Langkah besar Nikolai menghampiri Eleanore yang tengah berdiri di taman belakang rumah yang tampak sunyi tidak terjangkau. Pria itu merebut sebatang rokok yang baru saja dihidupkan oleh Eleanore dan segera membuangnya ke tanah, "Berapa kali aku bilang untuk tidak menyentuh benda itu?" cecarnya dengan dahi berkerut tidak suka.
"Cerewet sekali, kau mengatur semua apa yang ku makan dan lakukan, bahkan kau mengatur pergerakkanku."
Ya, sejak dirinya hamil terutama sekarang saat usia kandungannya sudah menginjak empat bulan, pria itu menjadi sangat cerewet dan pengatur.
Nikolai bahkan mengatur jadwal dan menu makanan Eleanore dengan alasan agar nutrisinya tercukupi dengan baik. Suatu hari, di mana seorang pelayan salah menyediakan menu, pria itu langsung mencecarnya habis-habisan.
"Ini demi kebaikanmu dan anak kita."
"Anakmu," ralat Eleanore dengan wajah datar, ia mengambil sebatang rokok lagi dari sakunya.
"Kita," tegas Nikolai tanpa ragu merebut rokok itu dan membuangnya lagi, entah dari mana Eleanore mendapatkan rokok-rokok itu. "Aku tidak membuatnya sendiri."
"Terserah, aku pusing." Eleanore berbalik segera beranjak pergi dari hadapan Nikolai.
Namun dengan cepat pria itu menahannya karena khawatir, "Kepalamu pusing?" Raut wajahnya terlihat serius.
"Aku pusing karena berada di dekatmu!" Dengan cepat Eleanore menepis Nikolai yang selalu berlebihan saat mengkhawatirkannya.
"Jangan berlari!" teriak Nikolai memperingati saat Eleanore berlari menjauhinya dan masuk ke dalam kamar.
Nikolai menyusul Eleanore ke kamar, mendapatinya kini tengah berdiri di depan cermin sembari menyingkap pakaian atas, tampak sedang mengolesi sesuatu pada perutnya. "Itu apa?" tanya Nikolai penasaran.
"Minyak," jawab Eleanore singkat, fokus mengoles minyak pemberian Linette pada perutnya.
"Untuk apa? Kau seperti akan memarinasi perutmu."
"Ini dari ibumu, agar tidak ada stretch mark di perutku nanti."
"Biar aku saja." Dengan cepat Nikolai mengambil alih tugas itu. Untuk beberapa saat Eleanore tampak menikmati usapan Nikolai hingga akhirnya ia menghela nafas dan kembali menurunkan bajunya.
"Ada apa?" Nikolai terlihat begitu sabar meladeni segala perubahan mood dan keinginan Eleanore.
"Pegal."
Usia kandungannya memang baru menginjak empat bulan tetapi Eleanore sudah mulai merasa cepat lelah dan pegal terutama saat berdiri terlalu lama.
"Berbaringlah dengan nyaman." Dengan sigap Nikolai menuntun Eleanore untuk berbaring dan kembali menawarkan jasa mengusap perut. "Aku penasaran bagaimana rasanya hamil?" Mungkin terdengar cukup random, tetapi Nikolai ingin tau bagaimana rasanya ada kehidupan yang tumbuh di dalam diri kita.
"Begitulah, perutku mulai tidak nyaman akhir-akhir ini, rasanya seperti kembung dan menjadi gemuk."
"Gemuk apanya? Kau menjadi semakin cantik."
"Diamlah." Eleanore tetaplah Eleanore, masih sama kejam dan ketus. Kehamilan tidak membuatnya berubah seperti yang sering diceritakan oleh orang-orang.
Padahal Nikolai cukup berharap Eleanore akan menjadi manja dan bergantung kepadanya.
"Kau tidak merasa mual?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Under Her Stilettos
Storie d'amore[COMPLETED] Siapa sangka jika stilettos merah kesayangan Eleanore akan mengantarnya pada Nikolai-nasib buruk dan kemalangan dalam hidupnya. Mengetahui fakta bahwa Eleanore merupakan kekasih dari musuhnya-Romanoff, justru membuat Nikolai semakin tero...