Ucapan Michie tentang Chika yang suka diam-diam menangis di kamar mandi membuat Ara tidak bisa tertidur nyenyak, di tengah gelapnya kamar matanya terbuka lebar.
Di sampingnya, Chika tampak tertidur nyenyak bahkan deru nafasnya tidak terdengar sama sekali.
Ara berpikir jika wanita cantik di sebelah sudah tidur nyenyak, dia ingin memeluk tubuh Chika tetapi gerakan lembut di dekatnya membuat nafasnya tertahan.
Di kegelapan Ara samar-samar melihat Chika yang bangkit dengan lembut dan berjalan keluar kamar, karena takut Ara menyadari kepergiannya Chika tidak menutup pintu dengan rapat. Dia masih menyisakan sedikit celah.
Ara tetap diam sambil menunggu Chika kembali. Tapi 10 menit berlalu dan Chika belum juga kembali, Ara yang menjadi penasaran akhirnya bangun.
Dengan langkah mengendap-endap dia melangkah keluar, mencari sosok Chika.
Ara berjalan ke kamar Michie yang berada di sebelah kamarnya.
Ceklek...
Di dalam kamar yang terang hanya ada Michie, sedangkan sosok Chika tidak ada sama sekali.
Jadi Ara menutup kembali daun pintu dan berjalan kearah lain, menuju kamar mandi.
Lampu kamar mandi menyala, itu artinya ada seseorang di dalam. Ara berjalan mendekat, dan suara tangisan terdengar. Hatinya terenyuh, rahangnya mengeras mendengar isak tangis Chika.
Tidak tahu berapa lama Ara di depan pintu kamar mandi, tapi tampaknya tidak ada tanda-tanda Chika akan keluar dalam waktu dekat.
Tok...
Tok...
Tok...
Jari-jari halus Ara mengetuk pintu, membuat tangisan di dalam sana berhenti. Tidak menunggu lama pintu terbuka menampilkan Chika dengan mukanya yang basah.
"Kamu? Aku pikir Michie" Chika tampak salah tingkah.
Ara diam, hanya mata hitamnya yang terus menatap kearah Chika.
Melihat tatapan Ara untuknya, Chika menjadi salah tingkah. Matanya menatap sekeliling tidak ingin melihat kedepan.
Hap...
Ara tiba-tiba menarik tubuh Chika dan memeluknya.
"Dasar bodoh, kamu punya aku kenapa harus nangis di sini?"
Tubuh Chika menegang, dia memeluk Ara erat.
"Aku gak mau kamu mikir macam-macam..."
Ara menggeleng, dia tidak akan melakukan itu.
"Ayo ke kamar, aku kangen kamu..." Wajah Ara tenggelam kedalam ceruk leher Chika.
Ciuman yang dalam dia tinggalkan disana sebelum akhirnya menarik Chika ke dalam kamar mereka.
Di dalam kamar, pakaian Chika dan Ara sudah berserakan di lantai tidak menyisakan apapun untuk mereka pakai.
Keduanya berciuman dengan lembut, saling memberi cinta melalui air liur masing-masing.
Setelah puas berciuman Ara melepas tautan bibir mereka berdua, dia kemudian merebahkan tubuh Chika ke kasur dengan lembut.
Tubuh telanjang Chika yang berbaring di atas kasur begitu menggoda. Ara menghela nafas panjang, dia kemudia memajukan wajahnya dan mulai bermain di payudara Chika.
"Akhhh...sshhh..."
Chika mendesah kecil ketika lidah dan gigi Ara bergantian memainkan payudaranya, putingnya mengeras dalam sekejap.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUTO (Chika×Ara)
Romance"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"