[COMPLETED] Siapa sangka jika stilettos merah kesayangan Eleanore akan mengantarnya pada Nikolai-nasib buruk dan kemalangan dalam hidupnya.
Mengetahui fakta bahwa Eleanore merupakan kekasih dari musuhnya-Romanoff, justru membuat Nikolai semakin tero...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Membosankan, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan situasi yang tengah Nikolai hadapi saat ini. Di antara puluhan perempuan muda berpakaian sangat minim di hadapannya, tidak ada satupun yang menarik perhatiannya.
Entahlah, mungkin Nikolai sudah terbiasa dengan semua tubuh dan wajah yang sama. Ya, bagi Nikolai mereka semua tampak sama, tidak ada yang baru dan menarik.
"Bagaimana dengan yang satu ini, tuan?" Madam Gi menarik seorang wanita dengan surai gelap ke hadapan Nikolai. Seolah mengerti dengan apa yang dicari oleh pria itu.
Untuk beberapa saat Nikolai memandangi perempuan yang dimaksud oleh Madam Gi.
Tubuh yang ramping juga tinggi, kaki jenjang perempuan itu tampak sempurna, ditambah postur wajahnya yang tegas menjadi point tambahan
"Siapa namamu?" tanya Nikolai mengangkat naik dagu perempuan itu untuk menatapnya.
"Ugelia, tuan."
Untuk sesaat perempuan itu terlihat cukup mirip dengan Eleanore, bahkan suaranya terdengar mirip.
"Kau selalu paling cepat belajar dan mengerti," puji Nikolai pada Madam Gi, tampak puas dengan pilihan wanita itu. "Persiapkan dia, sisanya bisa kembali ke dalam kamar."
Mendengar itu, beberapa perempuan yang sudah berdiri di sana tampak cukup kecewa. Sedangkan perempuan yang dipilih oleh Nikolai terlihat cukup bangga dengan pencapaian barunya tersebut.
Di antara banyaknya perempuan, dirinya lah yang dipilih oleh Nikolai Rohlstein, itu sebuah kehormatan untuknya.
Seperti yang diperintahkan oleh Nikolai, Madam Gi segera mempersiapkan Ugelia, perempuan yang dipilih Nikolai untuk menghabiskan malam bersama pria itu.
Tak berapa lama, Nikolai masuk ke dalam ruangan pribadinya tempat di mana Ugelia menunggu. Namun wajah Nikolai dibuat menekuk tak suka begitu mendapati siapa perempuan yang tengah menunggunya.
"Arona," panggil Nikolai mengenali sosok yang tengah membelakanginya, "Aku tidak memanggilmu kemari."
"Tuan, aku mohon," dengan segera Arona berhambur menghentikan langkah Nikolai yang akan meninggalkannya.
"Seharusnya kau sudah mengenalku dengan cukup baik, Arona. Aku tidak pernah memanggilmu, artinya kau tidak boleh ada di hadapanku."
"Tuan, aku mohon dengarkan aku," Arona berlutut di hadapan pria itu sembari menahan tangannya, "Jangan buang aku seperti ini, se-sebagai gantinya aku bisa memberikanmu sesuatu," tawarnya terbata.
"Sesuatu?" Nikolai menyeringai meremehkan, ia menunduk menatap Arona mengintimidasi, "Kau berani memberikanku sesuatu?"
"Tuan adalah pemilikku, aku hanya milik tuan seorang, tolong jangan biarkan pria lain menyentuhku."