Bab 18

2.8K 257 3
                                        

Entah sudah berapa lama Eleanore menghabiskan waktunya di dalam istal, terus terjaga sembari menatap kosong ke arah equine sling yang tak lagi menanggung tubuh Rome, kuda kesayangannya yang telah tiada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah sudah berapa lama Eleanore menghabiskan waktunya di dalam istal, terus terjaga sembari menatap kosong ke arah equine sling yang tak lagi menanggung tubuh Rome, kuda kesayangannya yang telah tiada.

Kuda putih itu mati dihadapan Eleanore, di depan matanya sendiri Rome ditembak oleh Nikolai. Tidak pernah ia sangka, membawa Nikolai ke istal akan menjadi malapetaka.

Nikolai memang bajingan yang tidak memiliki hati nurani tetapi Eleanore tidak menyangka jika pria itu sekejam ini.

Eleanore sudah mengasuh Rome sejak lama, kuda itu diberikan oleh Romeo Romanoff, mantan kekasihnya untuknya sebagai hadiah. Ia masih mengingat dengan jelas saat pertama dirinya melihat Rome, selama ini ia merawat dan mengasuhnya dengan baik.

Dan juga hanya itu satu-satunya kenangan Romeo yang tersisa, kuda mereka, Rome. Itu juga menjadi salah satu alasan mengapa Eleanore sangat memperjuangkan hidup kudanya itu, namun Nikolai seperti iblis menembaknya mati dengan kejam dalam sekejap.

Duka yang dialami Eleanore mungkin akan membuatnya tetap terjaga di dalam istal untuk waktu yang lama, jika bukan karena dokter keluarganya yang menemuinya secara pribadi dan memberitahu tentang kondisi ayahnya yang memburuk.

Semua ini, seolah-olah Eleanore tidak diberi waktu yang cukup untuk berduka akibat kehilangan Rome.

Kabar buruk lainnya yang datang justru mengalihkan kesedihan Eleanore.

"Kemarin keadaan ayahmu sudah membaik, dan sekarang memburuk lagi," jelas dokter paruh baya yang sudah merawat dan mengontrol kesehatan ayahnya selama ini.

"Kemarin? Apa ayahku sudah lama sakit?" Eleanore sama sekali tidak tau jika ayahnya sedang sakit.

"Selama dua minggu keadaannya memburuk, kekasihmu datang dan menjaganya."

"Kekasihku?"

Tidak munafik jika orang pertama yang terlintas di dalam benak Eleanore adalah Romeo, namun hal itu sangat tidak mungkin terjadi.

"Tuan Nikolai, dia bilang dia kekasihmu. Apa dia tidak memberitahumu bahwa ayahmu sedang sakit?"

Dan benar saja, Eleanore kembali menelan kecewa tatkala ia mendengar nama Nikolai, bahkan kali ini ia mendengar nama pembunuh Rome sebagai kekasihnya.

Sejak kapan mereka menjadi kekasih? Tidak sudi, ia tidak akan pernah sudi menjadi kekasih pria itu.

"Tidak ada yang memberitahuku apa pun."

"Keadaannya menurun akibat stress, lalu semakin parah karena beliau terjatuh tak sadarkan diri di kamar mandi, beruntung saat itu kekasihmu ada di sini dan segera menolongnya."

Eleanore tak mempermasalahkan ucapan pria paruh bayah yang berpikir bahwa Nikolai adalah kekasihnya, karena bukan itu masalah utamanya sekarang. Itu tidak penting.

Under Her StilettosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang