PL 43 : 🚫

4.1K 273 19
                                    

Ara terus bermain pasir bersama Michie tanpa peduli dengan Chika yang duduk di pasir pantai.

Chika di kejauhan memasang senyum lebarnya, angin pantai yang kuat mengibaskan rambutnya. Kedua mata cokelatnya memicing karena cahaya matahari yang silau.

Pemandangan dua orang di depannya membuatnya memiliki perasaan damai dan tenang. Sekarang dia tidak menginginkan apapun lagi.

Ara yang merasakan tatapan Chika mengangkat wajahnya, mata elangnya bertabrakan dengan netra cokelat Chika. Keduanya saling membalas senyum, tapi itu hany berlangsung beberapa detik karena detik berikutnya Michie menarik baju Ara meminta perhatiannya.

Alis kanan Ara terangkat, dia menatap Michir secara intens.

"Kenapa Michie?"

Michie menggeleng, dia kemudian kembali fokus dengan mainan pasirnya tetapi setiap Ara dan Chika saling mencuri panjang tangan seputih susu Michie akan kembali menarik baju Ara meminta perhatian.

"Hahaha..."

Ara tertawa kecil, sepertinya gadis kecil yang tingginya hanya sepinggang sedang cemburu. Michie tampak enggan membiarkan Ara memperhatikan Chika, dia menatap Ara serius dan seolah mengatakan jika Ara hanya boleh melihatnya.

"Oke..."

Ara mengacak-acak rambut lembut Michie, dia kemudian fokus bermain dengan Michie meninggalkan Chika dengan perasaan gemas.

Hari itu Michie dan Ara membangun banyak istana dan boneka dari pasir, sekarang sudah sore hari. Michie yang kelelahan langsung jatuh tertidur saat tubuhnya di duduknnya di kursi mobil, beruntung sebelumnya dia sudah makan.

"Michie kayaknya anak aku deh" Seloroh Ara saat dia menutup pintu mobil bagian belakang dengan lembut, takut Michie akan bangun.

"Aku juga mikir gitu" Chika dengan cepat menyetujuinya, kedua tangannya melingkar di leher Ara.

Ara terkikik, dia meraih pinggang Chika dan merapatkan tubuhnya ke tubuh Chika. Aroma jasmine yang saling bertabrakan menciptakan percikan api kecil.

"Pantainya sepi" Goda Chika, mata cokelatnya menatap Ara dengan tatapan menawan.

Ara melihat sekitarnya, itu memang sepi. Mungkin karena sebentar lagi akan malam.

Cahaya matahari yang hampir tenggelam menyinari sepanjang bibir pantai. Burung-burung camar terbang tinggi dan siap untuk kembali ke sarang mereka. Pantai yang indah itu memang sangat sepi, sudut bibir Ara terangkat.

"Ada Michie di dalam" Ara mengingatkan.

"Di luar sini dia gak ada"

Ara menatap Chika tidak mengerti, tapi Chika tidak mengatakan apapun lagi. Hanya kedua tangannya yang kemudian bergerak meraih kedua tangan Ara dan membawa tangan halus tersebut kedadanya yang kenyal.

"Belum pernah nyoba di pantai kan?"

Kedua tangan Ara bergerak pelan di dada kenyal Chika, matanya sekali lagi menyisiri pantai. Setelah benar-benar memastikan tidak ada siapapun selain mereka, dia menarik Chika ke bibir pantai yang kering dan membaringkannya begitu saja.

Pasir pantai melekat di tubuh Chika, meski begitu dia tidak merasa risih sama sekali justru tertawa.

Ara menaiki tubuh Chika, matanya menatap tajam wanita cantik di bawahnya.

"Dasar nakal..."

"Kamu juga nakal"

"Kenapa aku?"

"Liat..."

PLUTO (Chika×Ara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang