Bab 34

3K 205 19
                                        

Entah pukul berapa pastinya Nikolai pulang semalam, cukup lama Eleanore menunggunya setelah kepergian Emric dan pada akhirnya ia tertidur. Hanya saja saat pagi buta Eleanore merasakan sebuah tangan besar melingkari tubuhnya dengan posesif, pelukkan yang sangat familiar untuknya.

Dan benar saja, paginya Eleanore melihat sosok Nikolai yang tengah tertidur pulas di sisinya.

Pria itu tampak masih mengenakan pakaian lengkap seperti yang ia kenakan saat pergi, hanya saja terlihat berantakan dengan bau alkohol yang cukup menyengat.

Eleanore segera bangkit tanpa berniat untuk membangunkan pria itu. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan setelah Nikolai bangun, pria itu baru saja pulang dini hari.

Melihat bagaimana pulasnya Nikolai tidur, pria itu tidak terlihat seperti akan bangun dalam waktu dekat dan benar saja pria itu baru bangun setelah jam makan siang lewat.

"Semalam kau minum?" tanya Eleanore mengulurkan secangkir air hangat kepada Nikolai yang tengah memijit pelipisnya.

"Ya."

Pria itu tampak tidak tertarik untuk memberikan penjelasan lebih lanjut membuat Eleanore kembali melayangkan pertanyaan, "Suasana hatimu sedang kurang baik?"

"Tidak."

Bohong.

Bahkan hanya melihat betapa kusutnya wajah Nikolai saat ini sudah membuat Eleanore yakin jika suasana hatinya memang sedang tidak baik. Apa terjadi sesuatu?

Eleanore bahkan tidak tau ke mana pria itu pergi, ia pulang saat dini hari dan tidur begitu saja di sisinya.

"Lalu mengapa kau minum?"

"Apa aku perlu alasan untuk minum?"

Menyebalkan.

Seharusnya Eleanore tidak perlu repot bertanya jika pada akhirnya ia akan mendapatkan jawaban ketus seperti itu.

Nikolai pikir ia peduli kepadanya? Ia hanya penasaran.

"Semalam Emric datang dan mencarimu."

"Kalian berbicara?" Tampaknya topik ini lebih menarik perhatian Nikolai karena pria itu sekarang mendongak ke arahnya, menunggu sebuah jawaban.

"Kami berbincang sebentar." Semalam Emric datang untuk mencari Nikolai dan selama menunggu keduanya berbicara dan bertukar cerita, singkatnya mereka mengadakan reuni kecil yang tak terduga.

"Lain kali usir saja jika tidak ada aku."

Tidak akan, untuk apa Eleanore mengusirnya? Lagi pula Emric adalah temannya, pria itu juga enak diajak berbicara.

Hanya saja Eleanore tak ingin repot mengatakannya dengan lantang, ia hanya bersaut pada batinnya sendiri.

"Aku sudah menghubungimu semalam tetapi kau tidak menjawab panggilanku."

"Kau menungguku pulang?"

"Tidak."

"Baguslah."

"Lain kali tidak usah pulang sekalian," cibirnya melempar Nikolai dengan handuk hangat.

"Kau mengomel seperti seorang istri yang kesal karena suaminya pulang terlambat."

"Pantas saja kau tidak memiliki istri–" ucapannya terhenti menyadari kespontanannya yang mungkin telah menyinggung Nikolai, sontak ia menoleh ke arah pria itu.

Namun bukannya terlihat marah, Nikolai justru menyeringai ke arahnya, dengan sengaja menarik tubuh Eleanore hingga terjatuh ke atas pangkuannya.

"Kalau begitu kau mau jadi istriku?" bisiknya tepat di hadapan wajah Eleanore membuatnya seketika merinding dan mendorong Nikolai, "Tidak sudi!"

Under Her StilettosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang