Karena PoV Ara masih banyak, jadi author potong dan langsung ke part ini.
Dan untuk yang minta cerita lain selain Chikara sama seperti sebelumnya, author gak bisa bikin. Tapi mungkin oneshot (20++) boleh, kalau mau author buatin gimana?
•••
Chika menarik nafas mendengar seluruh cerita Ara, dia tidak percaya jika wanita berwajah cantik yang ketika tersenyum matanya akan ikut tersenyum ternyata menyimpan rasa sakit sebesar itu.
Hampir dikirim ke rumah pelacuran?
Chika tidak dapat membayangkannya.
Ara yang menyadari ketegangan pada tubuh Chika tersenyum, dia yang sedang memeluk Chika dari Ara belakang bergerak dan menarik Chika agar berhadapan dengannya.
"Kamu pasti hidup susah selama ini..." Mata cokelat Chika berkilau karena air mata yang tertahan.
Ara menggeleng, tidak ingin membuatnya semakin khawatir.
"Semuanya sepadan dengan apa yang aku dapetin sekarang"
"Apa yang kamu dapetin?"
"Kamu...kita..."
Jantung Chika berpacu cepat, ritme nafasnya tidak beraturan karena perasaan gugup.
Dia bukan lagi remaja dengan perasaan yang meletup-letup, tapi setiap Ara menggodanya jantungnya masih berdetak tidak beraturan. Menyesakkan tapi terasa begitu indah...
Bukan hanya Chika yang merasa seperti itu, Ara disisi lain pun merasakannya. Ketika netranya menyapu wajah menawan Chika dadanya akan berdetak kencang, tidak memberinya waktu untuk tenang.
Chika dan Ara terus bertatapan, dan tidak tahu siapa yang memulai wajah keduanya semakin dekat.
Mereka berdua dapat merasakan hembusan nafas masing-masing yang saling bertabrakan.
Semakin dekat dan semakin dekat. Tubuh Ara menegang, terlebih aroma jasmine dari tubuhnya menyatu dengan aroma jasmine di tubuh Chika.
Cup...
Setelah 7 tahun berlalu, bibir keduanya kembali menyatu. Bibir semerah cerry itu bergerak pelan, berusaha mengingat-ingat kembali kedekatan mereka di masa lalu.
Itu adalah gerakan yang halus dan lembut, membuat bulu kuduk Chika meremang terlebih saat bibir Ara terbuka pelan dan sesuatu yang lembut bergerak keluar.
Rasa dingin dan basah menyapu permukaan bibir Chika, matanya yang sayu terpejam merasakan ciuman Ara yang intens.
Hati Ara bergetar saat bibirnya menyapu bibir manis Chika, dia menginginkan lebih dari ini. Dengan gerakan lembut di tariknya pinggang Chika agar menempel ke arahnya.
Di atap sekolah yang dingin tubuh keduanya berbagi rasa hangat yang penuh rasa ambiguitas.
Lidah Ara bergerak masuk, menerobos bibir Chika dan saat berhasil lidahnya menyapu seluruh rongga Chika. Merasakan semuanya.
Lidah Chika...
Gigi Chika...
Rongga mulut Chika...
Dia menyapu semuanya, ciumannya terdengar sayup-sayup ditengah hembusan angin malam.
"Hhhemmm..."
Chika mengeram frustasi ketika lidah Ara bermain di dalam mulutnya, dia menginginkan lebih dari ini. Lidahnya kemudian ikut bergerak, melilit lidah Ara sebelum akhirnya lidahnya bergerak maju mendorong lidah Ara untuk kembali menuju rongga mulut Ara sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUTO (Chika×Ara)
Romance"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"