatir, Ashel banyak ngebantu aku kok ma"
Mama mengeratkan pelukannya.
"Ngomong-ngomong kemarin mama ketemu temen kamu"
"Siapa?"
"Davi, dia nanyaiin kamu..."
"Ohhh"
"Kok responnya gitu?"
Aku tersenyum masam, sejak janjiku kepada Ara untuk menjauhi Davi aku tidak peduli lagi dengannya. Meskipun beberapa kali dia berusaha berbicara denganku.
"Davi anak yang sopan, dia pernah nembak kamu kan?"
"Mama tau darimana?"
"Dia cerita, mamanya jadi penasaran sama kamu. Katanya Davi itu anaknya kutu buku banget, cuma kamu yang bisa ngalihin perhatian dia dari buku"
Oke, ini membuatku terkejut.
Jadi mama dan mama Davi saling mengenal? Dan Davi bercerita tentangku? Tidak sopan sekali.
Aku memajukan bibirku kesal.
"Chika..."
"Iya ma?"
"Mama bakal bahagia kalau kamu bisa ngejalin hubungan sama Davi, dia anak yang baik dan dari keluarga yang baik juga. Papanya CEO dari perusahaan makanan ringan"
"Astaga mama...aku masih muda!"
"Ohhh maksudnya kalau kamu udah dewasa kamu mau sama Davi?"
"MAMAAAA"
Aku berteriak kesal, mama bergegas bangkit dan tertawa. Dia berjalan keluar kamar tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
Sepeninggal mama aku melamun memikirkan hubunganku dengan Ara.
Pandangam mama tentang cinta sangat berbanding terbalik dengan om Zayn. Om Zayn mungkin tidak masalah jika anak-anaknya menjalin hubungan sesama jenis. Tapi mama berbeda, aku terdiam.
"Lo kenapa?"
Ashel yang entah sejak kapan datang berdiri di depanku. Aku tersenyum dan menggeleng kecil.
"Mikirin ucapan mama yah"
"Lo denger?"
"Gue di pintu tadi"
"Kebiasaan nguping"
"Gak yah..." Ashel duduk di sampingku.
Kita berdua saling diam.
Mungkin karena bosan Ashel menyikut lenganku, aku menaikkan sebelah alisku menatapnya bingung.
"Gue gak tau, tapi kayaknya lo ama Ara ada sesuatu"
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUTO (Chika×Ara)
Romance"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"