Bab 16

3K 243 19
                                        

Hal pertama yang ia lihat ketika membuka matanya adalah sosok Nikolai yang tengah tertidur pulas. Entah bagaimana Eleanore bisa tertidur di kamarnya bersama Nikolai. Melihat pria itu di sisinya membuat Eleanore teringat akan mantan kekasihnya, Romeo. Status yang dimiliki pria itu sebagai center of attention membuat mereka lebih sulit untuk berkencan ke tempat umum alhasil mereka akan lebih sering menghabiskan waktu di apartemen Eleanore.

Eleanore akan selalu bangun lebih awal ketimbang Romeo dan ia akan mengamati wajah kekasihnya hingga pria itu bangun, karena hanya saat itulah Eleanore bisa memiliki Romeo sepenuhnya, sebagai kekasihnya.

Dan melihat sosok Nikolai di sisinya saat ini mengingatkannya pada Romeo, namun kulit Nikolai tidak seputih Romeo dan tubuh pria itu lebih besar ketimbang Romeo, pria itu bahkan memakan hampir setengah ranjang Eleanore. Perbedaan paling mencolok adalah rambut mereka, Romeo memiliki rambut berwarna caramel sedangkan Nikolai berwarna hitam pekat, sama seperti rambutnya.

Oh tidak, mengapa Eleanore jadi membandingkan Nikolai dan Romeo? Jelas keduanya berbeda, dari sisi mana pun Romeo jauh lebih baik, Nikolai tak sebanding dengan Romeo.

Perlahan Eleanore bangkit dari tidurnya setelah puas tenggelam dalam lamunannya.

Awalnya ia tak bermaksud untuk membangunkan Nikolai karena pria itu akan terus berbicara ketika sudah bangun. Akan tetapi, sweater pink neon berbulu yang tengah dikenakan oleh Nikolai sukses mencari perhatiannya.

"Apa yang kau kenakan?" seru Eleanore, sukses membangunkan Nikolai.

"Kamarmu sedingin Antartika, apa kau beruang kutub?" Nikolai meringkuk kedinginan sembari menarik selimut menutupi tubuhnya.

Eleanore tak menyangka jika pria berbadan besar seperti Nikolai bisa kedinginan, sedangkan dirinya yang masih mengenakan lingerie dress dan kaos milik Nikolai–ah ya, ia masih mengenakan kaos kebesaran milik pria itu.

Suhu kamarnya memang sengaja dibuat lebih dingin karena Eleanore dan Romeo menyukai dingin. Lagi-lagi Romeo, terlalu banyak kenangan bersama pria itu.

"Berkacalah, saat ini kau terlihat seperti beruang pink besar," matanya menyipit, mempertajam penglihatannya, "Bukankah ini sweater milikku?"

"Semalam kau menarik selimutnya dan aku tidak memiliki pilihan lain selain mengenakan sweater yang aku temukan."

"Mengapa tidak membangunkanku? Aku bisa mengambilkan selimut tambahan atau pakaian untukmu."

"Kau bilang sudah tiga bulan kau tidak bisa makan dan tidur dengan benar, jadi semalam aku tidak membangunkanmu karena kau terlihat sangat pulas."

"Mendengar kalimat itu dari mulutmu terdengar sangat aneh. Dan mengapa kau tidak tidur di luar saja?"

Lagi pula, mengapa Nikolai harus tidur di kamarnya?

"Sofamu terlalu kecil."

Mengingat ukuran tubuh Nikolai, itu cukup masuk akal jika sofanya terlalu kecil untuk pria itu.

"Kenakan ini," memberikan kaos knit milik Romeo kepada Nikolai, pria itu tidak mengenakan apa pun di balik sweater pinknya, lantaran Eleanore tengah mengenakan pakaiannya.

"Apa ini milik Romanoff? Tidak sudi," melempar kaos itu ke sembarang arah. "Apa Romanoff masih sering berkunjung kemari? Untuk apa kau masih menyimpan pakaiannya?"

Betapa arogannya Nikolai, pria itu semakin membuat Eleanore ingin menghajarnya.

"Lalu apa aku harus membuangnya?"

"Sebagai mantan kekasih, tidak wajar untuk menyimpan barang satu sama lain."

"Sebagai orang asing, tidak wajar kau menginap di tempatku, dan tidur di atas ranjangku."

Under Her StilettosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang