PL 09 : Saudara Tiri

2.5K 278 32
                                    

Sesuai ucapan mama dan om Zayn tadi malam, hari ini sepulang sekolah aku langsung berganti pakaian dan naik taxi menuju ke salah-satu restoran mahal.

Mama yang sudah menungguku di depan restoran melambaikan tangannya, tatapannya menatapku dalam. Saat melihatku turun dari mobil dia langsung menggandeng tanganku.

"Om Zayn sama putrinya udah nunggu di dalam" Ujar mama.

Aku dan dia kemudian berjalan masuk dan melangkah ke salah-satu ruang VVIP yang sudah di pesan dari kemarin.

"Maaa, aku ke toilet dulu bentar" Langkahku terhenti saat tiba didepan pintu ruangan, merasa semakin gugup.

"Ohhh, oke. Tapi jangan lama-lama yah sayang"

Aku mengangguk, setelahnya berjalan menjauh menuju ke toilet.

Saat di perjalanan ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada notif masuk. Aku yang penasaran meraih ponselku.

Ohhh, itu adalah notifikasi tentang Ara yang mengunggah postingan di akun instagramnya. Langkahku berhenti total dan fokus menatap layar, membuka postingan Ara.

Diakun instagramnya Ara menggunggah beberapa foto. Ada gambar sekotak cokelat, dia yang memegang setir mobilnya, dan yang terakhir adalah gambar kaki yang melangkah di pasir pantai meninggalkan jejaknya di belakang. Orang lain mungkin tidak tahu itu kaki siapa, tapi aku yang bersama Ara semalam ke pantai tahu.

Itu adalah kakiku....

Hatiku menghangat melihatnya, dia kenapa semanis ini?

Sayang sekali dia tidak ada di dekatku, jika ada aku mungkin menghadiahinya ciuman singkat.

Senyumku terangkat.

Ddrrtttt...

Ponselku tiba-tiba berdering, hanya dua orang yang tahu nomorku. Mama dan Ara, dan sekarang Ara adalah orang yang mengbubungiku.

"Pacarku lagi dimana?"

"Restoran Ara, kan udah aku kasih tau"

"Kok cepet? Kata kamu ntar malam...aku mau ngapel sore-sore"

Alis kananku terangkat saat mendengar nada manja Ara. Ini bukan dia yang biasanya?

"Soalnya sehabis makan, om Zayn mau ngajak kita semua nonton di bioskop"

"Bioskop mana?"

Aku akhirnya memberitahu Ara di bioskop mana.

"Okeee, kalau gitu selama ketemu calon papa dan saudara pacar. Aku juga lagi ada acara"

"Iyaaa..."

"Gitu doang? Yakkkk Chika!"

"Apa?"

"Kiss..."

Aku tersedak air liurku sendiri mendengar itu, Ara tampaknya mengalami gangguan mental.

"Udah ahh, kamu aneh"

Segera, aku menutup panggilan dan bergegas kembali ke ruangan VVIP di mana mama dan om Zayn berada.

Sebelum masuk aku mengetuk pintu dengan sopan dan membuka daun pintu.

Di dalam ruangan selain mama dan om Zayn ada gadis lain.

Melihatnya yang duduk dengan senyum tipis sambil menoleh ke arah pintu aku membeku, bukan hanya aku gadis yang tadi tersenyum juga berubah kaku.

Mata hitamnya yang cerah menyipit bertabrakan dengan mata cokelatku.

Langkahku terasa berat, mama yang menyadari perubahan ekspresiku bangkit dari duduknya dan menyentuh lenganku terlihat begitu khawatir.

"Sayang kenapa?"

PLUTO (Chika×Ara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang