Entah apa yang merasukiku hingga membuatku sudah berdiri di depan rumah Marsha.
Rumah yang di dominasi warna cerah itu sama sekali tidak berubah, masih sama seperti dulu.
Aku menghela nafas panjang dan masuk ke dalam rumah Marsha, pintu besar berwarna cokelat di depanku ku ketuk berulang kali hingga akhirnya terbuka.
Seorang anak laki-laki dengan pakaian santainya tersenyum kearahku ketika matanya menangkap sosokku.
"Lo disini"
"Halo kak Angkasa..." Sapa, berusaha sopan.
Kak Angkasa tetap tersenyum.
"Nyari Marsha kan? Dia ada di kamarnya, masuk aja"
"M-masuk aja?"
"Iya...gue mau jalan"
Aku terdiam di tempatku cukup lama setelah kak Angkasa pergi. Rumah ini sangat sepi, dan aku tidak mungkin masuk begitu saja. Bagaimana jika ada barang yang hilang dengan tiba-tiba saat aku masuk?
Tidak, aku tidak akan masuk.
Tubuhku memutar dan bersiap untuk meninggalkan rumah, tapi suara yang lembut dan ragu-ragu memanggilku.
"Ara?"
Langkahku terhenti.
Aku berusaha bersikap santai saat kembali melirik kedalam rumah. Iris mataku menyipit ketika melihat seorang gadis dengan wajah khas jepang menatapku kaget.
"Marsha?" Gadis yang berdiri tidak jauh dariku mengangguk.
Tidak mungkin!
Bagaimana bisa beruang gemuk tiba-tiba berubah menjadi gadis yang cantik.
Dia bahkan mempunyai sorot mata yang jernih dengan bibir tipis yang berbentuk love.
Marsha menatapku tidak percaya, dia berjalan cepat kearahku dan memelukku erat. Leherku berubah kaku karena pelukannya.
Setelah beberapa saat Marsha akhirnya melepas pelukannya di tubuhku.
"Kamu apa kabar?" Tanyanya antusias, aku berdehem kecil.
"Baik..."
"Aku gak percaya kamu bakal dateng kesini" Marsha menggigit bibir bawahnya setelah selesai mengucapkan itu.
Aku tersenyum masam. Aku juga tidak percaya kenapa kakiku melangkah ke rumah ini.
"Raa, ayo masuk!"
Marsha menarik pergelangan tanganku dan mengajakku langsung ke kamarnya. Apa-apaan ini.
Ceklek!
Kembali, aku di buat kaget dengan perilaku Marsha saat dia menutup pintu dan menatapku lembut.
"Kenapa pintunya di tutup?" Aku bertanya dengan wajah datar tapi jauh di dalam hatiku aku sangat gugup dan takut.
Bagaimana jika Marsha ingin balas dendam dan membunuhku di sini? Aku sering melihat adegan itu di film yang kutonton.
Tapi ternyata dugaanku salah, Marsha yang melihatku gugup tertawa kecil. Matanya yang jernih menyipit.
"Kita udah lama gak ketemu, kamu gak kangen?" Bibir Marsha tersenyum tipis, lidahnya dengan sengaja menjulur dan membasahi bibirnya sendiri.
Aku yang melihat itu tanpa sadar menelan salivaku sendiri, kenapa dia sangat menggoda?
Bugghhh
Melihatku yang duduk di kasur kaku Marsha mendorong tubuhku untuk telentang, aku ingin bangun tapi kedua tangannya dengan cepat menekan perutku. Tidak mengijinkanku untuk bangun dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUTO (Chika×Ara)
Romance"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"