Ara mengajakku untuk pindah ke lantai atas, tepatnya di kamarnya. Saat kita berdua sudah berada di dalam kamar, tubuhku dengan cepat dia dorong pelan ke kasur.
Aku melenguh kecil saat tubuhku yang setengah telanjang berbaring di kasur. Mataku menatap mata Ara yang sayu, terlihat jelas dia sedang menahan sesuatu.
Ara bergerak maju, naik ke kasur dan kembali duduk di perutku seperti saat kita berada di meja makan. Tapi kali ini Ara tidak ingin aku bertelanjang dada sendiri, dia dengan gerakan lugas membuka baju kaosnya sendiri.
Pipiku memerah saat melihat payudaranya yang tertutupi bra hitam, sangat kontras dengan kulit putihnya.
Kedua tangan Ara bergerak kearah belakang dan kemudian branya terbuka. Ara menarik bra miliknya dan melemparnya asal, nafasnya tertahan sejenak saat netraku memandangi payudaranya yang kenyal dengan putingnya yang kemerahan. Terlihat sangat menggoda...
Ara tertunduk, dan kita berdua kembali berciuman hal itu membuatku kulitku yang sensitif bersentuhan secara langsung dengan kulit licin Ara.
Aku mengerang kecil merasakan payudara Ara menggesek payudaraku.
"Annhhh..."
"Chikghhhh"
Suara desahan dan desahan Ara saling bersahutan. Ini adalah perasaan yang baru kurasakan, aku melepas ciumanku dan memandangi payudara Ara yang bergerak di atas payudaraku. Melihat putingnya yang menegang menyentuh putingku, aku melenguh pelan.
Ara mengigit bibir bawahnya, dia pasti merasa nikmat seperti yang kurasakan. Melihat wajahnya yang merah padam, aku penasaran dengan reaksinya jika benda kenyal yang menggandung di dadanya kuremas. Jadi, kedua tanganku bergerak kedepan dan menangkup payudara Ara kemudian meremasnya lembut.
"Ahhhhh...."
Ara mendesah panjang, kepalanya mendongak menampilkan leher jenjangnya. Aku ikut mengangkat wajahku dan melumat lehernya, menghisap dan mengigitnya dengan gemas. Tidak peduli jika gigitanku akan meninggalkan bekas merah.
Tanganku terus bergerak memainkan payudara Ara, sesekali aku memilin putingnya yang membuat Ara mendesah panjang.
"Chik, udahhhh" Ara menahan kedua tanganku, nafasnya tidak beraturan. Di keningnya mengucur keringat.
"Kenapa?"
Aku masih ingin memainkan tubuhnya.
"Aku udah gak tahan lagi"
Ara menggerakkan tangannya tergesa-gesa ke arah celanaku, membuka kancingnya dan menariknya turun membuat tubuhku telanjang.
Setelah membuatku bugil, Ara bergerak pelan dan membuka celananya sendiri.
Sekarang kita berdua bertelanjang bulat.
Aku menatap Ara gugup, ini adalah pertama kalinya bagiku dan juga Ara. Sejujurnya aku tidak tahu harus berbuat apa.
Pelajaran biologi di sekolah hanya menjelaskan tentang reproduksi pria dan wanita saja untuk menghasilkan anak, tidak ada penjelasan tentang seks wanita dengan wanita.
"Raaa..." Aku memanggil Ara, menyadari kebingunganku Ara tersenyum tipis.
"Biar aku yang gerak"
"Kamu tau?" Aku terkejut.
"Sering nonton..."
Dasar mesum!
Ara bergerak kembali melumat bibirku, aku melingkarkan kedua tanganku di lehernya. Ciuman ini rasanya sangat panas dan menuntut.
Tangan Ara tidak tinggal diam sama sekali, dia meraih kedua payudaraku memainkan dan memelintirnya.
"Ahhh...sssayangghhhhh" Aku mendesah panjang merasakan jari Ara di payudaraku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUTO (Chika×Ara)
Romance"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"