PL 15 : Bertengkar

2.3K 282 23
                                    

Aku pikir Ara akan menghubungi atau mengirimiku pesan untuk menjelaskan semuanya tapi dia tidak melakukan apapun.

Ini sudah jam 10 malam, ponselku sudah berubah panas karena sejak tadi kugenggam dengan erat. Aku bahkan tidak melirik buku pelajaranku yang berada di atas meja.

Tok! Tok! Tok!

Sebuah ketukan terdengar dari arah pintu kamarku.

"Masuk!" Teriakku.

Pintu perlahan terbuka, Ashel dengan raut wajah murung dan tertekan berjalan masuk. Tidak lupa dia menutup pintu kamar terlebih dahulu.

"Gue tidur disini gakpapa yah?"

Aku melongo, menatapnya tidak percaya.

"Cuma malam ini doang" Sambungnya, mata hazelnya menatapku penuh harap. Jadi aku mengangguk mengiyakan permintaannya.

Mendapatkan lampu hijau dariku, Ashel langsung melompat naik ke atas kasur dan mulai berbaring. Dia terlihat tidak bersemangat sama sekali.

Di atas kasur Ashel berbaring telentang, matanya menatap langit-langit kamar dengan serius.

"Lo kenapa?"

"Chik, loe pernah jatuh cinta?"

Hening....

Aku terdiam, bingung apakah harus menjawab iya atau tidak. Aku takut jika menjawab iya, Ashel akan menanyaiku siapa orangnya.

"Lo gak pernah jatuh cinta?" Ashel kembali bertanya.

Kepalaku terangkat mengiyakan pertanyaannya. Tapi meski begitu, otakku langsung mengingat Ara.

Apakah perasaanku yang selalu berdebar saat di sampingnya adalah bagian dari reaksi jatuh cinta?

Kenapa dia belum menghubungiku juga? Ini sudah sangat lama....

Aku tidak tahan lagi!

Memikirkan Ara dan murid baru itu yang makan berdua membuatku menghela nafas berat.

"Lo kenapa deh? Kek banteng" Ashel menautkan kedua alisnya, aku tersenyum masam.

Merasa lelah, aku akhirnya ikut berbaring di sampingnya. Menarik selimut agar menutupi seluruh tubuhku dan hanya menyisakan kepalaku.

"Lo lagi jatuh cinta yah?" Tanyaku pada akhirnya.

"Iya...sama Adel"

Mataku melotot saat menatap Ashel, kenapa dia sangat jujur?

"Tapi Adel sukanya sama cewek lain"

"Cewek? Cewek atau cowok?" Aku bertanya untuk memastikan.

"Cewek..."

Oke, aku tidak salah dengar. Tapi tetap saja pernyataan Ashel membuatku terkejut. Kenapa dia sangat gamblang menceritakan perasaannya yang menyukai sesama jenis?

"Lo suka cewek apa gak takut dengan pandangan orang lain?"

Aku bertanya seperti itu seolah-olah pacarku bukan cewek...

Memikirkan aku dan Ara, darahku mengalir dengan cepat dan membuat wajahku memanas.

"Orang lain? Gue gak peduli sama sekali, toh yang ngasih gue makan bukan mereka" Ashel menjawab lugas pertanyaanku.

Aku mengerjab beberspa kali mendengar jawabannya.

"Benar, kenapa kita harus peduli dengan penilaian orang lain" Aku tersenyum saat mengucapkannya.

"Kan...mereka tidak berkontribusi sama sekali dengan hidupku tapi ingin menghakimi? Gue gak bakal nerima orang-orang dengan gangguan mental kayak mereka ngerusak hidupku yang damai. Papa aja gak masalah, kenapa mereka harus punya masalah"

PLUTO (Chika×Ara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang