Bab 38

2.9K 167 10
                                        

Sempat Eleanore berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri ketimbang harus kembali pada Nikolai. Namun pada akhirnya, ia tetap melangkahkan kakinya kembali pada Nikolai–bajingan gila yang terobsesi padanya dan stiletto merahnya, seharusnya sejak awal Eleanore tidak mengenakan stiletto merah kesayangannya.

Siapa sangka jika stiletto kesayangannya itu justru mengantarnya pada sosok iblis seperti Nikolai. "Perempuan sepertimu lebih pantas mendampingiku," Nikolai mengecup stiletto merah yang baru saja pria itu pasangkan. "Sudah kuduga ini akan terlihat sangat sempurna pada kakimu."

Entah dari mana Nikolai mendapatkan stiletto merah yang ia bawa sebagai hadiah untuk merayakan kembalinya Eleanore, tidak sedikitpun ia merasa senang atas hadiah yang diberikan oleh Nikolai.

"Kau tau, aku justru merasa sangat terhibur melihat ekspresimu saat ini," aku Nikolai melihat Eleanore yang menatapnya dengan jijik.

"Lepaskan aku, Nikolai."

"Tidak akan pernah." Nikolai berdiri tepat di hadapan perempuan itu, mendekatkan tubuhnya seraya berbisik, "Sampai ke neraka pun, aku akan terus menemukanmu dan menyeretmu kembali. Lagi pula, kau sendiri yang datang kepadaku di saat aku sudah memberimu kesempatan untuk melarikan diri."

Kesempatan? Pria itu menggunakan berbagai cara licik untuk membuat Eleanore kembali padanya, ia tidak pernah benar-benar memberikan Eleanore kesempatan.

"Bedebah gila!" teriaknya tanpa ragu memukul tubuh Nikolai mundur, "Seharusnya sejak awal aku menusuk lehermu, mengirimmu ke neraka agar kau membusuk di sana!"

"Aku tidak keberatan jika kau berada di dalam neraka yang sama denganku. Jika tidak, maka aku akan kembali dari neraka dan membawamu bersamaku."

Nikolai meniup daun telinga perempuan itu seraya memainkan surai gelapnya, menghirup dalam aroma bunga peony yang melekat pada surai perempuan itu.

"Aku sudah lelah mendengar semua omong kosongmu. Kau membuatku semakin muak."

Nikolai tampak menyeringai puas mendengar pengakuan Eleanore barusan, ia mengangkat dagu perempuan itu agar mendongak, "Kataleeva Eleanore, apa aku harus membuatmu hamil agar kau berhenti mencoba melarikan diri dariku?"

Dengan cepat Eleanore menepis tangan Nikolai dan tanpa ragu meludahi wajah pria itu, "Ada banyak pelacur di luar sana, kau bisa memilih mereka."

Bukannya marah, tawa justru Nikolai menggema ketika Eleanore meludahinya, dengan santai ia membersihkan wajahnya dengan sebuah sapu tangan.

"Tidak ada yang sehebat dirimu ketika berada di atasku."

Menghina, memaki, meludahi, melukai, semua sudah Eleanore lakukan.

Seharusnya ia tau jika semua itu tidak ada gunanya karena bajingan itu sudah sangat terobsesi kepadanya.

"Apa yang membuat penjahat kelamin sepertimu begitu terobsesi kepadaku?"

"Stiletto merahmu," aku Nikolai mengingat kembali pertemuan pertama mereka.

"Apa kau memiliki fetish terhadap stiletto atau sesuatu yang berwarna merah?"

"Bukan hanya itu, setiap lekuk tubuhnu, aromamu, kaki jenjangmu, wajahmu, aku menyukai segala tentangmu, Eleanore," lanjutnya sukses membuat Eleanore merinding.

"Sejak awal kau melakukan ini hanya karena aku kekasih Romeo Romanoff, bukan? Tujuanmu hanyalah balas dendam, kau hanya ingin merebut segala hal yang menjadi milik Romeo, termasuk aku."

"Bravo! Perempuan pintar, kau semakin membuatku menyukaimu." Pria itu menepuk tangannya keras. "Awalnya aku memang tertarik karena kau adalah perempuannya Romanoff. Namun, pada akhirnya aku tertarik karena kau adalah Eleanore, perempuan dengan stiletto merah kebangaannya."

Under Her StilettosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang