Aku dan Ara terus berciuman, lidahku dan lidahnya bergantian saling melilit. Dan elusan Ara dipahaku semakin naik dan berhenti tepat di tengah, jari-jarinya mengelus lembut.
Tubuhku menggeliat kecil merasakan jarinya.
"Ahhh..." Aku akhirnya menarik wajahku dan mendongak, mataku terpejam merasakan jari-jari Ara yang terus memainkan milikku dari balik kain tipis.
"Arahhhh..."
Kedua tanganku meraih tengkuk Ara dan meremasnya, Ara meringis kecil ketika kuku-ku menancap dikulitnya.
Matanya yang lembut menatapku, dia sangat cantik....
Merasa gerakannya terbatas Ara menarikku untuk berbaring di ranjang rumah sakit. Aku mengigit bibir bawahku gugup.
"Raa gimana kalau keluarga kamu tiba-tiba dateng?"
"Keluargaku cuma papa,dia lagi keluar negeri bulan madu"
"Kamu di rumah sakit sendirian?" Aku tidak berselera lagi, tangan Ara yang berada di dalam rokku kutarik keluar.
"Ada Adel, gakpapa kok" Ara menjawabku, tangannya yang tadi kukeluarkan kembali dia masukkan lagi tapi aku dengan sigap menahannya.
"Adel tau darimana? Hp kamu udah gak rusak lagi? Atau kamu punya hp baru tapi aku gak tau"
Aku memberondong Ara dengan banyak pertanyaan, dia terkekeh pelan mendengar itu.
"Hp aku masih rusak, Adel kebetulan lewat abis keluar makan malem bareng keluarganya"
"Kamu gak mau beli hp baru?" Aku bertanya sambil mengusap pipinya lembut.
"Gak butuh, hp aku bentar lagi bagus kok. Aku gak mau ganti hp"
"Kenapa?"
"Kamu lupa yah? Disana ada pesan kita pas awal kenal sampai pacaran trus ada foto pas kita awal jadian juga, itu foto yang berharga tau"
Astaga!
Aku mencubit gemas pipinya yang kenyal, Ara meringis kecil tapi tidak menghentikanku.
"Maaf..."
Ara tersenyum, dia meraih kedua tanganku dan meremasnya erat.
"Kamu pasti abis nangis" Tangan Ara terulur mengusap kantong mataku, dia menatapku sedih jadi aku tersenyum lebar memperlihatkan gummy smileku agar dia tidak berpikir jauh.
"Makanya lain kali jangan ngebuat aku kesal lagi" Kataku, Ara mengangguk cepat.
"Siap pacar!"
Karena tidak ada yang menjaga Ara selama di rawat, aku mengambil inisiatif sendiri untuk menjaganya. Dia tidak menolakku, tapi justru tersenyum lebar.
Jadi sepulang sekolah aku akan meminta ijin kepada mama dan pulang setelah jam 8 malam. Itu berlangsung selama 4 hari, berkali-kali Ashel bertanya kemana aku pergi tapi aku yang merasa jika belum waktunya orang-orang di dekatku tahu tentang hubungan dengan Ara aku berbohong tentang berkunjung ke perpustakaan kota.
Ashel percaya-percaya saja, tapi tidak dengan Adel. Setiap berpapasan denganku dia akan tersenyum penuh arti.
Seperti hari ini, saat bel pulang berbunyi aku segera menuju ke kelas Ashel.
"Lo mau ke perpus lagi?"
Ini adalah hari kelima aku ijin untuk belajar di perpustakaan kota, Ashel tampaknya ragu dengan alasanku. Dia menatapku penuh selidik, beruntung Adel dengan cepat datang.
"Shel ayok latihan!"
"Lo anak basket gue anak Cheers, titik temunya dimana?"
Aku tertawa kecil, tapi karena ada Adel yang akan menangani Ashel aku dengan berjingkrak-jingkrak berjalan menjauh dan langsung menuju gerbang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUTO (Chika×Ara)
Romance"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"