10 Tahun Kemudian.
"Michieeee bangunnnnn" Teriakan Chika menggema di seluruh penjuru rumah, dia yang sedang kesal berjalan menuju kamar putrinya.
Melihat tubuh Michie yang masih bersembunyi di balik selimut tebal semakin menambah rasa kesal di hatinya.
"Michie bangun!"
Michie menggeliat kecil, mata sipitnya terbuka pelan.
"Maa diluar hujan, aku gak usah ke sekolah yah"
"Oke, kalau gitu kamu gak usah sekolah..."
Sudut bibir Michie terangkat.
"Selamanyaaa..." Sambung Chika.
"Maaa, ini aku mau mandi kok. Mama pagi-pagi udah marah aja"
Michie menyibak selimutnya dan langsung bergegas meraih handuknya. Saat dia berjalan menuju kamar mandi, langkahnya terhenti.
"Pagi adekkkk..." Dengan suara lembut Michie menundukkan wajahnya ke perut Chika yang tampak buncit, dielusnya sebentar sebelum akhirnya kembali melangkah ke kamar mandi.
"Mandinya cepetan, ini kamu udah telat loh!"
Chika kembali mengingatkan, setelah mendapat tanda persetujuan dari Michie dia menghela nafas panjang.
"Kamu gak boleh ngikutin kakak Michie yah sayang..." Chika mengelus perutnya sendiri, ketika merasakan gerakan kecil dia tersenyum lebar.
"Sekarang kita bangunin yang lain lagi" Wajah cantik Chika yang semula tersenyum kini berubah datar, mata cokelatnya menatap ke arah pintu kamarnya sendiri.
Ceklek...
Saat membuka pintu dan melihat sosok tinggi yang tertidur dengan damai di atas kasur uap kemarahan tergambar di atas kepala Chika.
"Mau sampai kapan kamu tidur? Michie telat ke sekolah, kamu harus nganterin dia!"
Chika menarik selimut yang menutupi tubuh tinggi di atas kasur.
"Engghhmmm...Michie berangkat sendiri aja yah, kunci mobilku di meja kerja"
"ARAAA BANGUN!"
Tubuh tinggi Ara tersentak kaget, dia yang semula sangat mengantuk terduduk dengan linglung.
Mata hitamnya yang sipit terbuka lebar, dan saat melihat raut marah Chika dia tersenyum canggung.
"Bangun!"
Ara bergegas bangkit dan berdiri.
"Anterin Michie ke sekolah"
"Michie udah gede, kenapa dia gak bawa mobil sendiri aja" Rengek Ara setengah menguap.
"Astaga Ara! Dia masih SMP, gak ada!" Tolak Chika cepat.
Ara memajukan bibirnya, tapi dia tidak bisa melakukan apapun. Jadi dia hanya bisa bersiap lebih cepat dan menunggu Michie.
Di meja makan, Ara dan Michie menyantap sarapan mereka dengan kecepatan diatas rata-rata. Berbeda dengan Chika, dia makan dengan santai dan bahagia.
Ara dan Michie mengeram frustasi melihatnya.
"Ma aku berangkat..." Michie meraih tasnya dan berjalan kearah Chika, mengecup pipi kanan mamanya dan berjalan ke rak sepatu.
"Sayang, aku nganterin Michie dulu yah" Ara juga ikut bangkit dan berjalan kearah Chika.
Di kecupnya kedua pipi Chika serta bibir merahnya yang menggoda.
"Di luar ujan, jangan ngebut"
"Siap bos!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUTO (Chika×Ara)
Romance"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"