Bab 47

2.4K 186 18
                                    

Semua terasa seperti mimpi, jika memang mimpi maka Nikolai hanya ingin segera bangun dari mimpi buruk ini. Waktu berlalu dengan secepat kilat namun di saat yang bersamaan, waktu juga berlalu begitu lama.

"I was such a jerk." Nikolai terus merutuki dirinya sendiri setelah Eleanore masuk ke ruang tindakkan. Beberapa jam berlalu dan para tenaga medis masih berusaha untuk menyelamatkan anaknya dan Eleanore.

Eleanore mengalami pendarahan hebat yang belum Nikolai ketahui penyebabnya. Ia kehilangan banyak darah dan para tenaga medis harus segera melakukan operasi untuk mengeluarkan bayinya.

Pada awal kehamilan dokter pribadi Nikolai menyarankan untuk mengugurkan kandungan karena kehamilan ini akan berbahaya untuk ibu dan bayi. Namun Nikolai dengan keras ingin mempertahankan anak itu bahkan tidak memberitahu Eleanore mengenai keadaannya yang bisa dalam bahaya akibat mengandung.

Namun Nikolai mengatasi itu dengan baik, ia merawat Eleanore dan membuat tubuhnya siap untuk mengandung. Nikolai memperhatikan segala hal yang berkaitan tentang kesehatan dan kehamilan Eleanore hingga akhirnya usia kandungannya bisa mencapai delapan bulan.

Hanya tersisa beberapa minggu lagi maka Eleanore akan melahirkan, seharusnya begitu.

Nikolai merasa telah sangat gagal, ia sudah mengingkari janjinya sendiri untuk menjadi orangtua yang baik dan menjaga Eleanore.

Ada kesedihan yang begitu mendalam tengah menggerogoti dirinya, rasanya seperti mengulang kejadian masa lalu saat pertama kali mengetahui bahwa istrinya telah tiada.

"Nik," Linette memeluk putranya berusaha menenangkan melihat Nikolai yang telah menangis di depan ruang operasi. Hatinya ikut sakit melihat putranya hancur seperti ini. "Eleanore pasti bisa, kita doakan yang terbaik ya."

Tangis Nikolai semakin menjadi, mengingat bagaimana pada satu jam pertama operasi dokter menemuinya dengan wajah gusar sembari memberitahu Nikolai bahwa ada kemungkinan hanya satu yang bisa mereka selamatkan, bayinya atau ibunya. Secara tidak langsung dokter itu meminta Nikolai untuk memilih dan mengorbankan satu.

Bagaimana ia bisa melepaskan anaknya begitu saja? Tetapi Nikolai juga tidak bisa kehilangan Eleanore.

Dengan egois, Nikolai meminta agar dokter menyelamatkan keduanya–tentu saja, mereka akan berusaha untuk melakukan yang tedbaik. Namun Nikolai tetap harus memilih untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Dan pada akhirnya, Nikolai memilih untuk menyelamatkan Eleanore jika memang hanya satu yang bisa diselamatkan.

Ia sangat menyayangi anaknya, sungguh. Bahkan sebelum anak itu lahir dan mengetahui wujudnya, Nikolai sudah sangat menyayanginya. Ia terus memimpikan rasanya menimang dan bermain dengan anaknya, Nikolai telah mempersiapkan segala hal untuk menjadi orangtua yang baik.

Tetapi tanpa disadari, Nikolai lebih menyayangi Eleanore. Tak pernah terbayangkan olehnya jika ia akan kehilangan perempuan itu. Nikolai akan melakukan berbagai cara untuk mempertahankannya agar tetap di sisinya.

Eleanore tidak boleh meninggalkannya.

Saat itu Sang Pencipta seakan mendengar doa Nikolai yang begitu putus asa. Ruang operasi terbuka dan beberapa tenaga medis berhambur keluar dengan sebuah box berisikan bayi yang sangat kecil.

Anaknya.

Anaknya sudah lahir.

Nikolai tidak sempat melihatnya karena mereka membawanya begitu saja. Tak berselang lama dokter yang menangani Eleanore menyusul keluar.

"Pendarahan hebat yang dialaminya menyebabkan bayi harus lahir prematur. Ada banyak kemungkinan hal ini terjadi namun kemungkinan terbesar akibat stres kronis."

Under Her StilettosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang