Pertengkaranku dengan Ara membawa perubahan yang banyak pada diriku.
Aku tidak lagi keatap sekolah saat jam istirahat, waktuku lebih banyak di perpustakaan atau di kantin.
Ashel dan Adel akan mengajakku untuk makan siang jika mereka tidak ada jadwal latihan atau sejenisnya, dan Ara yang biasanya berada di antar mereka menghilang.
"Dia katanya di atap sekolah..."
Jawaban itu yang selalu aku terima setiap kali bertanya secara tidak langsung dengan Adel maupun Ashel.
Ini sudah seminggu berlalu, tapi baik aku maupun Ara tidak ada yang ingin mengalah. Kita berdua adalah remaja dengan tingkat keegoisan yang tinggi, dan aku merasa Ara adalah orang salah di perang dingin ini.
Aku menunggunya datang dan menemuiku, hanya itu.
"Chika kamu mau baca buku ini gak?"
Saat ini aku sedang menghabiskan waktuku di perpustakaan, Davi yang juga seorang kutu buku tapi tekenal di semua siswa mengangkat buku tebal di depanku.
"Gak"
"Tapi mungkin kamu bakal butuh buat ulangan semester minggu depan"
Karena ucapan Davi itu, aku akhirnya melangkah kearahnya dan mulai membaca isi buku.
Ini adalah buku tentang ilmu pengetahuan umum, aku membacanya dengan serius dan tidak peduli dengan sekelilingku. Sampai akhirnya aroma maskulin dari Davi menyadarkanku. Aku mengangkat wajahku dan menatap Davi tajam, dia gelagapan dan mundur selangkah.
Davi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
"Maaf, aku harusnya gak terlalu deket"
"Hmm gakpapa kok" Balasku datar.
"Aku mau pinjem buku ini kayaknya" Sambungku, dan bergegas kearah meja penjaga perpustakaan.
Davi mengikuti di belakang.
"Chika nanti malam ada acara gak?" Davi tiba-tiba bertanya saat kita berdua sudah berjalan keluar.
Aku menggeleng.
"Mau jalan bareng? Ada film baru yang tayang di bioskop"
"Maaf Dav, aku gak bisa" Tolakku halus.
"Kenapa nolak?" Ashel yang tiba-tiba sudah berada di sampingku datang entah darimana bertanya bingung.
Davi tersenyum kearahnya berbeda denganku yang menatapnya bingung.
"Dav, lo mau nonton jam berapa?" Ashel bertanya lagi tapi kali ini ke Davi.
Davi tampak berpikir sejenak.
"Jam delapan mungkin, kita bisa makan malam dulu sebelum nonton"
"Shel, gue gak mau" Tolakku cepat.
"Gue mau! Dan lo harus mau juga..."
Aku mengigit bibir bawahku ragu.
"Gini aja, lo jemput kita berdua sebelum jam tujuh. Jadi kita bertiga masih punya waktu buat muter-muter dulu"
"Seriusan mau!?" Tanya Davi antusias, berbeda denganku yang sudah memasang wajah datar.
Ashel mengangguk cepat.
"Oke sepakat..."
Aku menatap punggung Davi yang semakin menjauh dengan tatapan rumit, setelahnya aku menoleh kearah Ashel.
"Apa?"
"Gue gak mau nonton Shel"
"Lo gila? Itu Davi ngajak nonton, lo bilang belum pernah ngerasain jatuh cinta kan? Nah Davi solusinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUTO (Chika×Ara)
Romance"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"