¶{ KE EMPAT PULUH EMPAT }¶

29.2K 1.3K 46
                                    

Sorry for typo


HAPPY READING
____________________________________

Bersyukurlah, pandanglah orang
Yang berada di bawahmu bukan
Yang di atasmu.
-author
____________________________________


🕊🕊🕊

sesampainya di pesantren adam dan azazia terkejut ketika melihat para santri perempuan berlari ke sana kemari karena di kejar oleh dua hewan pemakan daging, ada juga santri yang memilih masuk ke dalam kamar asrama daripada harus berlari.

adam berlari mengejar dua hewan buas itu seraya memanggil nama peili dan peilo.

"peili, peilo" ujar azazia dengan suara yang keras. kedua hewan karnivora itu langsung berlari ke arah azazia. azazia mengelus kedua kepala harimau itu.

para santri di buat melongo oleh tingkah azazia. jika pada umum nya pawang harimau ada laki laki, maka azazia berani berbeda. karena tak ada peraturan yang mengharuskan jika memelihara harimau adalah laki laki.

dari arah yang berlawanan dari azazia, ada seorang perempuan berumur sekitar tiga puluh tahunan itu berlari tergesa gesa menghampiri azazia tanpa meggunakan alas kaki. hampir berkali kali ia jatuh karena menginjak gamis nya sendiri.

"ya Allah ummi, jangan lari lari nanti kalau jatuh gimana" azazia berlari pelan menghampiri nur.

"nduk, kamu gpp kan?" tanya Nur dengan nada yang khawatir. Nur membolak balikkan tubuh azazia untuk mengecek apakah ada luka di tubuh sang menantu.

"aku gpp ummi. aku yang seharusnya bertanya, ummi gpp kan?" azazia takut jika mertuanya mengalami luka, karena hampir berkali kali Nur terjatuh akibat menginjak gamisnya sendiri.

"ummi gpp" nur tersenyum lembut ke arah menantu nya.

"ummi ayo ke ndalem, mas dam sama abi udah nungguin di sana"

azazia melihat jika ada dan hanan sedang menunggunya di teras ndalem. dan jangan lupakan peili dan peilo yang sedang duduk di sebelah kaki kanan dan kiri adam.

"iya nduk"

azazia memapah nur untuk berjalan. kaki kanan nur keseleo karena tadi berlari menghampiri azazia. setiap perjalan menuju ke ndalem nur selalu meringis kesakitan.

karena tak tega melihat kondisi ibu nya, adam berdiri dari duduknya lalu menghampiri Nur dan menggendong nya sampai ke dalam kamar hanan dan nur.

adam menaruh Nur di atas ranjang. ia memeriksa kaki kanan Nur yang keseleo. terdapat luka memar di kaki nur. adam merasa kasihan pada kondisi ibu nya sekarang.

"abi, umi harus cepat di urut. kalau nggak cepat di urut bisa tambah parah itu keseleo nya"

adam meraih handphone nya yang berada di nakas. ia menelpon tukang urut terdekat.

tak berselang lama datanglah seorang tukang urut wanita berumur tiga puluh tahun yang tadi di panggil oleh adam. adam sengaja memanggil tukang urut wanita. karena tak di perbolehkan laki laki menyentuh perempuan yang bukan mahramnya. wanita itu mulai melakukan pekerjaannya sebagai tukang urut, sebelum di mulai wanita it menyuruh adam, azazia, dan hanan untuk keluar lebih dahulu.

ISTRIKU! CANDUKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang