[COMPLETED] Siapa sangka jika stilettos merah kesayangan Eleanore akan mengantarnya pada Nikolai-nasib buruk dan kemalangan dalam hidupnya.
Mengetahui fakta bahwa Eleanore merupakan kekasih dari musuhnya-Romanoff, justru membuat Nikolai semakin tero...
Nikolai benci pesta, terutama jika ada sosok Romeo di dalam pesta tersebut. Namun, kali ini ia justru menantikan kehadiran Romeo pada pesta yang akan ia datangi bersama kekasih–atau tepatnya, mantan kekasih pria itu.
Gaun merah yang melekat sempurna pada tubuh Eleanore berpadu dengan stiletto merah terlihat sangat kontras dengan warna kulitnya, membuat perempuan itu tampak bersinar seperti iblis cantik dari neraka.
"Apa aku perlu memuji penampilanmu?" sambut Nikolai yang sudah menunggu dengan pakaian formalnya, mengimbangi penampilan Eleanore.
"Satu-satunya hal yang harus kau lakukan hanya diam."
"Kau yang mengemudi," ujar Nikolai menahan tangan Eleanore yang ingin membuka pintu penumpang.
Dengan tanpa bersalah Nikolai masuk ke dalam mobil setelah memberikan kunci mobilnya kepada Eleanore. Pria itu membawa mobil yang sama dengan mobil yang Eleanore tabrak hari itu, hanya warnanya yang berbeda.
"Kita bisa berakhir di rumah sakit lagi," ucap Eleanore masih berdiri di tempat yang sama.
"Aku tidak keberatan tetapi jika kau keberatan kita berakhir di rumah sakit maka mengemudilah dengan baik."
"Bajingan sialan," gumam Eleanore menghela nafas berat, sebelum masuk ke dalam mobil.
"Apa umpatan itu untukku?" tanya Nikolai menyeringai menyebalkan, memperhatikan Eleanore yang tampak fokus dengan kerutan kekesalan pada wajahnya.
"Bukankah sudah jelas? Apa tidak ada yang pernah memberitahumu bahwa kau bajingan?"
"Biasanya mereka memanggilku bajingan tampan, kau orang pertama yang memanggilku bajingan sialan."
"Dan kau bangga dengan itu?"
"Setidaknya aku tampan."
"Sakit jiwa," balas Eleanore semakin kesal, meladeni orang gila seperti Nikolai hanya akan membuatnya semakin gila.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Berhenti menatapku," peringat Eleanore merasa terganggu oleh tatapan intens Nikolai.
Peringatan itu diindahkan oleh Nikolai, pria itu memang berhenti menatap Eleanore namun tangannya justru bergerak nakal berusaha menyentuh paha Eleanore.
"Jangan menyentuhku," peringat Eleanore untuk kesekian kalinya sembari memukul tangan Nikolai.
"Tidak boleh menatap dan tidak boleh menyentuh, lalu apa yang boleh?"
"Enyahlah."
"Menggemaskan," gumam Nikolai mencubit wajah Eleanore gemas, sontak membuat perempuan itu melotot jijik.
Menopang dagu sembari memperhatikan Eleanore yang masih fokus mengemudi, "Aku selalu berandai, perempuan seperti apa yang bisa menaklukkan seorang Romeo Romanoff, ternyata seleranya memang lumayan."
Eleanore hanya diam, tidak menggubris pria itu dan membiarkannya berbicara sendiri.
"Apa yang membuatmu menyukai Romanoff? Mungkin wajahnya?" tanya Nikolai berusaha membayangkan wajah Romeo. "Dia tidak setampan itu."