Ara menggendong Michie yang tertidur kepelukannya menuju ke dalam rumah. Di dalam rumah semua orang sudah berkumpul, saat melihat wajah bayi Michie yang tertidur nyenyak ketegangan di wajah mereka runtuh seketika.
"Kalian menemukannya dimana?" Mama Chika bertanya pelan saat dia dengan hati-hati meraih Michie di gendongan Ara.
Tetapi sebelum tubuh Michie diangkat oleh neneknya, dia bergerak dan dengan mengigau meraih kerah baju Ara memegangnya kuat.
Semua orang saling memandang dengan bingung, hanya Davi yang baru saja datang memasang ekspresi datar.
"Berikan padaku..." Davi merentangkan tangannya, tidak ingin putrinya begitu dekat dengan Ara.
Ara mengangguk, dia berjalan kearah Davi dan bersiap memindahkan Michie ke pelukan kokoh Davi tapi sekali lagi Michie melakukan apa yang tadi dia lakukan. Memegang kerah baju Ara sangat erat, kedua alisnya bahkan menyatu.
"Biarin Ara aja yang bawa Michie ke kamar" Chika akhirnya bersuara, dia tersenyum lembut melihat putrinya yang cantik menempel ke Ara bahkan disaat gadis kecil itu tertidur pulas.
"Tidak bisa!" Davi dengan cepat menolak.
"Apa masalahnya?" Kali ini Ashel yang sejak tadi diam bertanya, ada raut tidak suka.
Wajahnya merah menahan marah, dia kembali mengingat Davi yang berselingkuh dengan Kathrin.
"Aku papanya, jadi aki yang akan membawa Michie ke kamar tidur" Davi mengangkat dagunya angkuh, tidak ingin kalah.
"Tapi Michie tidak mau, dia sudah lelah karena hilang...sebaiknya biarkan Ara saja" Om Zayn tidak tahan lagi, dia menyela dengan marah. Matanya menatap Davi kesal.
"Chika, bawa Ara dan Michie ke kamar" Lanjut om Zayn, Davi tidak setuju tetapi dia memilih diam. Hanya sorot matanya yang mengikuti kearah Chika dan Ara.
Sepeninggal Chika dan Ara, suasana kembali sunyi. Tidak ada yang ingin berbicara.
"Pa..ma..aku dan Adel ke kamar dulu" Ashel menarik pergelangan tangan Adel dan berjalan kearah kamarnya.
"Mas, aku cape..." Mama Chika juga memberi alasan dan berjalan ke kamarnya sendiri meninggalkan om Zayn dan Davi.
Sekarang Davi ditinggalkan sendiri bersama mantan ayah mertuanya yang kejam.
"Aku belum memberimu pelajaran karena berani selingkuh, apa pendapatmu?" Om Zayn memainkan cincin nikahnya, matanya yang jernih dan tajam menatap kearah Davi.
"Pa, jangan salah paham dulu-"
"Siapa papamu? Aku tidak bisa menerima panggilan itu...sebaiknya panggil papa ke ayah mertuamu yang asli" Om Zayn dengan cepat memotong ucapan Davi, telinganya terasa sakit setiap pria di depannya berbicara.
Suara Davi tercekat, dia hanya bisa diam sambil menahan perasaan marah.
"Pa ini tidak baik, mama mertua membenci Ara. Jika Ara ada di sini aku khawatir penyakit jantungnya akan kambuh" Davi memasang wajah yang cukup serius dan mampu mengecoh perasaan om Zayn.
"KELUAR!"
Langkah kaki Davi mundur beberapa langkah ketika pria tua di depannya yang tampak linglung beberapa detik sebelumnya kini berteriak marah kepadanya. Dia merasakan tekanan yang kuat.
"Bukan hakmu untuk bicara tentang keluargaku, keluar sekarang...."
Davi berjalan pergi dengan langkah berat, sebelum masuk ke dalam mobilnya wajahnya terangkat menatap ke arah kamar yang minim pencahayaan.
•••
Ara menutupi tubuh Michie dengan selimut yang tebal dan lembut. Mungkin karena merasa nyaman Michie bergerak kecil dan meringkuk, dia menarik selimut kedadanya. Melihat reaksi manis itu sudut bibir Ara terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUTO (Chika×Ara)
Romance"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"