¶{ KE EMPAT BELAS }¶

65.8K 3.1K 83
                                    

Sorry for typo

Happy reading

_____________________________

Jika diri ini tidak serius denganmu
Mana mungkin aku menikahimu

_____________________________

🕊🕊🕊

Di pagi hari sekitar jam delapan, Gus adam sedang duduk dikursi teras dengan tangan kanan yang menyebar rokok dan tangan kiri bermain handphone, serta tak lupa kopi yang ada di meja sebelah tempat ia duduk. Gus adam menjadi tontonan baik santri maupun ustadz dan ustadzah yang berlalu lalang melewati ndalem. Gus adam sadar bahwa ia menjadi tontonan orang yang berlalu lalang melewati ndalem, tapi Gus adam menghiraukan itu, dengan kata, tak peduli.

Berbalik pada azazia. Kini azazia bersama kedua sahabatnya sedang mencuci pakaian ditempat cuci pakaian. Azazia dan kedua sahabatnya tidak pergi ke sekolah dikarenakan hari ini jari jum'at.

Setelah azazia, fida, dan aidah mencuci pakaian. Mereka bertiga membawa ember yang berisi pakaian untuk dijemur.

Mereka bertiga sedang berjalan kearah jemuran khusus santri. Sebelum ke arah jemuran pasti akan melewati ndalem.

Dari jauh Gus adam melihat istri mungilnya sedang membawa cuciannya merasa gemas sendiri. Gus adam melihat jiwa ke ibu ibuan milik azazia keluar pun terkekeh.

"Gemes banget sih, istrinya siapa sih kamu itu. Kok bisa gemesin" gumam Gus adam merasa gemas

"Tunggu kamu tau zia, pasti aku akan bantuin kamu bawa baju basahnya" gumam gua adam

Azazia, fida, dan aidah melewati ndalem. Mereka bertiga memberikan senyuman kepada Gus adam, untuk artian menyapa. Gus adam hanya mengangguk.

Azazia, fida, dan aidah melanjutkan perjalanannya sambil mengobrol. Sedangkan Gus adam pergi ke dalam sambil membawa gelas kopi yang habis ditangan kirinya dan tangan kanannya membawa kotak rokok dan handphonennya. Lalu gus adam pergi ke kamarnya.

Azazia sedang menjemur pakaiannya. Sekali kali juga mengobrol kepada kedua sahabatnya.

"Eh kira kira ustadz alfian gimana ya keadaannya?. Gue kangen" tanya fida

"Yo ndak tau nanya kok nanya saya" celetuk azazia

"Hilih" ujar fida

"Aidah. Lo nggak ada niatan buat ungkapin perasaan lo ke ustadz arkam?" tanya fida ke aidah

"Punya sih. Tapi gue takut kalau ditolak" jawab aidah

"Ingat dah. Cinta ditolak dukun bertindak" ujar azazia

"Ya haramlah kalau pakai dukun tolol" kesal fida

"Ya siapa tau mau. Kebetulan tuh tetangga gue ada yang jadi dukun" ujar azazia

"Hilih, promosi lu" semprot fida

"Nggak, gue nggak promosi" elak azazia

"Udah diem napa" ujar aidah menengahi

Azazia dan fida berhenti ribut. Pakaian azazia yang ada di ember azazia sudah habis. Kini azazia membuang air yang ada di ember tersebut. Setelah membuang air, azazia memberi tau bahwa pakaian yang dicuci sudah habis.

"Pakaian gue udah habis. Ayo balik ke kamar" ajak azazia

"Ayo" ujar aidah

"Eh bentar bentar tungguin gue dulu" ujar fida mempercepat menjemur pakaian.

ISTRIKU! CANDUKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang