Bab 4

4.6K 425 0
                                        

Saat ini Eleanore terlalu mabuk untuk menyadari sosok yang ada di hadapannya, rasa panas dan pusing yang menggerogoti tubuhnya membuatnya tak bisa berpikir dengan waras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Eleanore terlalu mabuk untuk menyadari sosok yang ada di hadapannya, rasa panas dan pusing yang menggerogoti tubuhnya membuatnya tak bisa berpikir dengan waras. Hanya ada satu hal yang ia inginkan saat ini, sentuhan pria di hadapannya. Elanore haus dan hanya pria itu yang bisa menghilangkan dahaganya.

"Eleanore?" ibu jarinya mengusap bibir Eleanore yang bengkak akibat ulahnya. "Sudah aku bilang kita akan berjumpa lagi. Takdir memang berpihak kepadaku."

Eleanore tidak mengerti, tetapi saat ini suara pria itu terdengar begitu menggairahkan untuknya.

Untuk beberapa saat Nikolai memandangi wajah perempuan di hadapannya dengan penuh kemenangan. Tak terbayangkan sebelumnya jika mereka akan bertemu di tempat seperti ini dan dalam keadaan yang sangat menguntungkan Nikolai.

Trophy miliki Romeo kini berada di atasnya, melemparkan dirinya pada Nikolai, takdir memang berpihak kepadanya.

Nikolai kembali meraup bibir ranum milik Eleanore, menelusupkan lidahnya yang disambut dengan hangat oleh Eleanore. Keduanya saling melumat, bertukar saliva hingga tanpa sadar Nikolai berhasil membuka seluruh penghalang yang menutupi tubuh Eleanore.

Matanya menatap kagum pada tubuh Eleanore, mengakui bahwa perempuan itu memang cantik dan menjadi berkali lipat lebih cantik tanpa mengenakan apa pun.

Sentuhan Nikolai bagai sebuah penawar racun pada tubuhnya. Desahan kian lolos tak tertahankan tatkala Nikolai mengecupi leher, tulang selangka, dan kini turun pada dadanya.

Wajah pria itu kini berada tepat di hadapan Eleanore, mendongak menatap ke arahnya intens seakan ingin melihat bagaimana ekspresi Eleanore saat ia sibuk mengulum payudaranya.

Tangan kekarnya yang hangat memeluk tubuh Eleanore dengan erat, membenamkan wajahnya pada kedua dada milik Eleanore, menghirup aroma peony yang tercium sangat pekat dan khas. Pria itu tak memberikan Eleanore waktu untuk mendapatkan kembali kewarasannya ketika setiap sentuhannya menjelajahi tubuh Eleanore.

Ternyata aroma peony yang ia cium sebelumnya memang benar Eleanore, sepertinya hanya perempuan itu yang memiliki aroma tubuh yang pekat dan khas seperti itu.

Dengan sengaja tangan Nikolai turun membelai milik perempuan itu, jari-jemarinya bermain di sana dengan lincah membuat Eleanore membusungkan dadanya, kesempatan itu Nikolai gunakan untuk kembali meraup payudaranya.

Tawa Elanore pecah di sela desahannya yang lolos. Dipermainkan secara bersamaan seperti itu membuat Eleanore tidak bisa menahan tubuhnya untuk duduk dengan benar, jika bukan karena tangan Nikolai yang menahannya mungkin Eleanore sudah akan jatuh.

"Tell me how good it feels," mengecup bibir ranum milik Eleanore. Jari-jemari Nikolai terus bergerak dengan tempo yang cepat, seakan ia paham betul bagaimana harus memuaskan Eleanore.

Nikolai tak memutus pandangannya, ia suka melihat ekspresi wajah Eleanore yang mendesah pasrah dan penuh kenikmatan. "Kau terus mendesah tanpa memberitahuku apa yang kau inginkan, Eleanore. Bagaimana aku bisa mengetahuinya?"

Under Her StilettosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang