Aku dan Ara tidur dengan berpelukan tanpa memakai baju terlebih dahulu.
Kita berdua begitu kelelahan dan tidak bangun hingga suara gedoran di pintu terdengar.
"ARA! CHIKA! LO BERDUA TIDUR APA LATIHAN MENINGGAL!?"
Aku menggeliat saat mendengar suara teriakan Ashel, Ara yang sedang memelukku mengeram kesal karena tidurnya terganggu.
"Jangan dipeduliin tidur lagi aja..." Ara menahan tubuhku saat aku ingin bangun.
"Raa tapi itu Ashel" Aku takut Ashel tiba-tiba membuka pintu menggunakan kunci cadangan atau sejenisnya.
Dia akan melihatku dan Ara yang berpelukan sambil bertelanjang.
"BANGU GAK LO! GUE MAU MANDI, BAJU GUE DI DALAM!"
Berkali-kali Ashel berusaha mendobrak pintu dan memutar knop, aku semakin panik.
"Duhhh Ara bangun, itu ada Ashel"
Aku berusaha membangunkan Ara, tapi dia yang masih mengantuk justru menarik selimut semakin menutupi tubuhnya yang membuatku panik dan gugup.
Aku hampir menangis sekarang.
"Raa please bangun trus pake baju lagi..." Aku memohon, dan yah Ara sama sekali tidak peduli.
Pada akhirnya aku harus bangun sendiri meraih pakaianku dan memakainya cepat.
"CHIKAAA..."
Ketukan Ashel semakin kuat.
"Raa pake baju dulu..."
"Bentar Shel!" Aku akhirnya berbicara.
"Buruan, elahhh..." Suara tidak sabaran Ashel terdengar.
Aku memungut semua baju Ara dan berusaha memakaikannya, dia sepertinya terganggu karena matanya yang indah terbuka.
Wajah cantik Ara berubah kusut saat aku dengan tergesa-gesa memakaikannya baju.
"Pake celana...kalo ngga aku bakal marah!"
Sejauh ini hal yang Ara takuti adalah jika aku marah atau mengambek, jadi dia meskipun tidak ingin tetap bangun dan memakai celananya.
Setelah merasa semuanya sudah terlihat normal aku bergegas kearah pintu, memutar kunci dan membukanya.
Di depan pintu wajah judes Ashel menatapku kesal.
"Loh.."
"Loh.."
Aku dan Ashel sama-sama bersuara.
"Leher lo kenapa?"
"Leher lo kenapa?"
Sekali lagi aku dan Ashel memiliki pertanyaan yang sama.
Aku yang kebingungan kembali masuk dan berdiri di depan lemari yang memiliki cermin.
"Araaa..." Gumamku kesal saat melihat tanda kiss mark.
Ashel juga ikut berdiri di dekatku dan menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya memerah saat mendapati tanda merah di lehernya yang mirip dengan tanda merah di leherku.
Aku berdehem dan langsung pergi.
"Chik, leher lo kenapa ada kiss marknya?" Tanya Ashel, aku menatapnya dan Ara bergantian.
Ara yang masih duduk di atas kasur menunggu jawabanku.
"Itu...Ara kayaknya mimpi makan es krim trus gak sengaja ngisep leherku" Bohong.
"Sama kalo begitu...Adel juga kayaknya mimpi makan es krim"
Dari suara gugup Ashel aku tahu ada sesuatu yang lain, tapi pemahaman diam-diam melalui kedipan mata kita berdua membuat pembahasan tanda kiss mark itu berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUTO (Chika×Ara)
Romance"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"