Puluhan pasang mata serempak memandang ke arah Nikolai yang tiba-tiba saja tertawa dengan sangat lantang dipertengahan rapat yang sangat membosankan itu. Nikolai tertawa seolah ada hal yang begitu lucu di layar ponselnya. Tidak ada yang berani menegur Nikolai, semua hanya menunduk takut menunggu pria itu untuk berhenti tertawa.
"Rapat hari ini aku akhiri di sini kalian semua boleh pulang lebih awal," ujarnya kemudian bangkit meninggalkan ruang rapat meninggalkan seluruh karyawan yang bertanya-tanya.
Bukan hanya karyawan di sana, bahkan Yuriko yang mengikuti Nikolai sedikit kewalahan karena aksi tak terduga pria itu. "Sir, apa ada kabar baik?" Sudah lama Yuriko tidak melihat Nikolai seperti ini, pria itu terus tersenyum begitu tipis–atau tepatnya menyeringai puas.
"Lyubov menarik pelatuk untukku," jelasnya membuka dasi serta tiga kancing teratas yang mencekik lehernya, "Tak kusangka dia begitu berani dan cerdas, tidak perlu diragukan lagi Eleanore adalah putrinya."
Nikolai melempar ponselnya ke arah Yuriko, pria bertubuh kecil itu segera menangkapnya dengan jantung yang bergemuruh hebat, jika ia tidak bisa menangkap ponsel itu tepat waktu mungkin tubuhnya yang akan dilempar Nikolai dari atas gedung.
"Pria tua bangka itu memang sangat cerdas dan licik, dia tau betul kelemahan putrinya."
Mata Yuriko membelak sempurna ketika mendapati berita tentang kecelakaan sebuah helikopter yang ditumpangi oleh Romeo Romanoff, Pangeran Agung yang akan menjadi Kaisar Agung Rusia.
"Anda tidak terlibat, bukan?" dengan ragu dan takut, Yuriko berusaha memastikan jika ini bukan ulah atasannya.
Sontak tawa Nikolai pecah, "Apa aku sekejam itu di matamu? Aku sudah tidak memiliki urusan dengan Romeo Romanoff."
Ia memang membenci Romeo, pria yang ia anggap sebagai pembunuh istrinya. Namun setelah mengetahui fakta tentang Pavlena dan Leo, rasanya ia ingin berterima kasih kepada siapapun yang telah membunuhnya–ah, bukankah Lyubov juga yang telah membunuh Pavlena? Pria tua bangka itu memang sangat berguna.
"Bagaimana Tuan Lyubov bisa menyabotase helikopter milik Pangeran Agung Rusia?"
Nikolai mengedikkan bahunya tak acuh, "Tugasku hanya melanjutkan apa yang telah ia mulai, mari kita ke rumah sakit dan menemui teman lama."
Setidaknya Nikolai harus menunjukkan empatinya atas kecelakaan ini sekaligus menunggu target utamanya untuk masuk ke dalam perangkap.
Siapa bilang Nikolai tidak pernah mencari Eleanore? Setelah perempuan itu hilang ia tidak membiarkan bawahannya untuk tidur dengan tenang bahkan sedetikpun sampai mereka menemukan keberadaan Eleanore.
Pria itu hanya tidak menunjukkan rasa kehilangannya setelah kepergian Eleanore. Saat malam tiba, ia akan kesulitan untuk tidur memikirkan anjing kecilnya yang entah berada di mana, rasanya Nikolai marah dan khawatir di saat yang bersamaan, ia ingin menghukum juga memeluk perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Her Stilettos
Romance[COMPLETED] Siapa sangka jika stilettos merah kesayangan Eleanore akan mengantarnya pada Nikolai-nasib buruk dan kemalangan dalam hidupnya. Mengetahui fakta bahwa Eleanore merupakan kekasih dari musuhnya-Romanoff, justru membuat Nikolai semakin tero...