Bab 17

2.3K 223 5
                                    

"Dia tidak mencari jam tangannya?" gumam Eleanore pada dirinya sendiri tanpa disadari menunggu sosok yang sangat ia benci–tidak, Eleanore hanya menunggu kapan pria itu akan mengambil jam tangannya, namun di satu sisi ia juga tidak berusaha untuk menghubungi pria itu.

Dua minggu tanpa Nikolai dan gangguan dari pria itu membuat hidupnya lebih tenang. Sayangnya Eleanore harus mengakhiri ketenangan itu dengan pulang ke rumah ayahnya dan bertemu dengan sosok Nikolai. Ya, Nikolai Rohlstein tengah berada di rumahnya.

"Sedang apa kau di sini?" tanya Eleanore menatap Nikolai penuh selidik, pria itu tampak rapi namun tidak terlalu formal seperti biasanya bahkan rambutnya tidak disisir dengan baik.

"Bertemu dengan ayahmu," menunjukkan dokumen yang ia pegang kepada Eleanore, "Urusan bisnis."

Tentu saja, bagaimana Eleanore bisa lupa jika Nikolai menjadi kolega bisnis ayahnya. Fakta itu membuat Eleanore semakin membenci Nikolai, karena pria itu mirip dengan ayahnya.

"Jam tanganmu tertinggal di tempatku," timpal Eleanore menahan kepergian Nikolai, ia hanya berniat baik.

"Ah, kau membawanya?"

"Tidak, mau mengambilnya?"

"Simpan atau buang saja, aku masih memiliki jam lain," balas Nikolai terdengar sombong.

Ia tidak bermaksud sombong karena ia faktanya ia memang malas untuk menempuh perjalanan jauh hanya untuk sebuah jam tangan yang bisa ia beli lagi.

"Jam tangan itu terlihat cukup mahal," ucap Eleanore terdengar seperti sedang membujuk pria itu agar berpikir ulang mengenai keputusannya.

"Kalau begitu jual saja," jawaban tak acuh itu keluar dari mulut Nikolai membuat Eleanore sedikit kesal mendengarnya. Jika tau maka sejak awal ia tidak akan susah payah menyimpan jam tangan pria itu.

"Pulang ini aku akan langsung membuangnya, jangan mencarinya lagi."

Pria itu pasti suka menggampangkan segala hal, tidak ada yang penting atau berharga di matanya. Maka dari itu Nikolai akan dengan mudah membuang segala hal.

Saat Eleanore akan pergi dengan rasa kesal yang menyelimuti pikirannya, saat itu Nikolai langsung menahan tangannya, "Temani aku berkuda."

"Tidak mau," tolak Eleanore tanpa berpikir panjang lalu menghempas tangan Nikolai kasar.

"Itu bukan pertanyaan, itu perintah."

"Lantas mengapa aku harus mendengarkanmu?"

"Kau masih memiliki hutang kepadaku."

"Jerk," umpat Eleanore justru membuat Nikolai menyeringai, senang mendengar panggilan sayang yang diberikan oleh perempuan itu untuknya.

Bajingan, bedebah, jerk.

Nikolai menyukai semua panggilan yang diberikan perempuan itu, terdengar seperti sayang di telinganya.

"Yes, I miss you too."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Under Her StilettosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang